Sore tadi saya berniat ingin menghubungi teman saya bernama Bayu, untuk menanyakan perihal pekerjaan. Lalu saya mengambil handphone di saku dan membuka aplikasi whatsapp. saya geser ke bagian kontak lalu men-scroll ke susunan kontak dari "B" dan saya temukan kontak bernama "Bayu SMK".
Di bawah kontak Bayu ada nomor yang sudah lama tidak saya hubungi, entah masih aktif atau tidak karena kontak tersebut tidak menampilkan photo. Dia adalah teman saya dari  negeri yang sangat jauh, kontak tersebut diberi nama "Bertha Catalunya"
Bertha adalah seorang wanita cantik asal Catalonia yang mengunjungi tanah air pada tahun 2019 awal. Teman dari teman saya memiliki tempat kursus Bahasa Inggris dan biasanya menyediakan tempat tinggal sementara untuk bule-bule volunteer (dibaca: Valen'tiir).Â
Volunteer yang dalam Bahasa Indonesia artinya 'sukarelawan' sebutan untuk pelancong luar negeri memberikan edukasi ke instansi pendidikan formal seperti sekolah atau non formal tempat kursus.
Biasanya mereka berbagi wawasan tentang penggunaan Bahasa Inggris. Selain memberikan pengetahuan, tujuan lainnya memberikan pengalaman kepada murid-murid berinteraksi langsung dengan orang luar.
Para turis bersedia menjadi volunteer dengan tujuan tersendiri seperti mencoba sesuatu yang baru, melakukan kegiatan yang bermanfaat, berkenalan dengan orang-orang baru dan mendapatkan pengalaman tentang cara hidup yang berbeda dari tempat yang mereka kunjungi.
Teman saya bernama Wandi, memperkenalkan saya kepada Bertha, lalu kita pergi mengunjungi tempat ngopi. Saat di perjalanan menuju tempat ngopi, kami berbincang dengan Bertha, salah satu pertanyaan kami yaitu mengenai status tempat tinggalnya.
Saya yang beranggapan bahwa Catalonia adalah kota di Spanyol mendapat pencerahan saat itu. Bertha menjawab bahwa Catalonia adalah Negara dengan Barcelona sebagai ibu kota negara tersebut. Catalan menjadi bahasa ibu Negara tersebut.
Lalu kenapa Klub sepak bola Barcelona tergabung di La Liga yang merupakan kasta tertinggi piramida divisi liga Spanyol. Bertha yang bukan penggemar sepak bola tidak bisa memberi alasan yang tepat untuk persoalan itu.
Kemudian kami tiba di coffee shop ternama di Cianjur. Bertha terpukau melihat situasi tempat ngopi yang ramai. Pandangan para pengunjung tertuju pada kita bertiga tapi fokus mereka lebih terpaku pada Bertha yang memiliki tinggi sekitar 180 cm dan kulit eksotis ciri khas bule. Maka tak heran dia menjadi pusat perhatian saat itu.
Om Iyo, salah satu pengunjung langganan dimana setiap harinya dia selalu ada di coffee shop hingga disebut kuncen coffee shop tersebut memanggil saya. Kemudian Wandi dan Bertha terlebih dahulu mengisi tempat duduk yang kosong sedangkan saya menghampiri Om Iyo.
Om Iyo yang saat itu beres menghadiri undangan pernikahan menggunakan kemeja Batik dengan cincin batu akik terpasang di jari tengah tangan kirinya. Dia penasaran dengan Bertha dan ingin berinteraksi dengannya. Lantas saya pun mengajak Om Iyo untuk sedikit berinteraksi dengan Bertha.
Saya kemudian memperkenalkan Om Iyo kepada Bertha. Dengan senyum ramah Bertha bersedia berkenalan. Dengan Bahasa Inggris yang seadannya dan bisa dibilang amburadul, secara percaya diri Om Iyo berinteraksi dengan Bertha.Â
Bertha pun memuji Batik yang dikenakan Om Iyo "nice Shirt". Kemudian Om Iyo membalas, menyebut jenis kemeja tersebut, "Betik" dengan logat sok Inggrisnya. Bertha kemudian menyebut kemeja khas Indonesia itu dengan ucapan original "Batik".
Om Iyo dengan kukuhnya memperlihatkan cincin batu akik kepada Bertha dan logat sok Inggrisnya kembali "Grandpa Stone" sambil menambahkan informasi harga Batu akik tersebut yang tergolong mahal. Bertha kemudian mengoreksi perkataan Om Iyo "Agate". Versi Bahasa Inggris dari batu akik yang benar.
Tidak ingin mengganggu terlalu lama dan membuat Bertha menjadi tidak nyaman. Om Iyo lekas kembali ke tempat duduknya.
Bertha  terheran dengan orang Indonesia yang selalu memaksakan setiap kata benda diubah kedalam bahasa Inggris. Menurutnya, orang Indonesia tidak harus selalu mengubah nama-nama benda yang merupakan buatan asli karya bangsa  Indonesia seperti Batik. Kita harus mempertahankan ucapan aslinya.
Tempe dan Rambutan adalah makanan kesukaan Berta selama tinggal di Indonesia. Ketika dia mengunjungi pedagang, mereka terlihat bimbang harus bagaimana cara menyampaikan kedua nama tersebut ke dalam Bahasa Inggris.
Pada hakikatnya suatu benda atau apapun itu akan diberikan nama sesuai dengan kesepakatan masyarakat atau komunitas yang menemukan atau membuat benda tersebut.
Tempe yang berasal dari Indonesia tentu tidak akan ditemukan versi Bahasa Inggrisnya. Sama halnya dengan rambutan yang tumbuh di negara-negara tropis seperti asia.
Menggunakan google translate pun dari Indonesia ke Inggris kata Tempe dan Rambutan tidak berubah. Jadi peraturannya orang-orang luar harus mengikuti pengucapankata yang dibuat dari benda itu berasal.Â
Di Salah satu akun Instagram yang saya follow "Mr Jhonhid" memperlihatkan seorang bule yang menawarkan temannya makanan khas Indonesia seperti nasi goreng. Bule tersebut mengatakan "nasi goreng" bukan "Fried Rice".
Kita  sebisa mungkin harus mengikuti nada atau aksen pengucapan dari bahasa Internasional. Lalu kenapa kita tidak melakukan hal yang sama terhadap sesuatu yang asli berasal dari Negeri sendiri dengan membuat mereka mengikuti pengucapan kita juga.
Cukup sekian cerita pengalaman saya bertemu seorang bule cantik dari Catalonia. Semoga bisa bermanfaat bagi kawan-kawan yang membaca.
Cianjur, 23 Februari 2023Â
