Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AHY Tuding Pihak Istana Kudeta Partai Demokrat

4 Februari 2021   14:44 Diperbarui: 4 Februari 2021   15:38 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AHY (Muhammad Adimaja/Antara Foto)

Ketua Umum Parta Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belakangan ini telah menjadi perbincangan hangat bagi warga net atas pernyataan kontroversiya yang berani ditudingkan kepada lima orang dari pejabat tinggi disekitar Presiden Joko Widodo.

Sebagaimana AHY dalam konferensi persnya menyatakan bahwa disebut-sebut Jendral TNI Moeldoko salah satu yang telah mengadakan langkah konsolidasi dengan para kader untuk kudeta Partai Demokrat sehingga menimbulkan polemik yang tajam.

"Yaitu tentang adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilan kepemimpinan Partai Demokrat" kata AHY dikantor partai Demokrat jalan proklamasi pada senin 1/2/2021. Sumber: (Jawapos.com)

Kontroversi kongres dari para pejabat tinggi negara Jendral Moeldoko dengan para kader Demokrat menimbulkan perspektif. Moedoko telah dianggap melakukan pembohongan Publik. Sehingga hal ini diungkapkan Politikus Demokrat yakni Rahland Nasidik. Pada hari Rabu 27/2/2021.

Drama baperan ala Partai Demokrat ini menimbulkan kegaduhan luar biasa ditengah masyarakat. Disaat masih ramainya warga net membicarakan kasus Abu Janda dilaporkan KNPI terkait rasisme, ternyata ada berita yang lebih ekstrem lagi dan tidak ingin mengalah semata-mata demi cari panggung belaka.

Pantas saja jika Jendral TNI Purn Moeldoko sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) memberi pernyataan dengan mengatakan menjadi seorang pemimpin jangan mudah baper dan jangan mudah terombang ambing. 


Bahkan Moeldoko sedikit memberikan sentilan pedas kepada AHY, hal ini terjadi akibat tudingannya yang ngawur soal kudeta menimpa dirinya dan lima yang disebut-sebut dekat dengan Presiden Joko Widodo oleh AHY. Ternyata itu tidak benar dan jelas telah melakukan sikap mblegedes alias prihatin saya. Hehe..

Moeldoko tidak mau tinggal diam. Ia pun merespon balik pernyataan AHY yang sudah menyebut dirinya ingin mengkudeta. Moeldoko tetap santuy dan meminta kepada pihaknya agar jangan sampai dikaitkan dengan pihak Istana. Sebab Presiden Joko Widodo dalam hal ini sama sekali tidak tahu menahu di tubuh kepemimpinan Partai Demokrat.

"Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi, jangan sedikit-sedikit dan jangan jangan ganggu pak Jokowi, karena Beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali dan tidak tahu apa-apa" ujar Moeldoko dalam konferensi pers secara virtual pada hari senin 01/01/2021. Sumber: cnn Indonesia.

Bagaikan nasi telah menjadi bubur, susah untuk dibendung akibat pernyataan AHY yang dinilai sangat tendensius terhadap kekehnya Kudeta dari pemerintah. Masa ada guru yang tega membodohi muridnya, masa ada atasan yang sudi mengorbankan bawahannya? "Yo ndak tho" yang ada jusrtu sebaliknya. 

Hingga hari masih ramai warganet membicarakan hal konyol ini karena pernyataan tersebut sudah terlajur heboh hingga melebar luas kemana-mana. Jika sudah seperti ini yang ada saya pun ikut prihatin menyaksikannya. Haha..

Bukan hanya dari lima pejabat tinggi negara saja yang menjadi tuduhan miring terkait kudeta tersebut. Presiden Joko Widodo pun ikut disebut-sebut terseret dalam kudeta ini walaupun faktanya masih menjadi bagian dari framing.

Mengapa AHY tuding pihak istana ingin mengkudeta Parta Demokrat? Ah itu sih pintar-pintarnya AHY saja, sebab pada intinya baik AHY maupun SBY sama-sama memakai jurus playing victim

Kesimpulan Agus Harimurti yang dinilai grasa grusu membuat gempar warga seantero negeri. Tanpa pikir jero telah mengambil keputusan yang fatal bahwa menurutnya kudeta bakal terjadi karena adanya pertemuan dari orang-orang tersebut dalam sebuah Kongres Luar Biasa (KLB). Saya turut prihatin, hehehe..

Sedang disinggung mengenai kongres tersebut, Moeldoko dalam keterangannya mengatakan jika dirinya kerap bertemu dengan orang-orang penting dan bertemu dengan para tamu dirumahnya. 

Dinamika politik yang begitu konkret di tubuh partai Demokrat ini justru telah menjadi momok tersendiri baik sebagian orang dan terkesan urakan. Ketika AHY diundang dan bercerita dihadapan pers hal ini membuat saya merasa prihatin.

Sebagai sosok kader sebuah partai saja paling tidak harus memiliki skill of the power apa lagi sekelas ketua umum. Jelas harus bisa menguasai dari segi politik apa itu yang dinamakan kudeta.

Sebagaimana diketahui bahwa kudeta hanya akan berlaku untuk internal saja. Ambil contoh didalam sebuah negara tentu terdapat kudeta terhadap Presiden atau pimpinannya. Jika hal itu sampai terjadi tentu yang melakukannya adalah orang-orang yang berada didalam negara tersebut. Seperti militer, sipil dan politik.

Jika yang melakukan pelengseran bukan orang dalam tapi orang luar maka bukan kudeta lagi namanya, akan tetapi invasi.

Berbeda dengan problem ditubuh partai demokrat. Maka persoalan ini termasuk kategori internal yang sudah diakui oleh AHY sendiri bahwa ada kadernya yang berusaha untuk mengganggu kepemimpinanya untuk mengkudetanya.

Hal ini terbalik jika dilihat dari pemahaman AHY yang dipikir bebas dapat bergerak kemana saja selagi menjabat sebagai pimpinannya yang disamakan dengan sebuah perusahaan.

Apa lagi telah menjurus lebih jauh agar kudeta ini seolah benar adanya sehingga harapannya Presiden Joko Widodo memberikan klarifikasinya setelah disuratinya kemudian menjadi bahan untuk gorengan kelompoknya. Prihatin..

Presiden Jokowi itu tidak ada kaitannya dengan Partai Demokrat karena Beliau adalah orang luar bukan orang Demokrat. Begitu juga dengan Moeldoko, Beliau juga orang luar bukan orang demokrat.

Oleh karena itu dalam hal ini sebenarnya yang salah adalah bapaknya yakni SBY. Mengapa dan kenapa SBY memanggil AHY untuk menjadi ketua umum agar dirinya harus pensiun dari TNI.

Bahkan AHY sebelumnya pun sempat dicalonkan sebagai Gubernur. AHY masa hingga sekarang masih belum juga mengerti tentang dinamika politik sih? 

Inilah sebenarnya kenyataan yang lebih realitas bahwa politik itu seperti apa, sisi, dan pernak perniknya yang seharusnya AHY ketahui dan faktanya semua itu belum dikuasai oleh AHY. Makanya, mungkin AHY pusing sangkin puyengnyanya sehingga timbul untuk mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo. Sekali lagi saya prihatin.. haha.

Akhirnya segini dulu saya menyimak dari dari portal berita AHY agar kedepan bisa melihat seperti apa langkah selanjutnya yang bakal AHY mainkan. Apakah masih sama dengan jurus playing victim seperti bapaknya? Jika iya saya turut Prihatin. Haha..

Samhudi Bhai

Kompasiana Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun