Mohon tunggu...
Sandy Oogway
Sandy Oogway Mohon Tunggu... Tutor - Friendly Coach No.1 Indonesia

Praktisi Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Zona Nyaman Sesungguhnya

30 November 2021   15:41 Diperbarui: 2 Desember 2021   03:06 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya harus menyelesaikan berita dengan cepat dan akurat. Saya kembali merasakan perubahan iklim kerja. Saya sempat kewalahan saat menyesuaikan diri selama setahun bekerja di tempat kerja baru.

Sekarang, saya sudah bekerja selama delapan tahun terhitung dari Januari 2012. Memilih berita, menulis naskah berita, hingga membuat sejumlah grafis untuk keperluan tayang, saya dapat lakukan dengan cepat. Hingga akhirnya, saya kembali merasakan zona nyaman. 

Saya lalu berpikir untuk melakukan kegiatan bermanfaat ataukah hanya menghabiskan waktu luang dengan bermalas-malasan. 

Bila saya memilih untuk bermalas-malasan, itu berarti saya memilih menenggelamkan diri ke dalam zona nyaman. Sementara, bila saya memilih untuk melakukan kegiatan bermanfaat, itu berarti saya harus mengeluarkan energi lebih saat melakukan kegiatan lain. 

Saya lantas berpikir menyiapkan mental saat saya melangkah melakukan sejumlah kegiatan tambahan usai menyelesaikan pekerjaan utama.

Akhirnya saya memilih untuk melakukan kegiatan bermanfaat dan meninggalkan zona nyaman di tempat kerja. Saya tetap bekerja di tempat lama tetapi saya mengambil kesempatan mengajar menjadi dosen di salah satu univertas wilayah Jakarta Timur. 

Selain itu, saya melanjutkan pendidikan profesi di bidang public speaking atau pembicara publik dan media planner. Dengan kedua gelar profesi tersebut, membuat saya semakin sibuk sebagai pembicara publik.

Kita dapat menarik kesimpulan dari pengalaman saya ini. Zona nyaman sesungguhnya merupakan kreasi diri sendiri saat kemampuan kita sudah sampai pada level mahir. Kemahiran tanpa disertai dengan variasi kegiatan akan menciptakan kondisi statis dalam kehidupan. 

Kondisi statis bila terjadi dan berulang secara terus menerus dapat menciptakan kebosanan dan kejenuhan dalam pikiran. Akhirnya, kita kehilangan gairah hidup dan berupaya menemukan pekerjaan baru yang kita anggap lebih menantang.

Kita perlu pahami bersama bahwa pada dasarnya kehidupan ini membutuhkan tantangan baru karena dengan tantangan baru itulah kita merasakan perubahan hidup dan merasakan proses belajar. 

Dinamika dari tantangan baru akan membentuk pola pikir baru dalam kehidupan kita, sehingga kita dapat terus mengembangkan diri menjadi pribadi dengan kekuatan mental yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun