Mohon tunggu...
Samuel Henry
Samuel Henry Mohon Tunggu... Startup Mentor -

JDV Startup Mentor, Business Coach & Public Speaker, IT Business Owner, Game Development Lecturer, Hardcore Gamer .........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bela Negara Berbasis Teknologi

16 Oktober 2015   22:11 Diperbarui: 17 Oktober 2015   03:53 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke contoh kasus saja. Departemen pertahanan Amerika Serikat menggunakan game sebagai alat rekrut tentara baru dengan game US Army. Game ini berisi panduan menjadi tentara mulai dari masa latihan dasar, sampai simulasi perang sesungguhnya. Hasilnya? Penghematan luar biasa dalam bidang perekrutan dan yang paling bagus adalah naiknya kualitas pemahaman calon tentara baru karena sudah menguasai dari game simulasi tersebut.

Apa yang bisa kita lihat disini? Game itu melatih otak/pemikiran dari calon tentara. Pelatihan fisik yang sebenarnya tidak diabaikan. Namun tingkat kualitas tentara bisa dimaksimalkan karena materi teoritis sudah luar kepala dihapal dan dipahami melalui game. Jika anda tertarik dengan topik ini, silahkan baca artikel referensi: For the U.S. Military, Video Games Get Serious (link ada di akhir artikel).

Anda menganggap bangsa kita tidak inovatif? Pada tahun 1976 kita menjadi pionir negara dunia ketiga yang membangun industri teknologi di bidang pesawat terbang yaitu IPTN. Pada era itu saja pemerintah berani menanamkan modal yang luar biasa. Dan hasilnya bisa membangun kebanggaan dan membangkitkan nasionalisme bahwa bangsa kita bisa membuat pesawat terbang.

Lalu mengapa pada tahun 2015 ini kita mengandalkan latihan fisik selama 1 bulan? Tidak adakah cara lain yang lebih meyakinkan para generasi muda untuk mencintai negara ini tanpa melakukan push up dan tunduk kepada model penataran ideologis?

Bukankah lebih baik kita menantang para generasi muda kita untuk berinovasi sembari membuktikan nasionalismenya dengan basis teknologi? Atau negara hanya bisa mengajak lari keliling lapangan dan tidak bisa mengajak para developer membangun aplikasi pertahanan? Wajar kalau banyak pihak menuding program bela negara 1 bulan ini adalah proyek, program pencitraan, bahkan program pengalihan isu.

Pihak Kementerian Pertahanan dan Keamanan masih mengedepankan pola pelatihan fisik dan ideologi era perang dingin (cold war) di era cyberspace saat ini. Sungguh ironis dari sisi implementasi sumberdaya manusia dan teknologi. Yang paling sial adalah, mereka hanya sanggup melakukannya 1 bulan saja untuk tiap warga negara. Besar disisi jumlah namun tidak menjanjikan dampak yang signifikan dan terukur dibanding waktunya.


Untuk menutup argumentasi dan pembahasan saya, silahkan baca mengenai generasi Z dari artikel “Meet Z Generation” (lihat link di bagian referensi). Saya kutip langsung dari artikel tersebut ciri-ciri generasi Z yang juga menggambarkan generasi pemuda Indonesia saat ini:

  • Gen Zs were born in the early to mid 1990s though 2010.
  • The Internet, technology, war, terrorism, the recession, and social media shape their lives.
  • Gen Zs are tech savvy.
  • Social media has connected them globally to their peers.
  • The internet has connection them globally to knowledge.
  • They are bright, and their IQ scores are higher than previous generations.
  • They are flexible in nature and expect flexibility from institutions.
  • They are accepting of diverse populations

Sebagian dari ciri-ciri tersebut (saya harap anda membaca detail lainnya di link artikel) sudah menggambarkan kondisi generasi pemuda kita. Saya tidak menemukan relevansi yang kuat antara pelatihan bela negara pola 1 bulan dengan kondisi tersebut.

Semoga tulisan ini tidak terlalu panjang. Saya hanya ingin memberikan pemahaman bahwa masih ada model bela negara yang lebih “masuk akal” dibanding yang akan diresmikan pada tanggal 19 Oktober 2015 nanti.

Sumber referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_proksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun