Mohon tunggu...
Samdy Saragih
Samdy Saragih Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca Sejarah

-Menjadi pintar dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, membaca. Kedua, berkumpul bersama orang-orang pintar.- Di Kompasiana ini, saya mendapatkan keduanya!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Habibie, Ikon Kecerdasan

11 September 2019   22:57 Diperbarui: 11 September 2019   22:59 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak predikat yang disematkan kepada sosok Bacharuddin Jusuf Habibie tatkala masih hidup.

Sejak lengser dari kursi Presiden RI pada 1999, Habibie kerap disebut sebagai Bapak Bangsa. Dia juga berkiprah sebagai politisi di Partai Golkar.

Habibie juga mewarnai dunia hiburan Indonesia berkat film laris yang bercerita tentang kisah cintanya dengan sang istri, Hasri Ainun.

Namun, jika dikembalikan ke habitat aslinya, dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, maka Habibie adalah figur legendaris tak tergantikan. Dia adalah ikon kecerdasan Indonesia.

'Otak Habibie' menjadi label bagi anak-anak berotak encer pada generasi 1990-an. Siapa yang jago ilmu pasti langsung diarahkan untuk mengikuti jejak profesi insinyur Habibie.

Saking berotaknya, Habibie mungkin emoh hanya berkecimpung di dunia iptek dan sekadar membuat pesawat terbang. Dia pun merambah ke segala macam bidang, termasuk politik dan sosial.

Di dunia baru itu barangkali nama Habibie yang sudah besar menjadi bertambah besar. Namun, di dunia itulah dia merasakan namanya terperosok.

Sebagai pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Habibie mendapatkan cap tak mengenakkan dari kelompok nasionalis. ICMI dianggap membangkitkan sentimen primordial di tengah pluralitas bangsa Indonesia.

Tatkala menjadi Presiden RI, sebagai orang non-Jawa pertama yang menduduki kursi itu, dia harus merelakan putusnya hubungan mesra puluhan tahun dengan pendahulunya, Soeharto.

Habibie juga terus diingat sebagai pemimpin yang melepaskan Provinsi Timor Timur dari Indonesia. Rasa pedih ditinggal bekas 'koloni', meskipun Habibie mengklaim punya justifikasi rasional, akan terus membekas di hati generasi lawas.

Semua rekam jejak peninggalan Habibie itu akan tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Entah dengan tinta apa, tergantung memandangnya dari sudut mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun