Mohon tunggu...
Samudra Eka Cipta
Samudra Eka Cipta Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta Travel dan Jalan-Jalan

Jadikanlah Setiap Peristiwa Sebagai Guyonan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lahirnya Madzhab Ciputat Sebagai Tonggak Moderasi Pemikiran Islam di Indonesia

7 November 2020   05:58 Diperbarui: 7 November 2020   07:02 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari http://www.nurcholishmadjid.org/

Lahirnya Islam Madzhab Ciputat tidak terlepas dari perkembangan politik yang terjadi selama kurun waktu 1970-1980 kala itu sering mengalami gejolak politik membawa pengaruh bagi kalangan akademisi. 

Kalangan akademisi kemudian melakukan pembaharusan pada gagasan sebagai upaya untuk memajukan cara berpikir mereka terkait realitas yang ada. Dalam bidang keislaman mereka kemudian mendirikan madzhab-madzhab yang berusaha memodernisasikan cara pandang umat Islam dalam memahami ajaran ke-Islaman baik secara kontekstual maupun konseptual.

Kebijakan Pemerintah Orde Baru terkait dengan penerapan politik azas tunggal Pancasila telah memberikan warna baru sekaligus tantangan bagi Umat Islam dalam melaksanakan partisipasi umat Islam pada bidang politik. 

Penrapan Azas Tunggal Pancasila disebabkan karena buntut panjang dari kasus yang terjadi di Indonesia mulai dari peristiwa G30 September 1965 hingga peristiwa Woyla dan konflik antara Massa pendukung PPP dengan Golkar menjadikan alasan diterapkannya kebijakan tersebut. Penerapan Azas Tunggal Pancasila juga menimbulkan pro dan kontra terhadap pelaksanannya. 

Ketua PBNU saat itu As'ad Syamsul Arifin menanyakan langsung terkait dengan penerapan Azas Tunggal Pancasila kepada Soeharto di kediamannya Jalan Cendana. Pemerintah Orde Baru juga menerapkan P4 (Program Penghayatan dan Pengalaman Pancasila) sebagai kekuatan baru Orde Baru dalam upaya deislamisasi pada bidang pendidikan. 

Sebaga contoh pengadaan Buku Teks Sejarah Nasional Indonesia yang mana materi yang diajarkannya hanya mengajarkan tentang nasionalisme versi baru dan lebih mementingkan kepentingan Orde Baru dalam historiografi Indonesia hanya sedikit yang memunculkan peran sosok tokoh-tokoh Islam maupun organisasi-organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, maupun Persis. 

Menurut David Brouchier dalam sebuah artikel jurnal ilmiah yang berjudul Illiberal democracy in Indonesia: The ideology of the family state. In Illiberal Democracy in Indonesia: The Ideology of the Family State mengatakan bahwa penerapan P4 pada dasarnya hanya merupakan instruksi pemerintah Orde Baru kepada Pegawai Negeri Sipil yang disesuaikan dengan GBHN (Garis Besar Haluan Negara).

Berdirinya IAIN Jakarta Sebagai Tonggak Awal Diperkenalkannya Islam Madzhab Ciputat
Pada tahun 1957 Kementerian Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Ciputat.Tujuan awal didirikannya ADIA adalah untuk menghasilkan tenaga keagamaan yang nantinya akan dipekerjakan di Kementerian Agama. 

ADIA kemudian dileburkan menjadi IAIN pada tahun 1960, peleburan menjadi IAIN membuat status ADIA menjadi PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam) dan sudah tidak terikat dengan kedinasan. Menjadikan IAIN Jakarta berstatuskan universitas setingkat perguran tinggi. IAIN Jakarta pada tahun 1963 mendirikan dua fakultas baru yakni Adab dan Humuniora sebagai upaa untuk menyinkronisakan antara pendidikan berbasis agama dengan berbasis ilmiah.

Selama periode 1960-1970 menjadi awal kemunduran Umat Islam seiring dengan gejolak politik yang mempengaharui suara Umat Islam dalam berpolitik setelah diberlakukan Azas Tungal Pancasila pada Masa Awal Orde Baru. Sehingga menimbulkan demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh Mahasiswa turun untuk menyampaikan aspirasinya. 

Namun, beberapa mahasiswa saat itu yang pada kemudian menjadi para pengagas Islam Madzhab Ciputat diantaranya Nurcholis Madjid, Azyumardi Azra, dan Dawam Rahardjo melakukan perlawanannya dengan menyampaikan gagasan-gagasan ke-Islaman kepada pemerintah yang saat itu sangat alergi pada ''Islam sebagai politik'' karena dianggap dapat mengancam kedudukan kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun