Mohon tunggu...
Sule Maarif
Sule Maarif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bobotoh penggemar Man United

https://twitter.com/Sule35Arif?s=08

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kota Banjar dan NU, Momentum Kemenangan Jokowi di Jawa Barat

27 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 27 Februari 2019   14:18 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Stasiun Kereta Banjar. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Nah, sekarang giliran NU mengambil peran. Yang sebelumnya tampaknya NU di Jawa Barat terkesan ompong. Basis pemilih muslim harus diakui sudah dikuasai PKS. Bukan hanya di wilayah perkotaan, di perkampungan pun mesin partai PKS sudah begitu dominan. 

Terbukti dengan berhasilnya Ahmad Heryawan menjadi Gubernur dua periode. Dan pada 2018 pemenang Pilkada Kabupaten Ciamis adalah Herdiat Suryana yang diusung PKS dan PAN.

Makanya saya yakin, Munas/Konbes NU yang digelar NU Kota Banjar akan dimanfaatkan betul oleh TKN untuk menarik simpati masyarakat Jawa Barat.

Dari sisi NU sendiri dalam penyelenggaraan Munas/Konbes sesuai salah satu isu yang akan dibahas, fokus mengenai ancaman kelompok radikal. Jawa Barat adalah pilihan yang tepat.

 Karena paham radikal berkembang pesat di Jawa Barat, NU menyadari bahwa saat ini NKRI sedang menghadapi ancaman dari paham takfiri yang merusak tatanan kehidupan masyarakat.

 Terakhir doa Neno Warisman di acara Munajat 212 yang menganggap kelompoknya paling benar sehingga pihak lain walaupun muslim dianggap kafir sangat membahayakan NKRI. Ini semakin meyakinkan NU untuk merapatkan barisan, kampanye yang demikian masif di Jawa Barat menentukan konstelasi politik Indonesia. 

Jawa Barat yang merupakan penyangga pusat pemerintahan memiliki nilai yang sangat strategis terhadap kondisi Indonesia, hal tersebut terjadi sejak zaman pra hingga pasca kemerdekaan, Jawa Barat sebagai pusat pergerakan sangat mudah sekali mempengaruhi istana negara. Dengan adanya acara NU di Jawa Barat bisa sekaligus memfokuskan pergerakan untuk menangkal paham radikal.

Jawa Barat adalah kunci. Baik untuk Jokowi maupun Prabowo. Bisa memenangkan Jawa Barat bisa menjadi modal besar untuk mengantarkan ke istana negara. Walaupun di 2014 hal ini tidak berlaku karena meski kalah di Jawa Barat, berkat keunggulan tipis di Jawa Timur lah yang menolong Jokowi unggul secara nasional.

BPN yang sangat percaya diri dapat menguasai Jawa Barat, dengan militansi PKS tentunya. Dengan hitung-hitungan data yang dipunya, BPN berani menyerang basis Jokowi di Jawa  Tengah. Dengan harapan bisa merebut kemenangan atau minimal menipiskan selisih. BPN begitu yakin karena punya Sudirman Said. 

Tetapi memindahkan markas kampanye ke Solo, ternyata tidak otomatis sesuai ekspektasi. Mereka lupa bahwa meroketnya suara Sudirman Said di Pilkada Jawa Tengah lalu juga ada andil dari Ida Fauziah yang ikut  mengatrol suara dari kantong pemilih NU. 

Sedangkan Ida yang kader PKB jelas dukung 01. Indikasinya jelas, kampanye 02 tidak mendapat sambutan yang meriah di Jawa Tengah. Di Jawa Tengah itu, pendukung Prabowo tidak akan percaya diri terang-terangan mendukung Prabowo, karena sedemikian kuatnya militansi warga Jawa Tengah pada Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun