Jokowi menang tidak ada yang spesial, biasa saja, memang dari dulu selalu menang.
Prabowo kalah juga sudah biasa, memang dari dulu belum pernah menang, selalu kalah.
Siapa yang memenangkan Jokowi?
Mayoritas petani di indonesia memilih Jokowi. Terutama karena program SBY yang dieksekusi Jokowi, yaitu dana desa. Jalan kampung yang dibeton menjadi etalase keberpihakan pemerintah. Bagi orang kota mungkin tidak makan beton, tapi bagi orang desa itu kebutuhan dasar infrastruktur. Dan muaknya kaum minoritas dan islam tradisionalis pada politik identitas. Mereka ini yang tidak tercover medsos, tapi suaranya besar sekali.
Bukti bahwa aksi pengerahan masa berjilid-jilid dari yang pakai nomor cantik semisal 212 , 411 sampai ijtimak jilid i, ii dan iii berhasil dikalahkan oleh kemarahan kaum silent majority. Silent majority pada pilpres kali ini merupakan silent killer bagi kubu Prabowo-Sandi! Mereka tidak demo berjilid jilid , tidak teriak-teriak di depan masyarakat. Cukup diam dan melampiaskan kemarahan mereka dengan mencoblos Jokowi-Maruf di bilik suara.
Prabowo terlalu pede dengan emak-emak, aksi massa sejenis 212, atau ijtimak ulama yang diyakini mendongkrak suaranya. Tetapi tidak berhasil memenangkan Prabowo.
Ada satu power yang tidak diperhatikan oleh kubu Prabowo yakni silent voice yang tak pernah menyuarakan secara frontal ke mana suara mereka akan berlabuh. Itu yang dimanfaatkan kubu Jokowi untuk memperoleh suara yang besar.
Caranya? Mungkin terdengar agak aneh tapi waktu Jokowi ngomongin Mobile Legend di debat punya sedikit andil untuk menarik silent voice menuju lumbung suaranya. Itu salah satu pengakuan anak muda yang hobi gaming. Dan ide tersebut berasal dari anak muda PSI dan Erick Thohir tentunya.
Siapa lagi silent killer selain anak muda gamer? Kaum minoritas yang selalu diteriakin kafir, pekerja yang banyak diam tak mau meladenin kaum kampret, orang NU di desa maupun di kota yang muak dengan kelakuan demo-demonya mereka. Golongan silent killer ini biasanya ketawa-ketiwi cengengesan saja ketika menghadapi kampanye negatif. Mereka yang masih mempunyai selera humor. Yang suka berujar iya-iya dan manut saja daripada membuat pertengkaran dengan sesamanya. Tetapi ketika di bilik suara mereka membunuh dalam senyap. Ngeri kan?
Percayalah, jika Anda lebih sibuk di kota, Anda akan kehilangan banyak suara di desa. Ketika Anda sibuk di dunia maya, Anda akan banyak kehilangan di dunia nyata. Ketika Anda sibuk dengan yang berduit, Anda akan lupa bagaimana yang sebenarnya dirasakan orang yang sulit. Ketika Anda sibuk dengan yang eksklusif, Anda akan banyak kehilangan yang inklusif.