Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengenang Titik Balik Popularitas dan Karier Politik Jokowi

20 September 2020   20:26 Diperbarui: 20 September 2020   20:41 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki dengan postur tinggi kurus itu adalah mantan pedagang eceran mebel atau perabot rumah tangga dari sebuah kota di Pulau Jawa. Siapa sangka, kalau dalam perjalanannya dia menjadi fenomena politik tanah air dalam beberapa tahun terakhir. Siapa dia? Dia adalah Joko Widodo alias Jokowi. 

DALAM perjalanan sejarah kepemimpinan tanah air, Jokowi tercatat sebagai presiden ketujuh Republik Indonesia. Beliau menjadi orang nomor satu di tanah air sejak tahun 2014, setelah mampu mengalahkan perlawanan Prabowo Subianto pada Pilpres pada tahun yang sama. 

Kemenangan pada Pilpres 2014 kembali mampu diulanginya lima tahun tahun kemudian (Pilpres 2019). Lawan yang dihadapi masih nama yang sama, yakni Prabowo Subianto. 

Kini Jokowi tengah menjalani masa jabatannya sebagai Presiden RI untuk kedua kalinya. Sayang dalam perjalanannya ini harus dihadapkan pada satu permasalahan yang sangat pelik, yaitu pandemi virus corona (Covid-19). 

Akibatnya, nama Jokowi yang awalnya begitu harum dan mashyur mendadak melempem. Dia dianggap tidak mampu menangani pandemi dengan baik dan tidak mampu menyelamatkan masyarakat dari keterpurukan ekonomi. 

Belum lagi, di waktu hampir bersamaan, Presiden Jokowi pun diserang oleh isu melanggengkan politik dinasti. Gara-garanya karena anak dan menantunya maju pada kontestasi Pilkada serentak 2020. 

Tak ayal, dari situasi pelik ini membuat posisinya terjepit dan jadi bahan serangan lawan politik. Bahkan, isu pemakzulan pun sempat meramaikan ranah politik tanah air. 

Beruntung Presiden Jokowi tidak pernah terpancing dengan situasi rumit ini. Dia tetap saja fokus pada apa yang seharusnya dilakukan sebagai seorang Presiden, meski maaf kadang cenderung plin plan. Namun begitu, boleh jadi apa yang dilakukannya ini merupakan hasil pertimbangan dan hitung-hitungan matang dirinya yang tidak diketahui semua pihak. 

Yang pasti, hingga hari ini Presiden Jokowi masih terus berupaya untuk segera mampu memulihkan keadaan. Semoga saja, apa yang menjadi upaya dan kebijakannya tersebut membuahkan hasil maksimal, dan Indonesia bisa secepatnya keluar dari krisisis pandemi ini. 

Kita tinggalkan Presiden Jokowi yang sedang dihadapkan dengan beragam masalah. Biarkan beliau dan segenap perangkat di bawahnya bekerja. 

Izinkan pada kesempatan ini penulis untuk mengenang kembali titik balik popularitas dan karier politik Jokowi hingga akhirnya beliau mampu menancapkan dirinya dalam jajaran daftar nama Presiden RI. 

Terjun ke Dunia Politik 

Sebagaimana telah disinggung, jauh sebelum menjadi Presiden RI, Jokowi hanyalah seorang pengusaha mebel di Kota Solo, Jawa Tengah. Namun, dari kesuksesannya sebagai pengusaha mebel ini pula yang membawa jalan pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 ini terjun dalam dunia politik praktis. 

Pada tahun 2005, diusung oleh PDI Perjuangan dan PKB, Jokowi yang berpasangan dengan FX Hadi mencalonkan diri pada Kontestasi Pilwakot Solo tahun 2005. Hasilnya tak sia-sia. Pasangan ini mampu keluar sebagai pemenang dan berhak menduduki jabatan Walikota dan Wakil Walikota Solo untuk masa jabatan 2005 - 2010. 

Setelah terpilih, mulailah Jokowi melakukan pembenahan Kota Solo. Mulai dari infrastruktur, penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), pengembangan ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan, hingga 'rebranding' Kota Solo sebagai The Spirit of Java.

Rupanya apa yang dilakukan Jokowi dengan pasangannya, FX Hadi mampu memuaskan masyarakat Solo. Jamak, saat pasangan ini kembali mencalonkan diri pada Pilwakot Solo 2010, mampu kembali keluar sebagai pemenang. 

Tidak tanggung-tanggung, kemenangan mereka mencapai 90,09 persen suara. Ini membuktikan bahwa Jokowi benar-benar disukai oleh hampir seluruh masyarakat Kota Bengawan tersebut. 

Kisah sukses Jokowi di Kota Solo akhirnya tersendus oleh media-media nasional. Bukan saja prestasinya yang memuaskan, pribadinya yang sederhana, jujur dan santun dalam berpolitik juga tak luput dari sorotan. 

Tak urung, dalam waktu tak begitu lama nama Jokowi telah mampu mencuri perhatian tokoh nasional. Satu diantaranya adalah Prabowo Subianto. Pria yang kelak akan jadi rival utamanya dalam dua kali Pilpres tersebut meminta Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, atau saat jabatannya sebagai Walikota Solo menyisakan tiga tahun lagi. 

Maju Pilgub DKI 2012 

Gayung bersambut. Permintaan Prabowo Subianto disambut baik Jokowi. Singkat cerita beliau bersama Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok akhirnya maju pada kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2012, dengan diusung oleh Partai Gerindra dan PDI Perjuangan. 

Meski namanya telah menasional, tidak mudah bagi pria kurus yang "diimpor" dari Kota Solo itu bisa menang di DKI, karena diikuti enam pasangan yang diantaranya adalah petahana, Fauzi Bowo, yang diusung oleh tujuh partai. 

Kendati begitu, Jokowi yang kala itu sedang menjadi "Media Darling" cukup mampu menyedot simpati warga DKI. Hasilnya, beliau yang berpasangan dengan Ahok mampu lolos ke putaran kedua, dan head to head dengan calon petahana. 

Rupanya keberuntungan sedang memihak Jokowi. Beliau mampu mengalahkan rivalnya dan  melenggang mulus menuju Balai Kota sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan 2012 - 2017. 

Sang Fenomena Politik 

Munculnya Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta, menjadi fenomena politik tersendiri bagi ranah politik tanah air. Kemenangannya di Pilgub DKI membuat namanya makin populer dan seolah menjadi titik balik karier politiknya. 

Sikapnya yang sederhana dan bersahaja semakin membangun citra positif Jokowi di mata publik, sehingga beliau dianggap sebagai pemimpin yang mampu membawa perubahan. Apalagi, tak lama setelah dilantik, gaya "blusukan" yang biasa dia praktikan sewaktu masih menjadi Walikota Solo tetap dipertahankan. 

Tak perlu menunggu lima tahun sampai masa jabatan Gubernur DKI Jakarta habis, popularitas Jokowi terus melejit. Gaya blusukannya menuai perhatian publik nasional, tak hanya dari warga Jakarta saja. Berbagai lembaga survei pun menyebut Jokowi sebagai kandidat calon presiden paling kuat. Dan benar saja, Jokowi maju dan memenangi Pilpres 2014, kemudian dilanjutkan pada Pilpres 2019.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun