Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Peribahasa untuk Pendidikan

10 Juni 2021   22:25 Diperbarui: 10 Juni 2021   22:42 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar peribahasa oleh kompasiana.com

Peribahasa adalah sebuah ungkapan spesifik dalam segala hal baik untuk para generasi millenial maupun para pelajar yang sedang menuntut ilmu agar dapat menjadi motivasi dalam belajarnya.

Peribahasa sudah ada sejak jaman dulu kala. Bahkan ketika Saya masih sekolah dasar pun peribahasa sudah menjadi mata pelajaran yakni Bahasa Indonesia yang diajarkan oleh Guru di sekolahan.

Proses menuntut ilmu pendidikan tanpa peribahasa rasanya sulit untuk meningkat kearah lebih baik dalam mengejar prestasi. Oleh karena itu adanya peribahasa diharapankan dapat jadi sebuah penyemangat proses belajarnya.

Kalimat peribahasa dalam penggunaannya banyak arti dan versi sesuai situasi. Umumnya peribahasa sangat singkat, ringkas, padat tapi berisi atau berbobot mewakili sebuah nasehat.

Contoh peribahasa ketika dulu Saya masih sekolah hingga sekarang masih ingat adalah "hemat pangkal kaya rajin pangkal pandai" yang berarti siapa hemat ia bakal kaya dan siapa rajin belajar ia bakal pandai. Bahkan buku cetaknya pun Saya beri sampul kertas bertuliskan peribahasa tersebut.

Peribahasa mempunyai makna khusus dalam kehidupan sehari-hari dalam penggunaannya pun sangat berkaitan dengan sikap serta tingkah laku manusia.

Susunan kalimatnya mudah diucapkan dan dihafal selain itu juga gampang mengimplementasikan dalam hidup. 

Bahasa yang digunakan dalam peribahasa selain penuh adab juga mengandung nilai kesopanan tersendiri sehingga tanpa dengan disadari menggunakan peribahasa dapat menyadarkan banyak orang khususnya kaum pelajar.

Contoh peribahasa yang juga diajarkan pada saat sekolah "duduk sama rendah berdiri sama tinggi" mempunyai arti bahwa derajat orang dimata Tuhan itu sama tida beda yang membedakan adalah karakteristiknya yang angkuh dan sombong.

Pentingnya peribahasa untuk pendidikan salah satunya agar dapat ditanamkan dalam hati sebagai motivasi belajar yang mempunyai nasehat untuk diri bahwa kesuksesan atas prestasi melalui proses.

Penggunaan peribahasa juga dapat digunakan bagi kaula muda yang sedang dilanda cinta. Umumnya mereka membuat sebuah kiasan peribahasa untuk mendapatkan pujaan hatinya.

Ilustrasi peribahasa orang jatuh cinta/sumber: pixabay.com
Ilustrasi peribahasa orang jatuh cinta/sumber: pixabay.com
"Gula jawa rasa coklat" adalah contoh peribahasa untuk para pencari cinta. Kalimat ini sering digunakan bagi mereka yang sedang dimabuk asmara yang mempunyai arti jika cinta sudah melekat susah untuk melupakannya.

"Sri namamu sudah ku ukir didalam hati" juga merupakan contoh peribahasa untuk seseorang yang sedang dilanda asmara yang mempunyai arti bahwa dalam dirinya hanya ada satu nama tersebut.

Bukan berarti di ukir seperti kayu jati furnitur yang indah ketika menjadi produk mebel dan kursi. Bagaimana mungkin nama kok di ukir didalam hati. Tapi itulah peribahasa indah dan sedap didengar dan dirasakannya.

Bahkan dipuisi-puisi teman kompasianer di kompasiana pun umumnya bahasa yang mereka gunakan adalah peribahasa. Namun sayangnya Saya bukan seorang pujangga yang pandai merangkai kata.

Terkadang Saya suka bingung sendiri mengartikannya karena begitu indahnya peribahasa mereka didalam sebuah karyanya. Itulah mengapa sering Saya sebut satu kata mengandung banyak makna memang semua ada dalam peribahasa dikalangan anak muda.

Apa lagi jika dalam puisi tersebut menjadi sebuah video akan lebih menambah sang jomblo tercengang dibuatnya. Karena indahnya perpaduan perbahasa tersebut.

Tidak jarang pula yang mengatakan peribahasa dapat menjadi nyata jika dihayati penuh arti untuk kehidupan.

Mereka umumnya sedang dilanda berbagai rasa dituangkan sebuah karya namun lagi dan lagi aku hanya terpana ketika peribahasa berubah menjadi baper tingkat dewa hahahaha..

Terima kasih telah membaca semoga bermanfaat dan salam..

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun