Zaman ini semakin maju dimana teknologi sudah tidak terbendung di semua kalangan khususnya pelajar, ditambah dengan keadaan covid-19 yang mengharuskan semua kegiatan dilaksanakan secara online baik di bidang pendidikan, pekerjaan, dan lainnya. Secara tidak langsung keadaan ini mendorong semua orang untuk menguasai teknologi. Ketika teknologi sudah tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari, segala informasi ataupun berita terbaru pasti kita cari di media tersebut, baik di handphone, laptop, komputer, atau apapun itu, dengan otomatis penggunaan media sosial pun semakin melonjak. Bagi sebagian orang mungkin ini dirasa mudah, namun tak sedikit orang yang merasa sulit untuk beradaptasi dalam situasi ini sehingga tidak dapat menyaring informasi yang baik atau yang buruk. Seperti apa yang sudah tidak asing di sekitar kita istilah “Hoax”.
Menurut Dias da Silva & Walmsley, Hoax merupakan berita palsu yang digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah mengenai banyak hal serta bertujuan untuk memutarbalikkan (Hidayatun, 2021). Dengan kata lain, hoax adalah berita bohong yang dibuat dan disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Survei Mastel 2017 mengungkapkan bahwa masyarakat menerima hoax setiap hari lebih dari satu kali (Juditha, 2018). Dengan adanya masalah ini, perlu kita gali dan cari penyebab utama mengapa bisa ada berita bohong yang beredar di sekitar kita, agar kita bisa menyaring mana yang berita benar mana yang berita salah, karena biasanya berita hoax ini muncul saat ada isu yang sedang hangat dan baru saja muncul. Orang yang tidak bertanggung jawab itu memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mencari hasil yang dia inginkan. Meskipun dalam beberapa kasus memang pembuat berita hoax yang meresahkan pengguna media sosial ini berhasil ditangkap dan ditimbangkan oleh pihak berwajib. Namun begitu, kita tidak pernah tau tujuan seseorang menyebarkan berita hoax yang sebenarnya itu untuk apa, yang jelas baik ataupun tidak baik akan membuat keresahan pengguna media sosial.
Hal ini perlu dibenahi karena jika kita sudah memakan berita hoax, kemungkinan besar akan memunculkan dampak negatif bagi diri kita sendiri, antara lain :
1. Cemas, stres, sampai gangguan kesehatan mental
Mungkin sebagian dari kita sudah merasakan hal ini, ketika diketahui sudah beredar berita hoax di media sosial, otomatis akan membuat pengguna media sosial resah dan merasa takut dalam menyaring berita. Misalnya ada berita hoax mengenai peningkatan covid-19 di Provinsi Jawa Barat. Jika pembaca salah menyaring informasi tersebut atau dengan kata lain pembaca menyaring informasi tidak dari situs resmi nya, maka yang pertama dirasakan pasti akan kaget sehingga kecemasan tidak terkontrol, dan lupa memastikan bahwa informasi tersebut dari pihak resmi atau bukan. Maka ketika sudah mengetahui bahwa berita itu hoax, pembaca tersebut akan tambah cemas dalam memilah informasi kedepannya.
2. Mengarah pada perpecahan
Jika berita hoax tertentu mengarah pada satu atau sekelompok pihak dan kajian nya itu berisi hal negatif bagi satu atau sekelompok pihak tersebut, maka daengan tidak sadar kita sebagai pembaca akan merasa terpengaruh untuk mengintimidasi pihak tersebut. Hal ini otomatis akan mengarah pada perpecahan dan kesalahpahaman yang sebetulnya pihak yang dituju tersebut tidak tahu apa-apa.
Kita harus berhati-hati karena jika kita percaya dengan berita hoax tertentu dan mungkin saja kita pun menyebarkannya, dengan kata lain kita pun berperan sebagai pelaku. Jika hal itu benar terjadi, dampak negatif yang kemungkinan besar akan dirasakan adalah :
1. Ditindak oleh pihak berwajib
Tidak main-main, jika berita hoax itu sudah menyebar ke berbagai kalangan dan menyebabkan kerugian bagi orang atau kelompok tertentu, pihak yang berwajib akan berusaha bertindak mencari siapa orang yang menyebarkan berita tersebut, seperti beberapa kasus yang sudah terjadi. Pihak yang berwajib akan menimbangkan dan memberi tindakan kepada pelaku baik ringan sampai berat.
2. Pelaku akan disorotkan
