Mohon tunggu...
Surya Ferdian
Surya Ferdian Mohon Tunggu... Administrasi - Shalat dan Shalawat Demi Berkat

Menikmati Belajar Dimanapun Kapanpun

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

55 Negara Larang Penggunaan Asbes, Bagaimana dengan Indonesia?

7 September 2016   20:12 Diperbarui: 22 Desember 2016   11:50 33276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: perumbkbi.blogspot.com

Jika dihitung nilai konsumsi berdasarkan selisih antara impor dan expor, maka pada tahun 2015 saja Indonesia sudah mengkonsumsi 123,268 ton asbes. Chrysotile menjadi bahan baku favorit yang diimpor oleh setidaknya 15 industri pengolahan asbes di Indonesia. Lebih dari 1,2 triliun keuntungan dihasilkan oleh perusahan manufaktur asbes di Indonesia di tahun 2014 (Statistik Industri Manufaktur, 2014.BPS).

Alasan harga murah, kuat dan tahan lama serta efisiensi menjadi materi kampanye penggunaan asbes oleh industri di Indonesia. Melupakan persoalan bahaya yang terkandung di dalamnya. Bahkan tidak ada tanda peringatan bahaya yang didapati masyarakat saat akan membeli produk asbes. Parahnya, bahkan pekerja di pabrik-pabrik pengolahan asbes yang sehari-hari mengolah asbes mentah dibiarkan abai terhadap potensi bahaya asbes.

Berdasarkan data statistik perdagangan luar negeri –impor, BPS yang diolah dari tahun 2007-2015, terdapat 5 negara yang menjadi sumber asbes di Indonesia. Rusia, Brazil, China, Canada, dan Kazakhstan. Dari 5 negara inilah Indonesia memperoleh bahan baku bagi industri pengolahan asbes. Celakanya saat ini Indonesia sedang giat membangun kerja sama dengan negara-negara tersebut dalam proyek-proyek infrastruktur.

Cukup menarik bahwa ternyata impor asbes ke Indonesia dilakukan dengan cara yang berbeda antara sebelum tahun 2011 dan setelahnya. Sebelum tahun 2011, dengan terang-benderang importase asbes menggunakan nama chrysotile, crocidolite dan Other Asbestos Crocidolite and Chrysotile. Namun setelah tahun 2011, impor dilakukan dengan nama 'other asbestos.' Nama yang cukup halus untuk barang yang berbahaya.

Dari penelusuran data statistik Direktori Importir Indonesia, BPS tahun 2007-2015 yang dilakukan, didapati kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan yang sebelum 2011 mengimport chrysotile merubah impor barang yang sama namun dengan nama berbeda 'other asbestos.' Sampai saat ini, perusahaan-perusahaan tersebut masih menjadi pengimpor dan pengolah bahan dasar asbes menjadi beraneka ragam produk asbes mulai dari asbes semen lembaran rata, asbes semen lembaran bergelombang, genteng asbes, paking, dan lain sebagainya.

Bahkan di salah satu pabrik asbes yang dipantau langsung, impor asbes jenis chrysotile ini terkonfirmasi. Kontainer ukuran 20 kaki terlihat memasuki areal pabrik untuk menurunkan chrysotile yang di karungnya bertuliskan aksara Rusia. Di pabrik yang berbeda, hal yang juga dipantau hal yang sama juga terlihat.

Mengatasi Ancaman Asbes
Sepuluh tahunan belakangan ini kalangan akademis di Indonesia mulai memperhatikan isu dampak asbes bagi kesehatan. Sejumlah akademisi arsitektur di sejumlah kampus misalnya sudah dengan tegas mendidik mahasiswanya untuk tidak menggunakan asbes dalam desain konstruksi. Begitu pula dengan akademisi bidang kesehatan masyarakat, yang mempublikasikan sejumlah jurnal terkait bahaya asbes bagi kesehatan. Walaupun belum banyak hasil riset yang dipublikasikan, sejumlah dokter spesialis okupansi juga sudah memulai langkah untuk meningkatkan pemahaman dampak bahaya asbes termasuk untuk membuktikan bahaya pajanan asbes bagi pekerja di pabrik-pabrik asbes di Indonesia.

Sejumlah organisasi/lembaga swadaya masyarakat di Indonesia juga tidak ketinggalan untuk turut serta mengampanyekan bahaya asbes dan pentingnya penanggulangan asbes yang sudah terpakai oleh masyarakat.

Sumber: newssafety.blogspot.com
Sumber: newssafety.blogspot.com
Lepasnya debu asbes di udara dan pajanannya kepada manusia menjadi fokus sejumlah kalangan yang konsern dalam pelarangan asbes, Ban Asbestos. Langkah untuk mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan asbes di satu sisi dirasa perlu diimbangi dengan langkah melindungi masyarakat pengguna asbes untuk mulai melindungi diri atas debu terlepas dari asbes yang mereka gunakan.

Asbes yang patah, pecahan asbes, dan berbagai kemungkinan terlepasnya debu asbes menjadi hal yang perlu dijaga dari pajanan ke masyarakat. Membuang asbes sembarangan, apalagi memecahkan asbes akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Program asbestos removal mulai diperkenalkan oleh kalangan yang perhatian terhadap kesehatan masyarakat.

Bersamaan dengan itu dorongan agar perusahaan mulai mengalihkan bahan asbestos menjadi bahan yang tidak berbahaya terus diupayakan agar tidak semakin banyak potensi kanker akibat asbes yang mungkin akan dihadapi Indonesia di tahun-tahun mendatang. Tanda-tanda peringatan bahaya asbes dan upaya perlindungan pekerja dari pajanan asbes sudah semestinya menjadi kesadaran di manajemen perusahaan produsen asbes di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun