Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan. Telemedicine 085-77777-2765

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Batuk Lama Infeksi Berulang, Alergi atau TB Paru?

23 Juli 2019   08:06 Diperbarui: 23 Juli 2019   10:21 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


Sandiaz, laki-laki 4 tahun setiap malam dan pagi hari bangun tidur sering mengalami batuk dan pilek yang tak kunjung hilang selama 3 bulan, Telah berbagai dokter dikunjungi baik dokter anak, dokter paru, dokter THT, dan berbagai obat antibiotika terbaik dan obat yang termahal pun sudah dikonsumsi hasilnya tetap tidak menunjukkan perubahan. Bahkan hanya berdasarkan selembar hasil foto rontgen seorang dokter dengan berani memvonis TBC. 

Akhirnya si anak harus minum obat TBC bahkan sampai 1 tahun tiada henti. Ternyata, batuk si anak tak sembuh juga. Tetapi setelah diadviskan seorang dokter untuk menghindari sementara beberapa makanan penyebab alergi makanan ternyata tidak dalam waktu lama keluhan tersebut membaik.

Benarkah diagnosis TBC anak dan sang bapak dulu? Apakah TBC menurun karena dulu waktu kecil sang bapak juga menderita TBC. TBC tidak menurun, tetapi memang benar yang menurun adalah alergi. Berarti sangat mungkin anak bapak sekaligus mengalami overdiagnosis TBC? Mengapa ? Karena, alergi dan TBC adalah sama-sama penyakit THE GREAT IMMITATOR.

Bila anak anda mengalami gangguan kulit, gatal-gatal, sakit kepala, hidung buntu, bersin-bersin, nyeri perut, diare, sulit BAB atau batuk lama, hiperaktif, gangguan tidur, gangguan emosi, keterlambatan bicara, kesulitan makan dan lain sebagainya.

Dalam benak anda, pertama kali yang terpikir adalah pasti penyebabnya adalah flek paru, TBC, vetsin, minuman dingin, makanan berminyak, makanan pedas, makanan kotor, masuk angin, panas dalam, karena debu atau udara dingin atau berbagai penyebab lainnya.

Mungkin orang tua tidak terpikir bahwa keluhan-keluhan tersebut semua karena reaksi alergi makanan. Karena alergi makanan mungkin termasuk penyakit "The Great Mimic Presentation" karena gejalanya mirip atau sering dikira penyebab lainnya.

Diagnosis pasti TB anak sulit oleh karena penemuan Micobacterium TBC (M.TBC) sebagai penyebab TB pada anak tidak mudah. Sehingga sering terjadi kesalahan diagnosis baik berupa underdiagnosis danoverdiagnosis dalam penegakkan diagnosis TB pada anak. Overdiagnosis atau diagnosis TB yang diberikan terlalu berlebihan padahal anak belum tentu mengalami infeksi TB. Konsekuensi yang harus dihadapi adalah pemberian multidrug (2 atau 3 jenis antibiotika) dalam jangka waktu 6 bulan. 

Pemberian obat anti TB pada anak yang tidak menderita TB selain mengakibatkan pengeluaran biaya yang tidak diperlukan, juga risiko efek samping pemberian obat tersebut seperti gangguan hati, persarafan telinga, gangguan darah dan sebagainya. Di lingkungan Puskesmas khususnya daerah pedesaan juga membuat berkurangnya persediaan obat untuk penderita TB yang benar-benar memerlukannya.

Di kalangan masyarakat bahkan sebagian klinisi terdapat kecenderungan tanda dan gejala TB yang tidak spesifik pada anak sering dipakai dasar untuk memberikan pengobatan TB pada anak. Padahal banyak penyakit lainnya yang mempunyai gejala tersebut. Gagal tumbuh atau berat badan tidak naik, kesulitan makan, demam berulang, sering batuk atau pembesaran kelenjar yang kecil di sekitar leher dan belakang kepala merupakan gejala yang tidak spesifik pada anak.

Tetapi tampaknya dalam praktek sehari-hari gangguan ini sering langsung dicurigai sebagai gejala TB. Seharusnya gejala tersebut dapat disebabkan oleh beberapa penyakit lainnya. Gangguan-gangguan tersebut juga sering dialami oleh penderita alergi, asma, gangguan saluran cerna dan gangguan lainnya pada anak.

Tanda dan gejala TB yang tidak spesifik sangat mirip dengan penyakit lainnya. Gangguan gagal tumbuh dan gangguan saluran napas non spesifik sering mengalami overdiagnosis tuberkulosis. Penyakit alergi atau asma dan penderita gagal tumbuh yang disertai kesulitan makan paling sering dianggap penyakit TB karena gejalanya sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun