Namanya kang Yanto seorang penjual es kelapa muda didaerah jakarta utara di jalan plumpang semper. Ia baik sama saya bahkan almarhum sering meminta bantuan dengan maksud bekerja pada kang yanto. Saya juga senang jika disuruh atau bekerja pada kang yanto.
Tugas saya ketika itu hanya belanja Es balok yang kemudian dijadikan bahan untuk membuat es kelapa muda serta mengantarkan kang yanto pergi kepasar untuk belanja kelapa muda.
Lumayan sekali ngasih 30 ribu rupiah jaman tiga tahun lalu terasa gede dan cukup untuk makan karena saya hidup dijakarta ngontrak dengan teman.
Hitung saja jika tiap hari nganter belanja dikasih segitu berapa kali duit jumlah dalam sebulan. Ini belum termasuk kerja lain seperti beli es balokan khusus cas bayarnya jika kang yanto membayar.
Tidak tahu kenapa ia sakit komplikasi yang berakhir dirujuk di rumah sakit koja jakarta utara. Sehari, seminggu, sebulan sampai tiga bulan ia terbaring dirumah sakit. Melihatnya tidak tega ia begitu kurus pucat pasi wajahnya.
Ketika rombongan saya delapan orang menengok Beliau singkat cerita ia tersenyum sama saya dan ia bilang minta maaf sama saya jika sering atau kalau membayar kerja duitnya kurang.
Tak hanya pada saya kepada yang hadir pun ia mengatakan hal yang sama. Saya bilang jangan begitu kang. Kang yanto harus sembuh karena langganan banyak yang bertanya sama saya.
Didampingi mbak wulan istrinya dan putri 23 tahun anaknya, malam itu rombongam saya dengan 8 orang se akan menjadi hari terakhir untuk Beliau.
Ia hanya mengatakan permintaan maaf dan sebaliknya saya juga demikian beserta keluarga yang lain di malam itu jumat saat menjenguk kang yanto.
Mba wulan istri kang yanto menuyuruh saya untuk tinggal dirumah sakit menemani beliau kang yanto namun karena saya hari jumat tersebut ada jadwal mengisi tahlil dirumah tetangga sebelah yang sudah 6 hari meninggal saya pun menolaknya.
Mbak wulan dan anaknya lah yang akhirnya menunggu dirumah sakit bareng kang yanto dalam satu ruangan rumah sakit koja.Â