Pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak epidemiologis dan psikologis yang cukup berat bukan hanya bagi masyarakat umum tetapi juga dalami tenaga medis.
Lamanya  hidup dalam isolasi di rumah, perubahan dalam kehidupan sehari-hari, kehilangan pekerjaan, kesulitan keuangan dan kesedihan atas kematian orang yang dicintai berpotensi memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan banyak orang.
Intervensi psikologis yang mengidentifikasi dan menargetkan orang-orang dengan beban psikologis yang berat sangat dibutuhkan.
Dampak psikologis depresi dan kecemasan paling banyak dikeluhkan. Apakah anda termasuk yang terdampak pskologis tersebut ?
Pandemi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) telah menimbulkan dampak psikologis yang sangat luarbiasa di seluruh dunia.
Para ahli telah melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis tentang dampak psikologis dan mental COVID-19 di antara petugas kesehatan, populasi umum, dan pasien dengan risiko COVID-19 yang lebih tinggi yang dipublikasikan antara 1 Nov 2019 hingga 25 Mei 2020.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kecemasan dan depresi yang paling banyak dialami. Faktor risiko yang umum termasuk wanita, perawat, memiliki status sosial ekonomi rendah, memiliki risiko tinggi tertular COVID-19, dan isolasi sosial.
Faktor pelindung termasuk memiliki sumber daya medis yang memadai, informasi terkini dan akurat, dan mengambil tindakan pencegahan. Intervensi psikologis yang menargetkan populasi berisiko tinggi dengan tekanan psikologis yang berat sangat dibutuhkan.
Kecemasan adalah respons alami tubuh Anda terhadap stres. Itu adalah perasaan takut atau khawatir tentang apa yang akan terjadi. Hari pertama sekolah, pergi ke wawancara kerja, atau memberikan pidato dapat menyebabkan kebanyakan orang merasa takut dan gugup.
Tetapi jika perasaan cemas berlebihan, bertahan lebih dari enam bulan dalam mengahadapi wabah yang semakin meningkat, dan mengganggu kesehatan dan ekonomi maka sangat mungkin mengalami gangguan kecemasan.