Mohon tunggu...
Sandi Nurcahyo
Sandi Nurcahyo Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Twenty one years old

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muslim Etnis Rohingya di Aceh Sebenarnya dari Mana?

14 Januari 2023   19:11 Diperbarui: 14 Januari 2023   19:20 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55798047

Kebanyakan dari orang - orang mengetahui bahwasanya etnis rohingnya adalah sebuah kelompok etnis yang berada di negara burma atau yang lebih sering disebut dengan Myanmar, yang mana puncaknya pada tahun 2017 etnis ini diserang oleh pemerintahnya sendiri. Secara posisi, etnis rohingnya bertempat tinggal di daerah bernama Rakhine, yaitu berada disebelah barat berbatasan dengan Teluk Benggala dan Bangladesh. 

Sejarah Muslim Rohingya

Diketahui, negara Myanmar berasal dari beberapa jenis suku yang didominasi oleh suku Birma dengan presentase 85 persen (asal mula Myanmar disebut Burma), sedangkan sisanya dihuni oleh etnis - etnis lain seperti suku Kayah, Syan, Kachin, Chin, Magh dan tentunya etnis ummat muslim dari suku Rohingya. 

Beberapa sejarawan mengatakan bahwasanya etnis rohingnya telah berada di Myanmar sejak ratusan yang lalu, akan tetapi sejarawan lain mengatakan bahwa etnis ini berada di sana kurang dari seratus tahun yang lalu. 

Sejarawan lain mengatakan bahwa mereka berasal dari sebuah kerajaan Islam yang berdiri disana bernam kerajaan Arakan yang berdiri antara tahun 1430 - 1784 dengan pembuktian ditemukannya Masjid Badar  yang diperkirakan telah dibangun sekitar tahun 1430-an.

Menurut catatan sejarah, raja Burma (Myanmar) waktu itu yang bernama Bodawpaya menyerang Arakan hingga habis, oleh karenanya penyerangan inilah yang diduga menjadi pemicu peninggalan - peninggalan agama Islam disana, diketahui juga bahwa suku - suku Magh yang tinggal disana diprovokasi untuk melakukan pembantaian terhadap Arakan. Genosida dan diskriminasi makin berlanjut hingga akhirnya bangsa Inggris datang di tahun 1824. 

 Ditahun 1942 etnis Rohingnya diketahui pernah mendapatkan serangan orang - orang dari suku Magh yang telah diprovokasi sebelumnya, sehingga menyebabkan lebih dari 100.000 etnis Rohinya tewas terbunuh pada waktu itu. Ditahun 1947 diwaktu negara Myanmar berniat mendeklarasikan kemerdekaannya dihadapan dunia, semua suku yang berada disana diundang kecuali suku dari etnis Rohingya.

Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) memberi tanggapan bahwasanya etnis Rohingya ini adalah sebuah etnis yang paling dipersekusi atau yang paling mendapatkan perlakuan buruk di dunia, akan tetapi Myanmar membantah pernyataan PBB tersebut dengan alibi bahwasanya etnis Rohingya adalah sekelompok pendatang baru dari subkontingen dari India, sehingga negara tidak memasukan etnis ini ke kelompok masyarakat adat yang berhak mendapatkan kewarganegaraan Myanmar, terlebih etnis Rohingnya sendiri berpendapat bawa mereka adalah bagian dari Myanmar dan dipersekusi oleh negaranya sendiri.

Pembantaian Di Tahun 2017

Di tragedi pembantaian 2017, Myanmar telah membantah bahkan menutup - nutupi aksi pembantaian ini. Myanmar beralasan bahwasanya mereka melakukan serangan balasan terhadap milisi Rohingnya yang waktu itu melakukan penyerangan terhadap pos polisi. Dalam penyerangan balasan tersebut, dapat diketahui bahwa etnis Rohingya yang tewas berjumlah hingga 6700 orang dalam jangka waktu satu bulan. 

Selanjunya di tahun 2020, publik digegerkan dengan pernyataan polisi Myanmar yang membelot, dalam keteranganya polisi tersebut mendapatkan tugas penyerangan untuk menembaka apapun yang mereka lihat disana, mulai dari anak - anak, wanita, orang tua dan yang lainya. 

Pertanyaan yang sering kali muncul yaitu apakah sebenarnya mereka menyerang karena konflik agama atau adanya konflik lain seperti  ketegangan antar etnis atau bahkan ekonomi. 

Menurut jurnal yang dirislis oleh Amnesty International, negara bagian Rakhine adalah negara bagian yang tergolong miskin ke bawah di negara Myanmar.

 Etnis - etnis yang berada disini akhirnya merasa terdiskriminasi dan merasa terpinggirkan oleh pemerintah pusat (etnis Burma), sehingga etnis Rohingya yang berada di Rakhine dianggap sebgai pesaing oleh etnis - etnis lain yang tinggal disana dalam memperebutkan sumber daya (berebut makanan). Keadaan makin bertambah parah karena Myanmar membiarkan perilaku ketidakpercayaan antar etnis berlangsung sangat lama. 

Jika dilihat dari sisi agama, menurut Amnesty International dikarenakan pembatasan gerak yang diberikan pemerintah terhadap etnis Rohingnya, bahkan pemerintah telah membatasi akses bantuan dari Internasional. 

Selain itu, etnis muslim di Rakhine juga diberi batasan untuk melakukan ibadah agamanya dengan bebas, warga rohingya yang berada di utara dilarang untuk berkumpul lebih dari orang, sehingga dengan terpaksa mereka melakukan ibadah agama dengan sembunyi - sembunyi, dan yang lebih parahnya akan terjadi pemerasan dan pembantaian jika ketahuan. 

Nasib Etnis Rohingya

Sejak tahun 2017 setelah pembantaian, diketahui bahwa kuarang lebih 170.000 orang dari etnis Rohingya kabur dan mencari pertolongan pindah kenegara - negara lain. Bangladesh menjadi tujuan terbanyak dari perjalannan etnis ini, untungnya Bangladesh memberikan fasilitas penampungan terhadap etnis ini dinegaranya, bahkan pengungsian itu menjadi sebuah camp pengungsian terbesar di dunia. 

Namun, di pengungsian tersebut etnis ini tidak mendapatkan kesejahteraan, sehingga banyak orang - orang yang tidak tahan di camp ini pergi keluar mencari pekerjaan ke negara lain. Jalur laut menjadi pilihan utama ketika hendak keluar dari pengungsian, umunya mereka menumpang dengan kapal kecil berisikan ratusan orang dan sering disiksa di atas kapal. 

Ditahun 2020, ada 99 orang etnis Rohingya yang berniat kenegara Malaysia, akan tetapi kapal mereka rusak dan akhirnya mendapat tumpangan oleh nelayan Aceh, Indonesia.

Kabar baiknya, pada waktu itu berbeda dengan pemimpin negara - negara lain yang berhati hati dalam mengambil sikap, presiden Filipina, Rodirgo Duterte malah menyatakan siap menampung etnis tersebut dinegaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun