Mohon tunggu...
Sandrina Septiani
Sandrina Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa, Program Studi Akuntansi Universitas Pancasakti Tegal

Sandrina Septiani, penulis yang merupakan mahasiswa aktif Universitas Pancasakti Tegal jurusan Akuntansi. Dia mempunyai impian menjadi ahli keuangan. Maka untuk mendalami bidang keuangan tersebut, ia mengambil jurusan akuntansi saat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan melanjutkannya ke jenjang Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis dan Tindakan yang harus dilakukan oleh Akuntan dalam Kasus Dilema Etika dalam Pelaporan Keuangan di Perusahaan Multinasional

10 Juni 2025   18:38 Diperbarui: 10 Juni 2025   18:38 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: pelajaran.co.id)

Tuan Rama menghadapi dilema etika yang cukup kompleks. Beliau disatu sisi memiliki tanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan yang akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Namun di sisi lain, ia menghadapi tekanan dari manajemen pusat untuk menyajikan laporan yang menunjukkan kinerja yang lebih baik dari kenyataan demi kepentingan pasar dan investor. Prinsip akuntansi dan etika mewajibkan pelaporan yang wajar dan jujur, tetapi tekanan untuk menyesatkan informasi (misalnya, mempercepat pendapatan dan menunda beban) adalah tindakan yang tidak etis dan melanggar standar pelaporan. Tindakan yang diminta oleh CFO regional dapat mengarah pada pelanggaran prinsip akuntansi dan kode etik, yang dapat berakibat serius bagi reputasi dan integritas Tuan Rama sebagai akuntan profesional. Tuan Rama menghadapi dilema antara mempertahankan integritas profesional dan takut akan konsekuensi pekerjaan jika tidak mematuhi atasan.

Langkah-Langkah yang Seharusnya Dilakukan oleh Seorang Akuntan Profesional

1. Menyampaikan Kekhawatiran: Tuan Rama harus mengkomunikasikan kekhawatirannya kepada manajemen tentang implikasi etis dan hukum dari tindakan yang diminta. Ia dapat menjelaskan risiko yang terkait dengan pelaporan yang tidak akurat.

2. Mencari Nasihat: Jika manajemen tetap bersikeras, Tuan Rama dapat mencari nasihat dari rekan sejawat, penasihat hukum, atau lembaga profesi seperti IAI untuk mendapatkan pandangan yang lebih objektif.

3. Dokumentasi: Tuan Rama harus mendokumentasikan semua komunikasi dan keputusan yang diambil terkait dengan situasi ini untuk melindungi dirinya dari potensi konsekuensi hukum atau profesional di masa depan.

4. Menolak Tindakan yang Tidak Etis: Jika semua upaya untuk menyelesaikan masalah secara internal gagal, Tuan Rama harus mempertimbangkan untuk menolak untuk terlibat dalam tindakan yang melanggar kode etik dan prinsip akuntansi.

5. Melaporkan: Jika perlu, Tuan Rama dapat melaporkan situasi ini kepada otoritas yang lebih tinggi dalam perusahaan atau lembaga pengawas yang relevan.

Di era globalisasi, akuntan sering kali dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks, termasuk perbedaan budaya, praktik bisnis yang beragam, dan tekanan dari manajemen yang berorientasi pada hasil jangka pendek. Tuan Rama, sebagai akuntan di perusahaan multinasional, harus menavigasi antara kepatuhan terhadap standar internasional dan tekanan untuk memenuhi ekspektasi manajemen. Hal ini menuntut akuntan untuk memiliki integritas yang tinggi dan kemampuan untuk mempertahankan prinsip etika dalam situasi yang sulit.

Berdasarkan kode etik, Tuan Rama seharusnya mengambil sikap profesional yang tegas dengan menolak untuk terlibat dalam praktik yang tidak etis. Ia harus berpegang pada prinsip integritas, objektivitas, dan kompetensi, serta berusaha untuk menyajikan laporan keuangan yang akurat dan transparan. Dalam jangka panjang, menjaga reputasi dan integritas profesi akuntan lebih penting daripada memenuhi tekanan jangka pendek dari manajemen.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun