*Resensi ini pernah dimuat koran Tribun Jateng edisi 1 Juli 2018.
Oleh Sam Edy Yuswanto*
 Judul Buku    : Malam Terakhir
Penulis       : Leila S. Chudori
Penerbit      : KPG
Cetakan      : V, Februari 2018
Tebal        : xvi + 119 halaman
ISBN Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-424-823-9
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Pepatah bijak yang kerap kita dengar ini memang benar adanya. Di dunia ini, nyaris tak ada manusia sempurna yang suci murni tanpa dosa. Hal terpenting yang mesti dipahami adalah; bagaimana setiap manusia menyadari dan menyesali setiap kekhilafan atau dosa yang pernah dilakukannya, lantas berjanji tak akan mengulangi dan segera melakukan pertobatan kepada-Nya.
Meskipun setiap orang mengerti bahwa nyaris tak ada manusia sempurna di dunia ini, tetapi pada kenyataannya masih ada sebagian orang yang selalu menuntut orang lain untuk selalu bersikap mulia, suci, tak boleh keliru dan akan dikecam habis-habisan bila suatu hari ia ketahuan berbuat dosa. Mereka seolah tak menyadari dan tak mau tahu bahwa setiap orang, siapa pun dia, apa pun statusnya, bisa saja terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan.
Sebagaimana kisah Hamdani, tokoh utama dalam cerpen berjudul Sehelai Pakaian Hitam karya Leila S. Chudori dalam buku ini. Dikisahkan, Hamdani adalah seorang cerpenis yang selalu berusaha menyajikan cerita-cerita religius. Sehingga pembaca pun menilai sekaligus menuntut agar Hamdani juga sesuci tokoh-tokoh dalam cerita karangannya. Padahal, Hamdani adalah manusia biasa yang suatu waktu bisa terjerumus ke dalam kubang dosa.
Tentu saja Hamdani merasa terbebani dengan tuntutan pembaca. Sehingga ia harus pandai menggunakan topeng untuk menutupi kekurangan dirinya. Kepada perempuan bernama Salikha, Hamdani menguraikan isi hatinya, "Salikha, setiap kali aku tampil ke muka umum, aku harus mengenakan baju berwarna putih. Mereka menginginkan aku berwarna putih. Seputih tulisan-tulisanku. Mereka menolak melihat bahwa di antara warna putih, ada noda, ada titik-titik kotor. Mereka tak ingin melihat aku sebagai manusia biasa," (hal 51).
Setiap orang tentu memiliki hal-hal yang bersifat pribadi atau rahasia. Sebuah rahasia yang tak boleh diketahui oleh publik, kecuali hanya sahabat atau orang terdekat yang bisa dipercaya mampu menjaga rahasianya. Cerpen berjudul Ilona dalam buku ini berusaha menguraikan bahwa setiap orang memiliki rahasia yang tak harus diungkap oleh orang lain, meski orang tersebut adalah keluarga sendiri.
 Ilona, tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah sosok gadis remaja yang memiliki pemikiran berbeda bahkan cenderung nyeleneh. Ia memiliki rahasia dan kehidupan pribadi yang tak seorang pun diperkenankan masuk ke dalamnya. Sampai-sampai ia memilih tak mau menikah, hanya karena tak bisa mengarungi kehidupan ini bersama orang lain. Kepada ayahnya, Ilona berujar, "Saya tidak percaya bahwa pernikahan adalah cara terbaik bagi saya untuk menikmati eksplorasi hidup ini," (hal 92).
Buku ini merupakan kumpulan cerpen karya Leila S. Chudori yang mengangkat tema hitam putih kehidupan manusia yang dapat dijadikan sebagai bahan perenungan agar lebih bijak menyikapi setiap problema yang ada.
***
*Penulis lepas mukim di Kebumen.