Mohon tunggu...
Sanawiyah
Sanawiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Succes!

Yaww succes!

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Inflasi terhadap Supply dan Demand Setelah Diberlakukannya New Normal

8 Juli 2020   14:55 Diperbarui: 8 Juli 2020   21:27 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menjelang diberlakukannya new normal ditengah pandemi covid-19, harga sejumlah komoditas pangan mengalami penurunan. Namun menurut kepala dinas pengindustrian dan perdagangan provinsi Banten mengatakan bahwa naik turunnya harga pangan sudah sering terjadi dan akan selalu terjadi seiring proses panen hingga penjualan yang selalu berganti-ganti. 

Seperti yang terjadi di pasar Rau Kota Serang Provinsi Banten ini yang biasanya setiap hari dipadati pengunjung, sekarang sudah mulai sepi. Semenjak diberlakukannya PSBB dan untuk stay dirumah saja warga serang lebih memilih diam dirumah dan itu menyebabkan pendapatan penjualan sangat menurun drastis. 

 " Semenjak tersebarnya virus covid-19 ini penghasilan kami sangat menurun drastis. Bahkan tidak sedikit yang sampai gulung tikar akibat sedikitnya modal yang kembali. Tetapi mudah-mudahan dengan diberlakukan new normal ini bisa mengangkat kembali pendapatan para pedagang kecil di pasar." Ujar Ridwan salah satu pedagang dipasar Rau.

Kabarnya, bahkan di provinsi Banten mengalami inflasi sebesar 0,18 persen pada bulan Juni. 

 Badan pusat statistik (BPS) provinsi Banten mencatat perkembangan inflasi pada bulan juni mencapai 0,18 persen atau meningkat 0,7 persen.

Kepala BPS provinsi Banten mengatakan bahwa, " biasanya inflasi tertinggi akan terjadi pada bulan Ramadhan sampai hari lebaran, namun pada tahun ini tidak terjadi. Justru meningkatnya saat setelah lebaran atau pada bulan juni." Kata Adhi dalam siaran pers BPS youtube, selasa (1/7). 

Menurut saya tentang perekonomian pada masa pandemi ini sangat memprihatinkan dalam sektor ekonomi yang sudah dijelaskan diatas khususnya pada pasar Rau, yang keadaannya yaitu persediaan barang pangan melimpah tetapi permintaan turun, banyak pedagang yang mengeluh dagangannya tidak laku atau masih tersisa banyak yang akhirnya busuk dan harus dibuang karena sepinya pembeli, katakanlah pedagang cabai yang menjadikan mereka rugi.

Karena memang keadaan pandemi seperti ini tidak bisa kita hindari, kita tidak bisa hanya berdiam diri dirumah. Kita membutuhkan asupan makanan dan kebutuhan lain, maka untuk menyambung kebutuhan hidup para pedagang harus tetap berdagang dengan cara sesuai anjuran pemerintah yang harus social distancing dan mematuhi protokol kesehatan, saran saya dengan memanfaatkan media online sebagai media penjualan, pembeli bisa memesan kebutuhan pokok seperti sayuran dan yang lainnya melalui aplikasi Whatsapp, Facebook, Instagram dan lainnya kemudian pedagang mengantar pesanan tersebut. 

Dengan demikian kegiatan perdagangan tetap berjalan supaya perekonomian juga membaik dan pedagang bisa tetap mendapatkan penghasilan, selain itu kita juga tetap bisa mematuhi aturan pemerintah untuk tetap mematuhi sosial distancing dan protokol kesehatan meskipun sekarang sudah berlaku new normal, karena menjaga kesehatan juga perlu kita perhatikan mengingat penyebaran virus corona semakin meluas.

Selain itu menyebarnya virus corona di Indonesia menjadikan pertumbuhan ekonomi melambat dikarenakan banyak terjadi PHK sehingga daya beli berkurang dan berakibat pada berkurangnya permintaan barang dan jasa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun