Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ferdinand Ikuti Jejak Ruhut, Fadli Zon Abu-abu dan Adian Memilih Diam Soal RUU Ciptaker

11 Oktober 2020   15:09 Diperbarui: 11 Oktober 2020   15:24 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Adian - Ferdinand - Fadly: Tempo.co - edit: Elang Salamina


RANCANGAN Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) yang baru disahkan DPR bersama pemerintah lewat Sidang Paripurna, Senin (5/10/2020) menuai presepsi berbeda di kalangan elite politik tanah air. Menariknya beda pandangan tersebut terjadi dalam satu gerbong partai yang sama. 

Hal tersebut menandakan bahwa Omnibus Law RUU Ciptaker masih sangat menyisakan ruang untuk diperdebatkan. Sebab, jika benar-benar yakin memihak terhadap rakyat atau sebaliknya, penulis rasa perbedaan presepsi di internal partai kemungkinan kecil terjadi. 

Tengok saja Partai Demokrat yang sudah sama-sama kita ketahui menolak keras pengesahan RUU Ciptaker. Bahkan, penolakan tersebut disertai aksi walk out saat Sidang Paripurna DPR berlangsung. 

Meski dalam pandangan penulis sikap tegas Partai Demokrat ini didasari kemungkinan. Pertama karena memang RUU Ciptaker tersebut bakal sangat merugikan kaum buruh. Dan, yang kedua adalah strategi politik Partai Demokrat untuk meraih simpati rakyat, khususnya kaum buruh. 

Sejatinya sikap Partai Demokrat ini diamini oleh seluruh kader. Nyatanya tidak. Salah satu buktinya datang dari Ferdinand Hutahaean. 

Siapapun masyarakat politik tanah air mahfum, Ferdinand adalah salah satu kader partai yang kerap membela partainya mati-matian. Dia rela berdebat dengan siapapun apabila ada lawan politik yang menyerang Partai Demokrat. 

Namun, dalam kasus RUU Ciptaker, pria kelahiran Sumatera Utara, 18 September 1977 itu memilih sikap berbeda. Dia justru mendukung Undang-Undang "Sapu Jagat" tersebut disahkan, karena sejalan dengan Pancasila demi masyarakat berkeadilan sosial. 

Beda pandangan ini bukan main-main. Ferdinand dengan tegas akhirnya mengundurkan diri dari partai yang telah membesarkan namanya tersebut. Selanjutnya, Direktur eksekutif Energi Watch Indonesia (EWI) ini dikabarkan akan lebih mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Sikap yang ditunjukan Ferdinand ini adalah napak tilas dari apa yang pernah diakukan Ruhut Sitompul. Dia dikenal sangat dekat dengan SBY dan Partai Demokrat, namun akhirnya membelot membela Presiden Jokowi. 

Tapi, terlepas sikap beda Ferdinand ini ada maksud lain, namun yang pasti dia sudah tegas berani mengambil risiko. Melepas atribut partainya terdahulu, Partai Demokrat. 

Sikap yang menurut penulis tergolong berani ini belum tentu mampu dilakukan oleh politisi Partai Gerindra, Fadly Zon. Padahal, sikap mantan Wakil Ketua DPR periode 2014 - 2019 ini juga bersebrangan dengan partainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun