Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Tulus dan Ikhlas dari Rosan Perkasa Roeslani

5 Desember 2021   09:58 Diperbarui: 5 Desember 2021   10:02 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rosan Roeslani dikenal memiliki sifat yang tulus dan ikhlas dalam melakukan sesuatu pekerjaan. (Foto: Instagram @2gek_ayu)

"Saya hanya melakukan sesuatu yang saya mau dan ingin saya lakukan. Kalau tidak ingin dilakukan, saya tidak akan kerjakan biarpun banyak yang menilai lebih menguntungkan." Imbuh Rosan.

Banyak hal yang patut dipelajari dan diikuti oleh sosok Rosan ini. Prinsip hidupnya amat baik terutama untuk mereka yang acap menengok kebelakang dalam menghadapi persoalan hidup. Jika itu terjadi, bukan solusi yang didapat melainkan penyesalan.

"Ya, saya tidak mau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hati nurani. Saya juga pantang menengok ke belakang. Saya selalu mengatakan bahwa peristiwa yang sudah lampau jangan pernah disesali. Cukup diambil hikmahnya untuk dijadikan sebagai bekal ke depan. Saya mengibaratkan masa lalu itu anak sekolah dasar (SD) yang tidak naik kelas. Anak SD kalau tidak naik kelas, pasti dia akan merasa sangat menyesal dan menangis. Apakah ada perubahan kalau si anak itu menangis? Apakah dia naik kelas? Tentu tidak, kan?
Buat apa menangisi dan menyesali masa lalu? Justru ke depan kita harus belajar lebih giat, lebih rajin. Berpikir positif. Kalau menurut kita itu akan berubah, boleh kita curahkan pikiran, waktu, dan tenaga. Kalau tidak berubah, buat apa dipikirkan? Lebih baik ambil hikmahnya dan melakukan perubahan. Bersikap seperti itu, saya yakin ke depan akan menjadi lebih enak, plong." Ungkap ayah tiga anak ini.

Rosan Roeslani bersama keluarga tercinta. (Foto: Instagram @2gek_ayu)
Rosan Roeslani bersama keluarga tercinta. (Foto: Instagram @2gek_ayu)

Rosan juga sangat menjunjung tinggi filosofi hidupnya yang harus bersyukur dan memperbanyak teman. Dari situ maka akan didapat nilai positif, termasuk doa dari orang-orang terdekat. 

"Kalau ada orang lain yang memiliki pandangan berbeda, tidak apa-apa. Tapi niat saya baik. Di satu sisi, saya masih muda dan mendapat rezeki dari Allah yang lumayan untuk disyukuri. Saya mempunyai banyak teman. Kalau kita berbuat sesuatu, mereka mendoakan saja itu sudah sangat penting. Doa tidak bisa diukur." Kata Rosan lagi.

Dengan memiliki sifat yang tulus dan ikhlas, terbukti, karir Rosan Perkasa tetap langgeng. Ini ditandai setelah menyelesaikan masa tugas sebagai ketum Kadin, suami dari Anak Agung Ayu Manik Mulyaheni ini mendapat kepercayaan dari presiden Jokowi sebagai Dubes RI untuk Amerika.

(5/12/2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun