Mohon tunggu...
Sandra RizkyaRudianti
Sandra RizkyaRudianti Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

Saya sangat gemar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Mampu Mempertahankan Eksistensi Manusia

17 Desember 2022   07:10 Diperbarui: 17 Desember 2022   07:25 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut John Dewey, manusia memiliki banyak potensi besar dalam pendidikan karena mereka adalah makhluk yang dapat mendidik dan dapat dididik. Ia terus eksis dan berkembang karena potensinya di bidang pendidikan. Manusia memiliki kemampuan untuk melindungi diri dari berbagai potensi ancaman melalui pendidikan. Sebagai fungsi sosial, pedoman atau bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membentuk peserta didik menjadi sempurna sehingga pada akhirnya dapat memperbaiki kehidupannya di masa yang akan datang, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. dalam proses ini hanya dapat dilewati lewat transmisi. 

Tugas pendidikan adalah menghasilkan generasi yang cemerlang, manusia yang lebih terpelajar, dan kepribadian yang lebih baik sebagai individu. Tujuan pendidikan ada pada setiap bangsa, tetapi tujuan suatu bangsa pasti akan berbeda dengan bangsa lain, tergantung pada landasan dan ideologi negara tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa begitu eratnya hubungan manusia dengan pendidikan.  Tanpa pendidikan manusia akan musnah, dan pendidikan tanpa manusia tidak akan efektif karena hanya manusialah mahluk yang dapat dididik dan mendidik. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu memahami manusia dari segala sudut.

Empat gagasan dalam Ki Hajar Dewantara sangat cocok untuk pendidikan anak. Tujuan pendidikan pada masa-masa sulit adalah untuk memperkaya isi jiwa daripada mengubah dasarnya. Ada hubungan yang kuat antara pendidikan humanisasi dengan pendidikan anak usia dini. Berdasarkan empat gagasan yang dikemukakan di atas, pendidikan humanisasi dapat diimplementasikan dalam bidang pendidikan, dimulai dari pendidikan anak usia dini. 

Masa muda adalah usia yang cemerlang di mana saat ini anak-anak sangat bersemangat untuk mempelajari sesuatu, terutama hal-hal baru yang dianggap menarik bagi mereka. Anak-anak akan mengingat betapa pendidikan yang mereka terima hingga mencapai usia dewasa jika pendidikan humanisasi diterapkan dalam pendidikan sejak dini. Karena daya ingat anak dengan cepat menyerap semua yang ada di lingkungannya saat masih kecil. Oleh karena itu, anak jenis ini tidak membaca, menulis, atau berhitung di tingkat dini. Namun, bagaimana anak di usia dini dapat memahami diri dan mengenali potensi dirinya. Jika sejak dini anak-anak diajarkan bagaimana menerapkan humanisasi pendidikan dalam kegiatan belajarnya, kelak mereka akan menjadi pribadi yang memaksimalkan potensi dirinya dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama, moral, dan kesopanan. Dengan humanisasi pendidikan, anak juga dapat memilih apa yang ingin mereka lakukan berdasarkan persyaratan yang harus mereka penuhi.

Humanisasi pendidikan yang dirintis oleh Ki Hajar Dewantara sangat penting untuk dipraktikkan dan menjadi lebih baik lagi di Indonesia. Humanisasi pendidikan dapat dimulai pada usia dini dan diterapkan dalam pembelajaran karena apa yang dilihat dan didengar anak pada usia ini akan langsung tersimpan dalam ingatannya dan akan diteladani. Tidak menutup kemungkinan seorang anak akan terus mengingat dan menerapkan humanisasi pendidikan hingga dewasa ketika diimplementasikan pada anak usia dini. Pendidikan harus memperhatikan nilai dan norma agar sesuai dengan nilai dan norma yang ada, yang pada akhirnya akan menghasilkan individu yang berakhlak mulia dan juga transfer ilmu pengetahuan.

                                                                                                                   DAFTAR PUSTAKA


Aziz, H. (2016). Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini.

Fadlillah, M & Khorida, L.M. (2016) Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Manusia dalam Perspektif Eksistensialisme (Study Komparasi Soren Kierkegaard dan Ali Syariati). Penelitian ini dilakukan oleh Muhammad Shofa, mahasiswa Theologi dan Filsafat, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012.

Pidarta, M. (2014). Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Redaksi Saptadarma, Risalah Ahli Didik Prof. Dr. ,John Dewey (II), Jakarta: Saptadarma. 1955.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun