ENTAH apa yang terjadi dengan kondisi di tanah air. Sudah lebih dari tujuh bulan pandemi virus corona atau covid-19 masih terus merajalela. Padahal di beberapa negara lain, virus asal Wuhan, China ini perlahan sudah bisa diantisipasi.Â
Terbukti, beberapa kegiatan ekonomi, sosial, dan olahraga berangsur mulai bergulir, meski masih menerapkan protokol kesehatan sesuai standar WHO.Â
Sementara di Indonesia meski beberapa kegiatan ekonomi sudah berjalan, tetapi kesannya dipaksakan. Akibatnya pagebluk terus mengganas dan korban positif pun kian meningkat pesat.Â
Hingga Rabu (10/9/20) jumlah kasus positif mencapai 203.342 pasien. Dari total jumlah tersebut, 145.200 telah dinyatakan sembuh dan 8.336 jiwa meninggal dunia.Â
Penyebaran virus corona di tanah air ini tersebar di seluruh provinsi, dengan DKI Jakarta sebagai penyumbang kasus terbanyak. Dikutip dari Tribunnews.com, kontribusi provinsi yang di pimpin Gubernur Anies Baswedan tersebut sebanyak 49.397 kasus.Â
Pasti, sebagai kota dengan kontribusi kasus terbanyak merupakan pukulan telak bagi Anies Baswedan. Lantaran selama ini dia kerap beretorika dengan mendengungkan dan mengeluarkan kebijkan yang katanya sangat tepat guna memotong mata rantai penyebaran virus.Â
Salah satu contohnya adalah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dan penerapan ganjil genap. Namun, kenyataannya kasus positif corona meningkat signifikan.Â
Merasa apa yang telah dilakukannya selama ini tak berjalan baik, Anies kembali merubah kebijakan.Â
Tapi, kebijakannya yang cenderung "jungkir balik" ini justru mendapat kritik sejumlah pihak. Di antaranya datang dari pegiat media sosial (Medsos), Denny Siregar.Â
"Gua pasti dukung kebijakan PSBB di @DKIJakarta..
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!