Mohon tunggu...
Humaniora

Agama Sebagai Pedang

26 Februari 2016   10:44 Diperbarui: 26 Februari 2016   11:12 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Sudah kita dengar tentang pembakaran tempat-tempat ibadah yang dilakukan orang sekelompok orang. Sebenarnya, sudahkah mereka bercermin terhadap diri mereka sendiri tentang bagaimana menghargai dan menghormati pemeluk agama lain dan fasilitas untuk beribadah? Ataukah mereka hanya mengikuti ajakan dari ajaran sesat yang telah meracuni dan mendoktrin pikiran mereka?

            Juga telah kita lihat banyak komunitas yang fanatik dengan agamanya sendiri sehingga menutup mata akan adanya jalan atau aktivitas lain di luar agamanya yang tidak harus mereka urusi dan tentang. Sampai-sampai turun ke jalan memprotes segala hal yang tidak berkenan di agama mereka. Bukan soal benar atau salah, namun soal etika mereka yang menggunakan aksi merusak fasilitas umum apalagi sampai melakukan tindakan anarkis yang tidak mampu ditoleransi. Mereka hanya mengandalkan kekuatan kebersamaan, bila ditantang satu persatu pasti nyali mereka tidak sebesar awal ketika bersama, inilah salah berjamaah. Ketika suatu hal yang salah namun telah dilakukan banyak orang dan seiring waktu menjadi suatu hal yang benar. Ini merupakan hal yang menjadi keprihatian di jaman-jaman sekarang.

Langkah Tepat yang Menentukan Akhir

            Sebagai warga negara dan umat yang baik, sudah sepatutnya kita untuk bertenggang rasa dan toleransi antar umat lain yang memiliki keyakinan yang berbeda dengan kita. Perbedaan yang kita miliki jangan menjadikan kita negara yang mudah diadu domba oleh hal sepele, namun banggalah atas keragaman ini, karena tidak semua neara di dunia memiliki hal yang unik seperti yang Indonesia miliki. Tidak harus merasa agama yang kita anut merupakan agama yang paling benar, tapi lihatlah jauh lebih luas dan jauh tentang agama-agama lain yang memiliki ciri dan ibadat yang berbeda-beda sesuai keyakinan mereka, sebab agama hanya diciptakan oleh manusia, bukan Tuhan. Saatnya membangun Indonesia dengan warga negara yang sudah terbuka pikirannya! Jaman sudah dewasa, tentu perilaku kita juga dituntut menjadi dewasa juga, jangan hanya karena masalah sepele tentang agama,menjadikan kita negara yang rapuh untuk diombang-ambingkan.

            Agama hanya menjadi sebuah sarana yang digunakan untuk menjalin hubungan dengan Tuhan bukan sebagai taruhan kemenangan yang memberikan kepuasan yang fana. Namun, ada hal yang lebih penting, malah terpenting yaitu memelihara hubungan kita secara intim kepada Tuhan yang kita sembah. Jika kita hanya mengikuti aktivitas keagamaan namun hati kita masih belum kudus dan tidak benar di hadapanNya, percuma saja kita memiliki agama itu. Sudahkah kita benar? Jika belum, jangan menghakimi agama lain. Agama kita bukanlah yang terbaik, namun setidaknya tunjukkan rasa kerendah-hatian kita dengan menghargai agama lain. Viva Indonesia!

- Samuel (HBD) Hendrawan Budianto Danuleksono | SMA Kolese Loyola #64 XIID 26 -

 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun