Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Joe Biden Terpilih Menjadi Presiden Amerika Serikat

10 November 2020   15:33 Diperbarui: 11 November 2020   10:43 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Saya salut dengan rakyat Amerika Serikat yang yang mampu memilih Presiden serta wakil presiden sesuai rekam jejaknya yang patut diacungi jempol.

Dilihat dari integritas yang tinggi serta mempunyai komitmen yang jelas dalam kinerja yang pas untuk presiden baru tersebut. Sekalipun dari kalangan minoritas.

Presiden dan wakil presiden Amerika selama ini identik dengan kata Male atau laki-laki, white atau kulit putih, Anglo Saxon atau keturunan yang kaya serta prostestan atau beragama kristen prostestan.

Biden beragama katoliq bukan kristen prostestan dari negara bagian kecil Delaware. Kamala Haris yang perempuan bukan male, berkulit hitam bukan white serta keturunan Jamaika India bukan anglo saxon. 

Pada intinya kedua pasangan tersebut minoritas yang ada dalam sejarah pemilihan presiden di Amerika Serikat.

Inilah salutnya saya. Pada akhirnya mereka dapat memenangkan pemilihan presiden ini. Mereka hebat dengan memilih sebagai mayoritas Amerika memilih tanpa memandang SARA.


Inilah bentuk pelajaran serta pertanyaan menarik untuk banyak negara di Indonesia mau pun di negara lain. Terutama bagi negara yang anti donald trump dan hegemoni mayoritas kulit putih AS.

Di saat Joseph Biden memilih Kamala Harris sebagai calon wakil presiden Amerika yang kini sudah selesai saya semakin yakin bahwa ia akan menang.

Dan benar bahwa apa yang saya duga. Hari ini keyakinan saya bukan hanya terbukti akan tetapi pasangan tersebut juga sebagai pemenang votes terbesar dalam sejarah pemilhan presiden AS.

Biden merupakan figur pemimpin yang secara terang-terangan menantang keras terhadap perempuan yang telah disahkan oleh clinton sebagai undang-undang pada tahun 1994.

Joe Biden dan Kamala Haris keluar dari kontes pemilu sebagai pemenang di pilpres AS sebagai pemenang berdasarkan penghitungan suara elektoral.

Kemenangan biden dapat dipastikan setelah ia memenangkan 284 suara elektoral dari tambahan 20 suara dari Pennysylvania menjangkau 270 suara elektoral yang dibutuhkan sebagai syarat untuk pemilihan kepresidenan.

Pada lain tempat. Donald trump yang tertinggal jauh yakni 214 suara berusaha untuk menentang hasil pilpres AS dengan dalih partai Demokrat telah melakukan kecurangan serta klaim diri yang menang sebelum selesai penghitungan suara elektoral selesai.

Dari Akun twitternya joe biden mengucapkan rasa terima kasihnya kepada warga Amerika karena telah memberi kepercayaan pada dirinya.

"..pekerjaan didepan kita akan sulit tetapi saya berjanji saya akan menjadi presiden bagi semua warga amerka baik yang memilih saya atau pun yang tidak memilih saya saya akan menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepada saya.." ujarnya ditwitter.

Pada sebelumnya joe biden telah memenangkan di Pennysyilvania, juga telah menang di negara bagian Michigan, wisconsin yang juga disebut Blue Wall dan mengantarkan kemenangan trump pada tahun 2016.

Seiring berjalan dengan sedidiknya 74 juta suara elektoral, biden mampu memperoleh suara 4 juta lebih banyak dari donald trump secara global yang meraih 70 juta suara elektoral.

Video tersebut adalah pengakuan biden dalam pidato kemenangan pada sabtu kemaren. Disamping itu kita akhiranya mengakui bahwa Amerika dibahwa pimpinan biden akan lebik baik dari sebelumnya.

Adanya ketidak sukaan rakyat amerika pada leadership trump sebab mempunyai sifat yang rasial. Belum mampu menyatukan perbedaan dan kebhinnekaan yang ada didaerah tersebut.

Maka dalan video ini adalah merupakan suatu bukti bahwa Amerika sejatinya dapat berlaku lebih pancasilais dari Indonesia. 

Sebab dari wakil presiden ini bukan dari figur dari mayoritas yang beragama di Amerika Serikat. Lalu bagaimana dengan indonesia yang punya landasan Pancasila?

Joe Biden Terpilih Menjadi Presiden Amerika Serikat mengatakan dalam pidato kemenangan diwalmingthon, Delaware pada sabtu malam tersebut Joe Biden kerap menyerukan persatuan serta meminta kepada para pendukungnya untuk stop memperlakukan lawan kita sebagai musuh.

Joe sebagai presiden terpilih bersumpah dihadapan para pendukungnya bahwa dirinya merasa terhormat atas keyakinan serta kepercayaan yang di berikan pada para pendukungnya.  

Joe dalam pidato kemenangan tersebut juga bersumpah untuk menyatukan kembali rakyatnya bukan seperti pendahulunya yang suka membuat pecah belah diantara rakyatnya. Ia pun bersumpah akan bekerja untuk rakyat Amerika.

Sebagaimana presiden jokowi yang mengucapkan atas kemenangan Joe pada pilpres as 2020. Presiden jokowi juga tidak hanya memberikan ucapan selamat namun ia menaruh harapan kepada Joe bahwa kemenangannya semakin kuat hubungan diplomatik antar keduanya.

Semoga hubungan antara amerika dengan indonesa tersebut semakin baik.

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah-Indinesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun