Mohon tunggu...
Sandy Pratisari
Sandy Pratisari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang pengajar dari salah satu SMA Negeri di salah satu kabupaten provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sisihkan Perangkat Perang, Mari Bersenang-senang

6 Januari 2023   08:00 Diperbarui: 6 Januari 2023   08:01 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia pendidikan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disingkat RPP merupakan salah satu perangkat yang tidak asing yang harus dimiliki oleh setiap guru jika ingin berangkat berperang. Berperang bukan dalam arti kata sesungguhnya namun kata tersirat untuk menciptakan sesuatu menarik yang akan disajikan kepada para peserta didik sehingga saat berada di kelas, siswa merasakan energi dan pengetahuan baru setiap harinya. Sebagian besar dari guru setuju bahwa salah satu ciri guru yang baik adalah guru yang selalu membuat perencanaan sebelum melaksanakan proses pembelajaran sehingga pada saat "berperang" lebih terarah, sistematis dan tujuan yang telah ditetapkan dalam setiap kompetensinya dapat terukur dan tercapai kesuksesannya.

Mengarah pada pentingnya tujuan serta fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, seharusnya guru memiliki kesadaran dalam membuat rencana pembelajaran dan menerapkan RPP tersebut secara konsisten dalam kegiatan pembelajaran.Namun faktanya, RPP hanyalah pelebur kewajiban diawal tahun pembelajaran sebagai pemenuhan dokumen administratif yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah. Tidak hanya itu, RPP  menjadi hiasan di meja yang disimpan untuk pemenuhan penilaian ketika sekolah akan di akreditasi atau guru akan di supervisi. 

Inilah fenomena yang terjadi di dunia pendidikan kita, ditambah lagi dengan perubahan format dari RPP sendiri berubah-ubah. Mengacu pada Permendikbud No.160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan 2013 dimana mulai diterapkannya kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 2006. Perubahan ini berpengaruh pula terhadap perubahan format RPP. Mulai dari format yang berlembar-lembar berganti dengan format RPP satu lembar. Belum lama berlangsung Kurikulum 2013, sudah berganti lagi dengan Kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka Belajar yang mana RPP pun berubah nama menjadi Modul Ajar.

Namun dari setiap perubahan itu tetap sama, efektifitas dari Perangkat Perang ini tetap tidak berubah. Mengapa demikian? karena kondisi di sekolah lebih tepatnya dikelas tidak bisa diakomodir oleh RPP. Sebagai contoh, jika seorang Wakil Kepala Sekolah dengan berbagai tugas tambahan yang harus dijalankan sehingga terlambat masuk kelas tidak dapat dihindari atau jika guru sudah membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan multimedia namun karena kondisi tertentu perangkat tersebut tidak berfungsi. Contoh lain saat guru tiba-tiba ada rapat mendadak yang harus dihadiri. Dalam kondisi yang dijabarkan, apakah rencana pembelajaran 2 x 45 menit yang tercantum dalam RPP atau Modul Ajar akan tercapai dan dapat dilaksanakan? 

Kenyataannya guru butuh kreatifitas dan inovasi jika rencana yang sudah dibuat, terkendala untuk dilaksanakan yaitu sisihkan perangkat perang atau RPP sejenak dan Ubah rencana dengan mengajak siswa bersenang-senang. Dimana bersenang-senang ini bukan berarti mengajak siswa berhura-hura atau melupakan kegiatan pembelajaran namun mengubah pembelajaran menjadi menyenangkan dengan bermain game. Bermain game dikelas merupakan hal yang pernah bahkan mungkin sering dilakukakan oleh guru. Bermain game dalam menyampaikan materipun ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa(Bayu, 2019). Salah satunya adalah model permainan TGT (Team Games Tournament) yang menggunakan audio-visual atau ICT yang memberikan pengalaman menarik untuk siswa seperti kuis di televisi. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Johns Hopkins. Dalam permainan ini, siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari empat sampai lima orang yang kemudian memainkan games untuk mendapatkan skor untuk kelompok masing-masing dengan menjawab pertanyaan dari guru dalam bentuk kuis yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Ada beberapa model permainan TGT dengan menggunakan situs online sehingga siswa dapat mengakses game ini mudah dimanapun dan kapanpun. Permainan itu adalah Wordwall.

https://wordwall.net/


Dalam situs ini, guru dapat memilih berbagai permainan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan materi pembelajaran. Ada beberapa permainan Wordwall yang dapat menjadi pilihan seperti menjodohkan, kuis, membuka kotak, roda acak, kuis gameshow dan masih banyak lagi.

Kegiatan belajar dengan permainan Wordwall yang dibuat dalam pembelajaran kooperatif dengan model TGT memberikan berbagai manfaat yaitu menjadikan siswa lebih tertarik dalam pembelajaran serta dapat menumbuhkan sikap kerjasama, tanggungjawab dan kompetisi sehat antar siswa dalam pembelajaran. Tidak hanya itu, guru dapat melakukan penilaian saat permainan berlangsung untuk mengukur sejauh mana pemahaman materi yang diterima siswa sekaligus dapat melakukan penguatan terhadap materi tersebut. Selain itu, kegiatan belajar mengajar menjadi lebih variatif serta menjadi solusi dari berbagai masalah guru dalam pembelajaran seperti rendahnya minat belajar siswa, rendahnya motivasi belajar siswa ataupun rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

Singkatnya keberadaan RPP tidak dapat mencakup kondisi di lapangan secara keseluruhan sehingga perlu kreatifitas guru agar pembelajaran tetap berjalan, materi tersampaikan dan siswa menjadi senang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun