Mohon tunggu...
Sandi Aprilian
Sandi Aprilian Mohon Tunggu... Wiraswasta - wirausaha

Astrophile

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengkaji Kemajuan Teknologi bagi Gen Y dan Z

16 Januari 2023   08:00 Diperbarui: 27 Januari 2023   00:16 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar (freepik.com)

Umur saya di tahun ini akan memasuki H+1 "kepala tiga" tapi kalau untuk wajah sih masih berada di "seperempat abad" 

Berdasarkan perhitungan, berarti saya termasuk generasi "Milenial" atau "gen Y"

Tapi, belakangan ini saya berandai-andai "jika saja saya terlahir di tahun 2000an" dengan ingatan dan kesadaran saat ini tidak terhapus, seperti yang terjadi di Drama Koreanya Song Joong Ki  "Reborn Rich". 

Kenapa? Karena untuk generasi yang disebut "Gen Z" dimana generasi tersebut dari segala segi apa pun telah dimudahkan oleh kemajuan teknologi. Baik dari segi transportasi, transaksi jual-beli, media pembelajaran dan berkomunikasi. 

Nadiem Makarim salah satu dari kelompok Milenial Gen Y telah menggebrak dunia transportasi tanah air yang mengawinkan sarana transportasi umum dengan teknologi. Pada tahun 2009, beliau mendirikan GoJek bersama koleganya; Kevin Aluwi dan Michaelangelo Moran. Sampai saat ini aplikasi GoJek menjadi sarana transportasi online praktis bagi orang-orang untuk berpergian. Ditambah dengan adanya GoPay yang memudahkan dalam bertransaksi Jual-Beli secara digital.

Di masa-masa sekolah tepatnya saat duduk di bangku menengah atas, saya menekuni salah satu hobby, yaitu bermain musik. Drum, menjadi alat musik yang paling saya ingin pelajari selain gitar. Karena dari keluarga tidak ada basic musik dan alatnya tidak tersedia, jadi saya memutuskan untuk mendaftar kursus musik. 

Saya menjalani kursus selama tiga tahun dari awal masuk sekolah sampai lulus. Dikarenakan orang tua saya tidak mendukung, uang untuk membayar biaya kursusan saya peroleh dari uang jajan sendiri. Jadi kembali berandai-andai "jika saja saya anak Ahmad Dhani"

Di masa ini, orang-orang dari kalangan Gen Y mulai menunjukan talenta-talenta mereka di media sosial, seperti Youtube. Bermain musik adalah salah satunya. Dari video yang mereka upload, banyak diantaranya berbagi pembelajaran untuk mahir bermain alat musik bagi pemula. Dengan tutorial yang mereka berikan hampir persis seperti yang diajarkan di tempat kursus. "Ayoo Gen Z manfaatkan teknologi di waktu muda kalian dengan benar!!"

Tentu saja bagi pihak yang ingin belajar apa pun, hal ini menjadi jembatan mereka untuk pandai bermain. Caranya juga mudah, mereka tinggal mencari video berdasarkan minat mereka, lalu mengikuti arahannya. Kurang lebih, sama seperti berada di sekolah, asal fokus dan tekun. Modalnya pun tidak terlalu mahal, tinggal menyediakan smartphone yang kebanyakan telah dimiliki setiap kalangan dan kuota internet. 

Terbukti dengan kemudahan tersebut orang-orang menjadi mahir dalam berbagai bidang, seperti memasak, mengotak-atik gadget dan lain sebagainya. 

Sebagai contoh nyata Viki Naki, pemuda dari generasi Gen Z ini memanfaatkan betul media YouTube. Dari sana dia belajar berbagai bahasa, salah satunya bahasa Rusia. 

Setelah mempelajari dan mahir, pemuda kelahiran 24 Juli 2000 ini mengaplikasikannya melalui video chat OmeTV. Aplikasi yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi langsung dengan orang-orang di seluruh dunia. Kemudian dia merekam percakapan lalu mengupload ke Youtube. Lewat langkah pintarnya ini dia menjadi terkenal, membuatnya menjadi salah satu dari Gen Z yang meraup penghasilan banyak dari YouTube.

Tapi dengan pesatnya perkembangan teknologi yang maju, tidak berdampak sama dengan perkembangan anak muda lainnya. Berdasarkan wawancara saya melalui Whatsapp bersama kedua teman saya, mereka sebagai guru SMP Negeri di Cianjur dan SMK Swasta di Purwakarta menjelaskan; Rivan Zulfikar sebagai guru B.Inggris "perbedaan generasi kita dengan sekarang beda jauh, sangat terasa dari segi attitude mengalami degradasi moral, secara mental mereka belum siap meski dari kreativitas pemanfaatan teknologi mereka lebih unggul" 

Hal senada juga diungkapkan oleh Rida Sanjaya yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah SMK "Secara mental karena pengaruh teknologi, anak jaman sekarang lebih mengkhawatirkan. Ini disebabkan karena kurangnya interaksi nyata baik di pergaulan maupun dalam hal komunikasi."

Fenomena tersebut membuat saya ter heran, pikir saya mereka bisa menggunakan teknologi lebih pandai. Di sisi lain saya juga memaklumi, karena mereka masih dalam tahap belajar, wajar bila belum benar dalam penggunaannya.

Tentunya dengan dampak seperti yang dijelaskan, harus ada upaya pencegahan. Rida Sanjaya menuturkan "Pencegahan pertama dari lingkungan, keluarga dan institusi pendidikan jadi alat untuk bisa memberikan pencegahan. Bagaimana keluarga dan institusi pendidikan memberikan pengertian sehingga mampu memberikan penguatan karakter anak. Imbasnya di dalam pergaulan anak akan jadi lebih mampu memilah hal positif dan negatif dari perkembangan teknologi."

Kesimpulannya, kemajuan teknologi sebagai sarana yang memudahkan kita dalam melakukan segala aktivitas hendaknya tidak dipakai berlebihan dan peran orang tua serta guru harus ikut dalam mengawasi para anak muda. Tentu peran gen Y yang turut andil atas kemajuan teknologi, seharusnya, jauh lebih bisa bijaksana dalam menanggapi atau memanfaatkan kemajuan ini agar bisa membimbing junior nya dalam upaya mencegah hal ini tidak menjadi bumerang bagi penerus bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun