Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Angker Menuju Desa Sinden

27 Maret 2021   20:59 Diperbarui: 27 Maret 2021   21:07 2254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ray langsung pucat.

"Di situ memang gak boleh kencing. Kalian pasti diikuti." kata perempuan setengah tua sambil meletakan dua mangkuk mie instan di meja.

Seperti dengar suara petir di siang bolong, kami berenam langsung merinding.

"Kecuali kalian kembali ke sana dan siram bekas kencing tadi dengan air yang ada di bawah sana" terangnya sambil mengarahkan tangannya ke belakang warung.

"Air apa dan dimana itu Bu?" aku memberanikan diri bertanya mewakili teman-teman.

"Di bawah sana ada sungai kecil. Dulu tempat petilasan para leluhur. Air yang kalian ambil nanti di tempat itulah yang bisa membuat kalian tidak diikuti kemanapun kalian berjalan." Jelas ibu itu lagi.

"Tapi sudah mau subuh ini Bu. Apa mungkin kita bisa ke sana?" tanya Ara gantian.

"Justru kalau sudah pagi air itu sudah tak bisa lagi menghilangkan sisa kencing teman kalian."

"Elo sih Ray pake kencing segala. Berabeh kan jadinya!" Arda agak kesal.

"Iye Ray Lo jadi ngambat tujuan kita sampe lokasi nih!" timpal Anto.

Ray tak bisa berkata apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun