Pada beberapa waktu lalu di Mageleng Jawa Timur berlokasi di omah mbudur ditelah mengadakan sound of Borobudur yang di ikuti oleh para seniman Nasional.
Inilah pusat musik Dunia terdapat lebih dari 200 replika relief dan semuanya mempunyai nilai secara spesifik dari alunan musik merdu didengar yang diadakan pada 8 April lalu.
Sekilas tentang musik pada telief tersebut bisa dibilang sebagai alat musik kontemporer sebab cara memakainya sama seperti alat musik tradisionil sekarang ditiup, dipetik serta dipukul.
Bertajuk sound of Borobudur karena disinilah awal peradaban bagi pusat musik Dunia. Sejarah masa lalu dapat dikenang dengan pertunjukan musik ini.
Menurut sejarah dibangunnya Candi Borobudur diperkirakan terjadi pada tahun 750 sampai dengan 850 M oleh Dinasti Sailendra dari kerjaan Mataram.
Ada beberapa jenis alat musik yang terdapat di relief Candi Borobudur tersebut sekitar kurang lebihnya puluhan alat musik semuanya telah terbentuk dari pahatan pada relief candi Borobudur.
Seperti contohnya, alat musik yang bernama Bo yang mana jenis musik ini secara spesifik musik indtrumen yang biasa digunakan pula bagi warga china.
Kemudian ada juga alat musik darbuka yang terbuat dari tembikar, merupakan jenis musik dari Kairo. Alat ini juga cukup populer dimainkan diberbagai Negara seperti Turki, Syiri, dan lainnya.Â
Selain itu ada alat musik yang bernama So dari Jepang. Alat inilah yang dimainkannya dengan cara ditiup pada ujung alat tersebut sebagai simbol kelairan dengan bergambar burug phoenix. Dan masih banyak lagi lainnya.
Alunan musik indah yang dimainkan oleh para musisi dari berbagai Daerah Jawa Tengah seperti Tri Utami, Dewa Budjana, Bintang Indrianto dan Purwacaraka mengalun syandu yang di replika dari relief Candi Borobudur.
Sebagai mana penuturan dari Dewa Budjana saat dikonfirmasi oleh wartawan terkait relief yang terdapat di Bangunan Candi Borobudur tersebut mengatakan bahwa secara langsung dapat belajar tanpa harus melihat dari gambar.
"Ya ini kelanjutan seperti yang Saya bilang lima tahun lalu ketika Saya cuman diajak kesini (Candi Borobudur) akhirnya dapat pengetahuan tentang relief yang bukan hanya buat foto-foto. Kita dulu tahunya kesini berdarma wisata poto, ternyata apa yang ada diseluruh Dunia ini tergambarkan di Candi ini. Jadi boleh di bilang kayak perpustakaan semua ada disini" ujar Dewa Budjana 8/4/2021. Sumber: detik.com
Bahkan Dewa mengisahkan tentang relief yang menjadikan hatinya tergerak untuk mendalami hingga lahirlah alat musik replika yang semuanya tergambarkan pada bangunan Candi Borobudur.
Berbeda lagi dengan musisi Tri Utami yang mana saat dikonfirmasi terkait Sound Of Borobudur juga mengisahkan alat musik dari dulu sudah ada hingga kini sudah ada sekitar 200 alat musik.
"Jelas dengan yang dulu lain, dulu seadanya yang penting bunyi, nggak cuman gagasan, wacana besar, terus kerja besar, lima tahun bolak balik, sekarang ya sudah 200 alat sesuai relief" kata Tri.
Ganjar Pranowo memberikan keterangan terkait penemuan replika tersebut yang sebelumnya pernah menjadi diskusi via webminar bersama musisi Purwacaraka, Tri Utami dan Dewa Budjana. Ia juga antusian bahwa Borobudur sebagai pusat musik dunia.
"Jadi ini sebenarnya seperti reinventing, penemuan kembali yang dahsyat karena waktu itu kita sudah diskusi, kita ada webminar bahwa ada beberapa orang yang nekat. Ada kang Purwa, terus kemudian ada mbak lie, ada Dewa Budjana yang mengekspor tentu banyak juga ilmuwan-ilmuwan yang terkibat. Mencatat dari seluruh relief dan ditemukannya alat-alat musik itu" ujar Ganjar Pranowo.
Beliau menambahkan bahwa para musisi tersebut tidak hanya untuk sekedar menciptakan alat musik, namun lebih dari itu mereka juga dapat membunyikannya setelah melakukan riset hipnotesis.Â
Selain itu menurut Gubernur Jawa Tengah ini, adanya hasil karya dari replika relief Candi Borobudur juga dapat memperkaya menambah keberadaannya.
Ganjar memberi apresiasi kepada para musisi agar terus dapat diproduksi sekaligus dapat dimainkan sebab semuanya hasil tersebut dapat memperkaya candi borobudur. Dengan begitu berarti mereka dapat menunjukan peradaban yang sangat luar biasa.
Sound of Borobudur replika relief yang merdu dari Magelang ini telah memberi nuansa khas adat budaya Nusantara khususnya kepada para musisi-musisi kelas Nasional yang mana mereka adalah para musisi hebat dijaman sekarang.
Aneka alunan musik yang beragam dan terdengar aneh ini karena semua alat musik yang dimainkan oleh para musisi tersebut tidak gampang untuk didapat dan dijumpai di Daerah dimana pun kecuali di omah mbudur Magelang.
Wonderful Indonesia sebagai budaya yang harus dipertahankan. Indahnya alunan musik tersebut mampu menggoyang bagi siapa pun yang hadir. Bahkan Gubernur Ganjar Pranowo pun ikut bergoyang karena sangkin asiknya menyaksikan pertunjukan tersebut.
Seperti itulah Sound Of Borobudur yang harus kita lestarikan dan wajib untuk diteruskan sebagai warisan sejarah budaya Bangsa. Semoga bermanfaat dan Salam..
Samuhudi Bhai
Kompasianer Brebes Communitu (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.