Saya Sandi Aditama, atlet lari difabel berusia 32 tahun asal Kalimantan Timur. Perjalanan saya sebagai pelari dimulai sejak kelas 2 SMA. Dari awal, saya tahu jalannya tidak akan mudah. Tapi saya percaya, ketika kita punya semangat dan tujuan, keterbatasan bukan alasan untuk berhenti.
Saya pernah meraih medali perak tingkat nasional dalam ajang Porcanas 2011, saat itu masih di kategori pelajar. Selebihnya, saya banyak bertanding dan meraih prestasi di tingkat provinsi dan daerah. Tapi meski tidak terkenal, saya tetap berlatih dan bertanding sampai hari ini.
Untuk bisa rutin latihan di kota, saya dulu pernah kerja mencuci mobil, motor, dan menjaga lapangan futsal. Semua itu saya lakukan supaya saya bisa terus latihan tanpa mengganggu orang tua. Sekarang, saya juga sedang menempuh pendidikan di salah satu kampus swasta di Samarinda, jurusan Akuntansi, dan sudah masuk semester 4.
Banyak yang bertanya, kenapa saya masih terus jadi atlet? Jawabannya sederhana:
Saya masih penasaran sama medali emas nasional dan internasional.
Rasa penasaran itu yang bikin saya terus berlari, terus berjuang, meski jalan kadang sunyi, meski hasil belum selalu sesuai harapan.
Menjadi difabel bukan alasan untuk kalah. Justru, ini jadi alasan untuk membuktikan bahwa kami juga mampu. Kami juga bisa mengharumkan nama daerah dan negara, lewat kerja keras dan semangat yang tidak pernah padam.
Suatu hari nanti, saya ingin berdiri di podium tertinggi. Dan ketika itu terjadi, saya ingin bisa berkata: "Medali emas ini bukan lagi mimpi."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI