Mohon tunggu...
Semprianus Mantolas
Semprianus Mantolas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pecandu Kopi

Baru belajar melihat dunia, dan berusaha menyampaikannya melalui simbol (huruf)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Rebranding China Selama Pandemi Covid-19 Melalui Mask Diplomacy

28 Mei 2020   03:38 Diperbarui: 28 Mei 2020   10:13 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/ foto: france24

Negara pemenang perang dunia ke-2 yakni Rusia pun berterimakasih kepada China yang telah memberikan bantuan masker. Bantuan tersebut diberikan oleh pemilik e-commerce terbesar di China (Alibaba), Jack Ma berupa 1 juta masker dan 200 ribu alat test covid-19.

Sama halnya dengan Asia dan Eropa, Afrika pun menjadi incaran China. The Africa Report menuliskan bantuan alkes berupa masker yang diberikan oleh China ke Afrika kurang lebih mencapai 1 juta. Bantuan ini tidak termasuk dengan bantuan fresh money seperti yang dilakukan China sebelum-sebelumnya.

Perlu diketahui strategi pembagian alkes selama pandemi berlangsung, membuat produksi masker di China meningkat. Vietnam Times mencatat, awal Maret lalu produksi masker China dalam satu hari mencapai 116 juta pcs.

Produksi yang cukup tinggi inilah yang menjadi alasan berkurangnya kualitas masker china. Walau begitu gaya diplomasi publik China melalui bantuan masker nampaknya cukup memperbaiki citra buruknya di dunia internasional.

Kata umpatan dan hinaan kini berganti ucapan terimakasih. The Diplomat menyebut strategi pemberian bantuan cina ini dengan istilah diplomasi masker atau mask diplomacy.

Jika diperhatikan, setelah berhasil menjinakan Covid-19 di negaranya, China muncul sebagai dewi penolong untuk seluruh dunia. Seolah China kini adalah penguasa global menggantikan Amerika Serikat.

China Pemimpin Global?
Banyak yang meramalkan dunia pasca Covid-19, China akan menjadi penguasa global.

Bagi saya hal ini bisa saja terjadi. Setidaknya ada beberapa variabel yang membuat saya yakin ramalan tersebut bisa terjadi.

Variabel pertama adalah ketergantungan masyarakat global terhadap China. Jika merujuk pada bantuan yang diberikan China kepada hampir seluruh negara di dunia, sudah pasti jebakan ketergantungan ini akan terus berlanjut. 

Kita bisa lihat bagaimana Afrika dan beberapa negara di pasifik yang terjebak dengan bantuan utang luar negeri China.

Saya yakin pola yang sama bisa dimainkan oleh China (walaupun hal ini masih bisa diperdebatkan). Ditambah lagi saat ini, banyak negara dibuat berang oleh presiden Trump yang muncul dengan konspirasinya tanpa menunjukan solusi laiknya yang dilakukan China dengan bantuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun