Mohon tunggu...
SAMSURYADI AL BARRU
SAMSURYADI AL BARRU Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Bercita-cita Naik Kapal Selam

Samsuryadi al barru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Panjang, Kutemukan Negeri Bugis yang Hilang

23 November 2020   21:45 Diperbarui: 1 Desember 2020   12:05 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang Bugis ditemukan di hampir semua pesisir Nusantara, dari Pulau Simuelue di Aceh hingga Pulau Kolepom di Merauke.  
Mereka menjadi corak perlawanan dan perjuangan sejak lampau dan menjadi panutan sekaligus pemberi warna catatan sejarah Indonesia.

Nama-nama tenar seperti Jenderal M. Jusuf, BJ. Habibie, Sandiaga uno, Jusuf Kalla, Najib Tun Razak. Raja Ali Haji, Erna Witoelar, lanyalla mattalitti,  Syamsul bahri, Nurdin halid, Aksa Mahmud, Sri nurmaal tohl di australia, Syamsi ali imam islamic center amerika, dan banyak lagi yang datang dari bumi jazirah timur Pulau Sulawesi itu.

Data yang lain menunjukkan penduduk Indonesia keturunan Bugis ditaksir 6 juta jiwa. Sebanyak 50 persen berada di Sulawesi Selatan, sekitar 20 persen di Sulawesi Tenggara dan Tengah, 20 persen di Kalimantan Timur, Barat dan Selatan.

Di Malaysia diperkiran bermukim 800 jiwa. Selebihnya di Singapura, Kalimantan Utara, Riau, Jambi , Bangka Belitung dan Riau. Ribuan lainnya tersebar di Maluku, Nusatenggara dan Papua. Di provinsi Seribu Sungai Kalimantan Barat diperkirakan ada 150 ribu jiwa sebagai keturunan Bugis.

Dan ini merupakan perjalanan pertama saya menempuh waktu kurang lebih empat jam untuk sampai di daerah yang terkenal Ikan Arwana Super Red ujung barat kalimantan.

Pontianak 23 november  2020, dalam sebuah perkenalan saya dengan salah satu tokoh mahasiswa yang berlatar belakang hijau hitam, Namanya Ferry Saat ini menjabat selaku ketua IKAMI SULSEL Cabang Pontianak menjadi pemacu semangat menggali saya menggali rasa keingin tahuan mengapa sangat banyak sekali saya menemukan keunikan di negeri melayu ini, Ferry menjelaskan tentang akulturasi suku suku unik selain bangsa melayu dan dayak sebagai pribumi, jawa, bugis, china dan mongol telah hadir sebagai pelengkap dinamisasi struktur sosial di kalimantan barat. 

Hal tersebut terbukti beberapa pejabat yang silih berganti yang tanpa mengenal suku bangsa dan agama, kadang waktu bupati melayu, walikota bugis, camat dayak, hingga kepala desa china, menguatkan betapa harmoni provinsi ini begitu mengedepankan sikap pancasilais, yang demokratis.

Kembali ketopik, rasanya tak cukup ketika dalam tulisan ini jika membahas banyak hal tentang suku suku tadi. Kisah terdiasporanya masyarakat Sulawesi Selatan ke seluruh Nusantara, bermula dari ide Arung Palakka yang meminta bala bantuan Hindia-Belanda. Ketika itu, Kerajaan Bone yang dipimpinnya, memang dalam keadaan terjepit. Di bawah kendali Sultan Hasanuddin, Kesultanan Gowa tetangga sekaligus pesaingnya, mencapai puncak peradaban. Wilayahnya yang terus berkembang, mengancam eksistensi Bone yang semakin rapuh. 

Di pihak lain, ekspansi dagang Gowa ke seberang lautan, juga mengancam jaringan perdagangan Belanda di Indonesia Timur. Keadaan ini menyebabkan, terjadinya aliansi Bone-Belanda di Sulawesi.

Kuatnya aliansi Bone-Belanda, berakibat pada jatuhnya benteng Makassar ke tangan Kompeni. Keadaan ini semakin diperparah oleh Perjanjian Bongaya tahun 1666, yang melarang orang-orang Makassar pergi melaut. Hingga usai Perang Makassar tahun 1669, seluruh wilayah Kesultanan Gowa telah menjadi bagian dari Pax Nederlandica. 

Orang Bugis yang tak puas dengan kondisi politik Sulawesi di bagian Selatan ini, memilih untuk pergi merantau dan mengancam Belanda di perairan. Mereka bertekad, akan melawan setiap kapal-kapal Belanda yang mereka temui di lautan. tak heran mengapa bagi belamda Bugis itu adalah bajak laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun