Mohon tunggu...
Samsinar Sambo
Samsinar Sambo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 31

Seorang guru plus sebagia ibu rumah tangga yang selalu ingin membahagiakan keluarga dan selalu ingin berbagi ilmu kepada siswanya dan berbagi kebahgian kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KJP Ku Nanti dan Ku Harap

13 Februari 2023   15:18 Diperbarui: 13 Februari 2023   15:23 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi warga DKI KJP adalah hal yang sudah tidak asing lagi apalagi bagi siswa yang kurang mampu. Menurut saya kjp boleh saja tapi lebih tepat diberikan kepada siswa yang berprestasi atau lebih ke beasiswa. Agar sesuai dengan namanya KJP (Kartu Jakarta Pintar). Kenapa saya berpendapat demikian? Karena sekarang banyak warga yang menjadi miskin atau mengaku miskin agra menerima KJP. Sampai ada gurauan dari orang tua murid saat ambil pengumuman kelulusan. 

"Anak kamu si A kerja dimana?" tanya salah satu orang tua ."Ga kerja kawin aja biar cepat punya anak dan banyak" jawab ibu yang lain. "Buat apa disekolahin kalau buat cepat kawin habisin biaya aja." Balas si ibu sewot.  Begini loh ibu cantik sekarang kan anak yang sekolah rutin dapat KJP setiap bulan, kalau anak saya punya banyak anak misalkan SD.,SMP.,SMA/SMK ada berartikan lumayan pemasukan tiap bulan. Jadi semakin bayak anak semakin banyak rezeki salah satunya dari KJP begitu ibu.

Dari pembicaraan ibu-Ibu tersebut bisa saya ambil kesimpulan jadi oramg tua mengandal KJP buat kebutuhan mereka. Dan jika ada panggilan dari sekolah mengenai KJP mereka akan berbondong-bondong datang ke sekolah lain halnya jika mereka diminta datang ke sekolah karena urusan lain ambil raport misalnya, maka seribu satu alasan akan dibuat agar tidak datang ke sekolah. Saya tidak mengatakan semua begitu tapi ada beberapa bahkan banyak orang tua yang begitu.

Kebetulan Jumat kemarin di sekolah diadakan sosialisasi KJP untuk tahap 2 tahun 2023 karena tahap 1 sudah bulan Agustus kemarin. Dari 35 jumlah siswa yang hadir 33 orag tua. Ini membuktikan antusias orang tua mengenai KJP sangat-sangat tinggi. Saya alami waktu masih mengajar di sekolah swasta ternyata tidak jauh beda dengan di tempat saya mengajar sekarang walaupun jumlah penerima KJP tidak sebanyak di swasta.

Formulir yang biasa mereka isi semenjak usulan penerima KJP awal masih saja ada yang lupa pada hal data yang diisi juga sama kecuali ada perubahan nama sekolah jika naik jenjang, dan data pribadi lainnya yang seharusnya tidak perlu dipertanyakan lagi karena mereka yang tahu datanya. Mungkin rentang waktu pengisian yang cukup lama sekita 6 bulanan jadi lupa.

Tidak dapat dipungkiri KJP memang sangat membantu siswa untuk sekolah mulai dari membeli perlengkapan sekolah, paket sembako, spp bagi siswa yang sekolah di swasta. Uang KJP yang mereka terima seharusnya untuk memenuhi kebutuhan anak untuk sekolah/pendidikan malah digunakan buat keperluan pribadi bahkan untuk bayar uang kontrakan, dp motor dan lain sebagainya,  ini bagi orang tua dan siiswa yang hidupnya hanya mengandalkan KJP.

Sebetulnya peggunakaan dana KJP sudah diatur dan dijelaskan kepada orang tua maupun sisiwa tapi yang namanya manusia tetap saja ada yang menyimpang dalam penggunaan dana tersebut. Dan ada sangsi yang akan diterima jika penggunaaan dana di luar yang ditentukan seperti pemblokiran dana kJP bahkan pemutusan dana KJP jika ketahuan. 

Selama mereka belum ketahuan aman-aman saja. Karena sampai sekarang masih ada toko-toko yang membantu orangt ua dan siswa untuk melakukan kecurangan. Contohnya di slipnya mereka membeli tas, buku, sepatu dan lain-lain tapi kenyataannya mereka tarik tunai sesuai dengan nominal yang ada di slip pembelian. Disini tidak ada yang bisa disalahkan karena memang baik oran tua maupun tempat belanja/tarik tunai dana dua duanya salah.

Menurut saya selama midset mereka penerima klJP tidak berubah makan kejadian-kejadian yang sudah  akan tertap terulang kembali. Selama ada toko yang memberikan kesempatan dan kemudah tarik tunai KJP dan dapat slip sesuai permintaan tetap akan terjadi.  Sebenarnya pemda sudah pernah menutup toko-toko yang melakukan hal tersebuit tapi tetap saja masih ada. Dan sudah menjadi rahasia umum.

Semoga ke depannya orang tua murid sadar bahwa dana KJP yang diberikan pemerintah benar-benar digunakan untuk kebutuhan sekolah anaknya bukan untuk memenuhi kebutuahna sehari-hari keluarga. Dan pemerintah benar-benar menyeleksi secara ketat siapa saja yang layak menerima dana KJP.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun