Mohon tunggu...
Sandi Aprilian
Sandi Aprilian Mohon Tunggu... Wiraswasta - wirausaha

Astrophile

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Rela Diet Ketat Demi Mengikuti Wisuda

20 Februari 2023   08:00 Diperbarui: 20 Februari 2023   13:33 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay

April 2015  Adalah masa di mana saya dilanda kebimbangan. Bagaimana tidak, saat itu saya seorang mahasiswa tingkat tua yang ogah-ogahan untuk menyelesaikan tugas akhir (Skripsi). Di lain pihak, teman-teman saya yang lainnya sedang bekerja keras untuk menyelesaikan Skripsi mereka. 

Meski tidak tertulis dan tidak terucap perihal janji untuk lulus bersama. Komitmen menggunakan toga beriringan satu angkatan adalah fantasy yang harus terealisasi di saat-saat terakhir bersama kawan-kawan kuliah.

"Kita masuk sama-sama, lulus pun harus sama-sama"

Begitulah moto yang saya tanam sendiri untuk memberikan dorongan saat rasa malas mengerjakan skripsi datang.

Malas hanya salah satu dari beberapa alasan saya leha-leha mengerjakan skripsi. Kurangnya rasa percaya diri mengerjakan tugas akhir adalah dalih 'paling kuat' untuk tidak segera memulai mengerjakan.

Hal tersebut dipicu karena judul skripsi yang dibuat sama sekali bukan dari keinginan saya, melainkan dosen pembimbing akademik saat seminar proposal.

Namun di bulan Mei, salah satu teman saya "Lili" yang mana dosen pembimbing kita sama, diperintahkan untuk menghubungi saya oleh sang dosen pembimbing. Dosen pembimbing kita bernama Miss Kimtafsirah (wafat oktober 2016).

Lili mengirim pesan yang saat itu masih lewat Blackberry Messenger (BBM). Isi pesan tersebut berupa ajakan untuk menemui dosen pembimbing, tak lupa dia berkata jika itu adalah perintah Miss Kim sendiri. Saya yang saat itu belum memiliki kesiapan apapun, mengabaikan perintah tersebut.

Di hari H, Lili menelepon saya. Setelah saya angkat, ternyata yang berbicara adalah Miss Kim, beliau meminta saya untuk segera datang di pertemuan bimbingan skripsi berikutnya dan saya menyanggupi. Pada hari saya menghadap Miss Kim di kediamannya, saat itu lah saya menemui titik terang dalam mengerjakan skripsi.

Miss Kim bernegosiasi dengan dosen seminar proposal untuk mengganti judul skripsi yang akan saya teliti dan beliau  menyetujui. Singkat cerita hari-hari bimbingan pun dilalui dengan penuh perjuangan. Karena saya mengerjakan sendiri tanpa dibantu mas-mas penjaga warnet yang merangkap sebagai joki ilmiah. Hingga di akhir Juli, saya dinyatakan lolos untuk mengikuti sidang skripsi di bulan september.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun