Di akhir tahun 2018 kemarin seorang teman bertanya, "Siapa otak dibalik ini semua?-Jokowi dan kampanyenya"
Mulanya saya berpikir kepada Jenderal Moeldoko, Ketua Staf Presiden, salah satu orang terdekat Jokowi. Tapi ternyata bukan.
Jika saya mengatakan Erick Thohir adalah pebisnis hebat, saya yakin semua orang setuju. Tapi jika ada yang berkata ET politisi pintar, maka kebanyakan orang akan meragukannya. Pengusaha media ini tidak punya pengalaman sedikit pun di dunia politik. Bahkan saat Jokowi menunjuk ET jadi Ketua TKN, tidak sedikit yang menyepelekannya.
Di luar dunia usaha, ET sudah dikenal malang-melintang di dunia olahraga. ET pernah mengakuisisi klub sepakbola Inter Milan, DC United di MLS. Juga klub NBA Philadelphia 76ers. Di dalam negeri merupakan pemilik Satria Muda, menjadi bagian dari konsorsium klub Persib. Juga punya sedikit saham di klub Brisbane Roar dan Adelaide United, Australia.Â
Tapi satu yang paling membuat Jokowi kepincut adalah saat ET berhasil dalam penyelenggaraan Asian Games sebagai Ketua INASGOC. Disitulah chemistry Jokowi tertuju kepada ET dan meminangnya untuk menjadi Ketua TKN.
Apa ini keputusan yang tepat?
Jika anda mengikuti Presiden Jokowi, akan dijumpai sedikit perbedaan, terutama dalam gaya komunikasinya. Jokowi sekarang jadi lebih agresif. Pada awalnya ET menghendaki Jokowi untuk tidak diam dan berani menyerang frontal. Tapi ide tersebut ditolak oleh ibunda Sudjiatmi, Jokowi tidak boleh hilang kesantunannya. Jadinya Jokowi cuma sedikit ofensif.Â
Maka sepanjang tahun 2018 Jokowi beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang bisa dibilang kontroversial. Diantaranya diksi: "gebuk". "tabok", "politisi sontoloyo", "genderuwo" dan "jangan bilang harga mahal".
Perubahan Jokowi makin terlihat lagi saat debat pertama pilpres. Selain lebih tegas Jokowi lebih ofensif menyerang lawan. Semua ini adalah berkat polesan ET.
Dan mungkin yang paling kontroversial adalah saat Jokowi berniat membebaskan Abu Bakar Ba'asyir. Hal ini merupakan ide dari ET, Yusril Ihza Mahendra dan Kiyai Maruf Amin.
Banyak manuver-manuver yang Jokowi lakukan bahkan para elit partai pun banyak yang tidak tahu. Karena rencana-rencana lebih tertutup rapat. Selain untuk menjaga agar tidak bocor ke pihak lawan juga untuk menciptakan efek kejut. Eh tahu-tahunya bom sudah meledak begitu saja.