Mohon tunggu...
Samuel
Samuel Mohon Tunggu... Penulis

Penulis Suka suka

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Bangun Demokrasi Sehat dengan Dialog dan Aspirasi Terbuka

2 September 2025   18:08 Diperbarui: 2 September 2025   18:08 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangun Demokrasi Sehat dengan Dialog dan Aspirasi Terbuka

Gelombang demonstrasi yang melibatkan pengemudi ojek online dan mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia baru-baru ini meninggalkan catatan serius bagi kehidupan demokrasi. Aksi yang semula dimaksudkan untuk menyampaikan aspirasi justru berubah menjadi kericuhan, ditandai dengan perusakan fasilitas umum, bentrokan dengan aparat, hingga menimbulkan korban. Kejadian ini menjadi pengingat penting bahwa kebebasan berpendapat tidak boleh dijalankan dengan cara yang merugikan masyarakat luas.

Hak menyampaikan pendapat memang dijamin konstitusi, tetapi pelaksanaannya harus tetap dalam koridor damai. Ketika demonstrasi berakhir anarkis, tujuan awal penyampaian aspirasi sering kali tenggelam di balik kerusakan yang ditinggalkan. Dampak sosial dan ekonomi yang muncul jauh lebih besar dibandingkan pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, cara yang lebih bijak adalah menyalurkan suara melalui ruang dialog yang terbuka, jujur, dan konstruktif.

Dialog memberi kesempatan semua pihak untuk menyampaikan pandangan secara langsung tanpa perlu turun ke jalan dengan risiko gesekan. Forum resmi memungkinkan aspirasi didengar oleh pemangku kebijakan, kemudian dibahas untuk mencari solusi nyata. Mekanisme ini jauh lebih produktif dibandingkan aksi anarkis, karena tidak hanya menjaga ketertiban umum, tetapi juga memperkuat kepercayaan antara rakyat dan pemerintah.

Dalam tradisi bangsa, musyawarah telah lama menjadi sarana menyelesaikan perbedaan. Nilai ini mengajarkan bahwa perbedaan pendapat bukanlah ancaman, melainkan peluang untuk menemukan titik temu. Dengan musyawarah, setiap aspirasi bisa dipertimbangkan secara proporsional tanpa menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Inilah modal sosial yang seharusnya kembali dihidupkan dalam praktik demokrasi sehari-hari.

Pada akhirnya, demokrasi yang sehat hanya bisa terwujud jika dialog terbuka dan musyawarah dijadikan budaya bersama. Dengan mengutamakan komunikasi yang konstruktif, masyarakat tetap dapat memperjuangkan aspirasinya tanpa mengorbankan keamanan dan ketertiban. Jika cara ini dijalankan secara konsisten, maka Indonesia akan mampu menjaga kedamaian, memperkuat persatuan, sekaligus membawa demokrasi ke arah yang lebih matang dan beradab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun