Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.www.klinikdrwidodo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pensiun, Masihkah Harus Mencari Pekerjaan ? Dalam Perpektif Islam dan Sains Kedokteran

17 Mei 2025   09:46 Diperbarui: 17 Mei 2025   10:17 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi dan editing pribadi

Pensiun di Hari Tua Menurut Sains Kesehatan

  • Risiko Kesehatan Fisik saat Pensiun
    • Pensiun tanpa aktivitas yang terencana dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan. Studi dari National Bureau of Economic Research menunjukkan bahwa pensiun yang disertai dengan penurunan aktivitas fisik secara drastis berkaitan dengan meningkatnya kasus hipertensi, penyakit jantung, obesitas, diabetes, dan bahkan risiko kematian dini. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang menjadi lebih pasif, minim gerakan, dan kurangnya tantangan kognitif yang biasa diperoleh selama masa kerja.
    • Selain itu, sistem metabolisme tubuh pada lansia cenderung melambat. Ketika tubuh tidak lagi aktif, pembakaran kalori berkurang dan sistem imun menjadi lemah, memperbesar peluang munculnya penyakit degeneratif. Karena itu, aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, senam lansia, atau berkebun sangat dianjurkan untuk menjaga daya tahan tubuh dan mencegah penyakit kronis.
  • Dampak Psikologis dan Kehilangan Struktur Hidup
    • Banyak pensiunan mengalami post-retirement depression karena kehilangan struktur dan makna hidup yang selama ini didapat dari pekerjaan. Aktivitas sehari-hari yang sebelumnya teratur menjadi kosong dan tidak terarah, sehingga memicu kecemasan, rasa tidak berguna, dan pada akhirnya berujung pada depresi. Ini adalah bentuk krisis identitas yang umum terjadi ketika seseorang berhenti dari pekerjaan yang selama bertahun-tahun menjadi bagian dari jati dirinya.
    • Studi psikologi dari American Psychological Association menyebut bahwa pensiun tanpa persiapan mental meningkatkan risiko gangguan mood dan stres kronis. Untuk menghindari hal ini, para ahli merekomendasikan agar pensiunan tetap aktif secara sosial dan kognitif, seperti dengan menjadi relawan, mengikuti pelatihan, atau menyibukkan diri dalam hobi produktif. Hal ini membantu menjaga rasa harga diri dan kepuasan hidup.
  • Manfaat Perbaikan Pola Hidup saat Pensiun
    • Masa pensiun juga bisa menjadi momentum untuk memperbaiki pola hidup. Kesempatan ini memungkinkan seseorang lebih leluasa mengatur pola makan sehat, waktu tidur yang cukup, dan aktivitas fisik ringan secara rutin. Penelitian dalam Journal of Geriatric Physical Therapy menunjukkan bahwa pensiunan yang terlibat dalam aktivitas fisik harian seperti senam ringan atau yoga lansia—memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kronis dan gangguan keseimbangan tubuh.
    • Selain itu, waktu yang lebih fleksibel memungkinkan lansia untuk memprioritaskan istirahat yang cukup dan menghindari stres kerja yang selama ini bisa menjadi pemicu berbagai penyakit. Pengaturan pola makan sehat dan teratur sangat penting untuk menjaga kadar gula darah, tekanan darah, serta kolesterol. Dengan pendekatan holistik ini, masa pensiun bisa menjadi awal hidup sehat yang berkualitas.
  • Pentingnya Kegiatan Sosial dan Interaksi Komunitas
    • Isolasi sosial menjadi salah satu masalah besar di kalangan pensiunan. Kegiatan sosial seperti pengajian, arisan lansia, atau pelatihan keterampilan lansia terbukti mampu menurunkan risiko demensia dan penyakit Alzheimer. Studi dari Harvard University menyatakan bahwa lansia yang memiliki hubungan sosial aktif cenderung lebih sehat secara mental dan memiliki umur harapan hidup yang lebih panjang.
    • Selain manfaat kognitif, keterlibatan dalam komunitas membuat lansia merasa dihargai dan dibutuhkan. Ini membantu mempertahankan martabat, peran sosial, dan semangat hidup. Komunitas juga bisa menjadi tempat berbagi pengalaman, dukungan emosional, serta memperluas jejaring sosial yang sehat, yang pada akhirnya menciptakan kebahagiaan dan stabilitas psikologis.
  • Pentingnya Persiapan Sejak Dini
    • Masa pensiun sebaiknya tidak dianggap sebagai akhir, tetapi sebagai fase baru yang harus dipersiapkan sejak usia produktif. Pakar geriatri dan perencana keuangan menyarankan untuk mulai mempersiapkan diri sejak usia 40-an. Ini mencakup perencanaan keuangan untuk hidup mandiri di usia tua, menjaga kesehatan dengan pemeriksaan rutin, serta mulai membangun jaringan sosial yang positif dan bermakna.
    • Persiapan pensiun yang baik juga mencakup penguatan mental dan spiritual. Individu yang mempersiapkan pensiun dengan baik biasanya lebih siap menerima perubahan ritme hidup dan lebih mampu beradaptasi. Dengan kesiapan fisik, mental, dan spiritual yang cukup, masa pensiun tidak akan menjadi momok, tetapi justru menjadi masa untuk tumbuh dalam bentuk yang baru—penuh makna, kedamaian, dan kontribusi.

Jenis usaha yang menjadi pilihan saat pensiun menurut Islam dan sains kedokteran

  • Usaha jelang Pensiun yang Halal dan Bermanfaat Menurut Islam
    Islam sangat menganjurkan umatnya untuk tetap produktif di usia tua, selama masih mampu. Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" (HR. Ahmad). Jenis usaha yang dianjurkan adalah yang halal, tidak merugikan orang lain, dan memberi manfaat bagi masyarakat. Contohnya seperti berdagang kebutuhan pokok, membuka toko herbal, menjual buku-buku Islami, atau mengelola usaha kuliner halal. Prinsip utama dalam Islam adalah mencari rezeki yang bersih dan tidak melanggar syariat, meskipun usia telah senja.
  • Usaha yang Sesuai Kemampuan Fisik dan Mental
    Secara medis, kemampuan fisik saat pensiun tidak sekuat masa muda. Oleh karena itu, jenis usaha yang cocok adalah usaha dengan beban fisik ringan namun tetap produktif, seperti usaha berbasis rumah (home-based business). Menurut penelitian dalam Journal of Aging and Health, pekerjaan ringan seperti berkebun untuk dijual, membuka warung kecil, atau menjahit masih memberikan dampak positif bagi kesehatan mental dan kognitif para lansia. Aktivitas ini menjaga otot tetap aktif, meningkatkan keseimbangan hidup, serta mengurangi risiko demensia.
  • Usaha Edukatif dan Sosial
    Banyak pensiunan memiliki ilmu dan pengalaman yang bisa dijadikan ladang amal sekaligus usaha. Dalam Islam, berbagi ilmu adalah amal jariyah. Maka usaha seperti membuka bimbingan belajar, pelatihan keterampilan, atau kelas agama sangat dianjurkan. Sains kesehatan juga mendukung aktivitas edukatif ini karena mampu menjaga fungsi otak, menstimulasi mental, serta memberi rasa berguna yang memperkuat kesehatan jiwa.
  • Usaha Kreatif dan Digital
    Pensiunan juga bisa menjajal usaha kreatif atau digital yang tak menuntut tenaga berat, seperti menulis buku, membuat kerajinan tangan, menjual produk secara daring (online), atau menjadi konsultan. Islam tidak membatasi teknologi selama tetap dalam nilai halal. Sementara dari sisi medis, keterlibatan dengan dunia digital dalam porsi sehat dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan mencegah isolasi sosial, seperti disebut dalam penelitian di Journal of Gerontology.
  • Usaha Sosial dan Wakaf Produktif
    Islam juga mengajarkan agar usia tua diisi dengan investasi akhirat. Maka, mendirikan koperasi syariah, minimarket wakaf, atau berpartisipasi dalam ekonomi umat bisa menjadi bentuk usaha yang berkah dan berkelanjutan. Usaha ini tidak hanya memperkuat kemandirian ekonomi, tapi juga menyehatkan jiwa karena menghadirkan makna dan tujuan. Dari sisi medis, terlibat dalam aktivitas sosial menurunkan risiko depresi dan meningkatkan kepuasan hidup pensiunan.

Bagaimana Sebaiknya Saat Pensiun

  • Pensiun seharusnya dilihat sebagai fase transisi, bukan akhir. Perubahan ini perlu disikapi dengan bijak agar tidak menjadi beban mental. Penting bagi pensiunan untuk memiliki jadwal harian yang jelas, meskipun tidak sepadat saat bekerja.
  • Sebaiknya pensiunan terlibat dalam aktivitas sosial atau komunitas. Kegiatan ini membantu menjaga interaksi, menumbuhkan rasa memiliki, dan memberi makna hidup. Bisa dengan menjadi relawan, guru ngaji, mentor anak muda, atau pembicara di acara lokal.
  • Menjaga kesehatan tetap menjadi prioritas. Pemeriksaan rutin, pola makan seimbang, dan olahraga ringan seperti jalan kaki, senam lansia, atau berkebun sangat dianjurkan. Tubuh yang sehat akan menunjang aktivitas dan kemandirian.
  • Dalam aspek spiritual, masa pensiun adalah momen emas untuk memperbanyak ibadah. Dengan lebih banyak waktu luang, seseorang dapat memperdalam ilmu agama, memperbanyak zikir, dan mempersiapkan akhirat dengan sebaik mungkin.
  • Pensiun juga menjadi waktu tepat untuk introspeksi diri dan rekonsiliasi dengan keluarga. Menguatkan hubungan dengan pasangan, anak, dan cucu adalah bagian penting dari kebahagiaan di usia lanjut.

Inspirasi Utama

Masa pensiun bukanlah tanda bahwa segalanya telah usai, melainkan awal dari fase kehidupan yang lebih tenang, bijak, dan sarat makna. Saat rutinitas duniawi mulai mereda, hati diberi ruang untuk merenung, mengenang, dan menata ulang langkah dalam cahaya kedewasaan. Ini adalah waktu untuk memetik buah dari pohon kehidupan yang telah lama ditanam, dan berbagi rasa manisnya kepada generasi penerus.

Usia senja ibarat mentari sore yang bersinar lembut, tidak menyilaukan, namun hangat dan menenangkan. Dalam cahaya senjanya, tersimpan hikmah, pengalaman, dan kisah yang tak ternilai. Tak perlu berlari kencang seperti masa muda, cukup berjalan perlahan namun penuh tujuan; karena tiap langkah tetap bisa menebar manfaat dan keberkahan.

Teruslah hidup, walau tak sepadat dahulu. Teruslah menulis cerita, walau hanya untuk satu jiwa. Sebab hidup tak pernah tentang seberapa lama kita bekerja, tapi seberapa dalam kita berdampak. Jiwa yang bersyukur dan hati yang ikhlas akan selalu menemukan jalan untuk memberi arti, meski di hari-hari senja kehidupan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun