Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Munculnya Nama UAS dalam Survei Populi Center

10 November 2020   08:21 Diperbarui: 10 November 2020   08:31 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BEBERAPA lembaga survei tanah air seolah terus berlomba-lomba mencari siapa nama-nama yang layak untuk maju pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Keberadaan lembaga ini juga sepertinya untuk terus memacu dan "memanas-manasi" para kandidat agar saling bersaing berebut posisi terbaik. 

Bulan lalu, lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei yang dilaksanakan bulan September 2020. Lembaga yang dipimpin Burhanudin Muhtadi tersebut menempatkan nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai yang terbaik. Elektabilitas politisi PDI Perjuangan itu meraih 18,7 persen. 

Sedangkan di urutan kedua dihuni oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subuanto dengan 16,8 persen. Dan, nama Gubernur DKI Jakarta berada tepat di bawahnya dengan 14,4 persen. 

Selain IPI,  lembaga survei Indo Political Opinion (IPO) pun merilis hasil surveinya. Kedua lembaga survei ini seolah kompak. Mereka sama-sama menempatkan Ganjar sebagai peraih elektabilitas tertinggi, di susul oleh Prabowo dan Anies Baswedan. 

Menurut hasil survei IPO, elektabilitas Ganjar mencapai 17,9 persen. Sementara Prabowo 16,4 persen dan Anies Baswedan 15,3 persen. 

Bulan ini, November 2020, lembaga survei Populi Center juga merilis hasil jejak pendapatnya. Survei yang ditanyakan oleh mereka adalah tentang respon atau harapan masyarakat terhadap sosok kandidat. 

Hasilnya tidak jauh dari hasil lembaga survei sebelumnya. Nama-nama yang masuk tiga besar masih dihuni nama yang sama. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. 

Kalau pada hasil. Lembaga survei di atas, nama Ganjar Pranowo begitu perkasa dengan menempati peringkat teratas. Dalam hasil survei Populi Center, dia harus puas di posisi kedua dengan capaian 9,9 persen. 

Kali ini posisi teratas diraih oleh Prabowo Subianto dengan raihan 18,3 persen. Sedangkan elektabilitas Anies masih berkutat di posisi ketiga dengan 9,5 persen. 

Hanya saja, seperti dikutip dari Kompas.com, survei Populi Center ini menghasilkan nama kejutan yang duduk di peringkat empat. Ustad Abdul Somad (UAS). Elektabilitas Ustad kondang ini mencapai 6,2 persen. 

Saya rasa munculnya nama UAS di peringkat empat adalah ancaman tersendiri bagi para kandidat lainnya. Betapa tidak, sejauh pelaksanaan jejak pendapat yang dilakukan beberapa lembaga survei sejak bulan Februari 2020 lalu, UAS tidak pernah dilibatkan. 

Sekalinya dilibatkan, ustad lulusan Universitas Al Azhar Mesir ini mampu menyodok ke peringkat empat. UAS mampu mengangkangi nama-nama lain yang telah lebih dulu wara-wiri masuk radar lembaga survei. 

Sebut saja, mantan cawapres 2019, Sandiaga Uno; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua DPR RI, Puan Maharani. 

Bila nama UAS senantiasa dilibatkan dalam jejak pendapat, bukan mustahil elektabilitas dirinya akan terus merangkak naik dari waktu ke waktu dan mengancam elektabilitas yang ada di atasnya. Kemungkinan ini tentunya cukup terbuka lebar. UAS mempunyai panggung khusus. Yakni aktivitas dakwah dari satu daerah ke daerah lainnya. 

Dengan aktivitas dakwah ini pula dia akan dengan leluasa meraih simpati masyarakat. Terutama para jemaahnya. 

Dalam blantika politik nasional nama UAS memang bukan nama baru. Sebelumnya pada Pilpres 2019, pria kelahiran Siro Lama, Tarakan, Sumatera Utara, 18 Mei 1977 ini sempat direkomendasikan oleh para ulama tanah air sebagai salah seorang cawapres pada Pilpres 2019. 

Saya masih ingat, rekomendasi ulama terhadap UAS ini untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto. Hal ini demi mengimbangi tingginya popularitas dan elektabilitas Jokowi. Namun, UAS menolak. Dalihnya ingin bersikap netral. Tidak ingin memihak salah satu kubu. 

UAS pun mengaku tidak memiliki bakat menjadi politisi. Dia hanya ingin fokus melaksanakan aktivitasnya sebagai juru dakwah. 

Bagaimana dengan Pilpres 2024 mendatang. Apakah sikap UAS masih tetap sama? Menarik kita tunggu. 

Namun, saya rasa lebih baik UAS tidak tergiur dengan iming-iming jabatan politik. Karena hanya akan merusak reputasi dirinya sebagai salah satu tokoh besar agama Islam. 

UAS mestinya berkaca pada nasib Almarhum KH. Zainudin MZ. Semasa hidupnya, beliau sangat banyak jemaahnya, makanya dijuluki Kyai sejuta umat. Namun, reputasinya langsung amblas saat tergoda oleh bingarnya politik.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun