Mohon tunggu...
Salwa ammara Azwa
Salwa ammara Azwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki kepribadian yang ekstrovert, memiliki banyak kenalan di setiap tempat, dan suka bersosialisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi Bullying dalam The Greatest Showman (2017): Apa yang Bisa Kita Pelajari?

22 Mei 2024   13:00 Diperbarui: 22 Mei 2024   13:05 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: : https://tirto.id/the-greatest-showman-ambisi-berlebihan-membuat-film-musikal-cEfY

Kasus bullying telah menjadi sorotan dan perbincangan dari beberapa tahun yang lalu. Bullying yang banyak dikenal masyarakat masih seringkali terjadi di lingkungan sekolah bahkan terjadi di tempat kerja seperti di rumah sakit, pabrik, toko, hotel, dan restoran. Oleh karena itu, kasus bullying dapat disalurkan melalui salah satu media yang membawa pengaruh besar dengan berisikan pesan moral yang dilakukan komunikator kepada komunikannya yaitu film. Film dapat menceritakan bagaimana kehidupan yang ditimbulkan dari adanya suatu masalah yang terjadi.

 Representasi dari sebuah film adalah menggambarkan kembali sesuatu hal yang ada pada cerita di sebuah film. Film memiliki kekayaan dalam bentuk-bentuk tanda untuk mengkodekan pesan, konvensi-konvensi, dan ideologi dari suatu kebudayaan. 

Film The Greatest Showman yang di sutradai oleh Michael Gracey dan di bintangi oleh Hugh jackman (P.T. Barnum), Zac Efron (Phillip Carlyle), Keala Settle (Lettie Lutz), Zendaya (Anne Wheeler) adalah salah satu film musical paling menarik yang dirilis tahun 2017.The Greatest Showman adalah merupakan film drama musikal yang diangkat dari kisah nyata tentang perjalanan salah satu sejarah pendiri sirkus di Amerika,yaitu Phineas Taylor Barnum (P.T Barnum). Film ini bukan hanya menyajikan tentang sejarah pendiri sirkus dan bisnis yang dilakukan didalam sirkus saja, tapi ada sesuatu hal yang menonjol dalam film ini yaitu pemain sirkusnya adalah manusia -- manusia yang memiliki ke tidak sempurnaan fisik yang membedakan dengan masyarakat di sekitar lingkungannya.

Representasi dalam film The Greatest Showman memiliki beberapa makna, salah satunya tentang bullying. Dalam film ini, ada banyak tokoh yang diceritakan manusia -- manusia yang dipandang sebelah mata karena 'bentuknya' berbeda dari manusia lain. Mereka dikucilkan, diolok -- olok, dicaci, didiskriminasi karena bentuknya berbeda dari manusia lain dan kebanyakan dianggap menyeramkan.

Salah satu latar musik yang diputar di film tersebut dengan berjudul "This Is Me" dalam liriknya mempunyai pesan bahwa setiap orang bisa memperoleh kesuksesan meskipun dengan berbagai keterbatasan.  Tak jauh berbeda dengan pesan dari film The Greatest Showman, lirik lagu ini juga menceritakan perjuangan para makhluk ciptaan Tuhan yang berani muncul ke dunia luar meskipun Tuhan menciptakan mereka 'sedikit' berbeda dari manusia lain. Lirik pada lagu "This Is Me" menggambarkan mereka yang bangkit dari cacian dan berani menunjukkan bahwa mereka sama dengan manusia lainnya.


Tidak hanya jalan cerita dan cara pengemasan film saja, namun ada banyak faktor lain yang membuat film ini disukai oleh banyak orang. Salah satunya adalah lagu, tarian, bahkan kostum. Tidak hanya itu, film The Greatest Showman disebut-sebut sebagai film yang memiliki banyak pesan positif. Mau tau aja saja? Yuk kita simak!

1. Jangan Memandang Rendah Orang Lain

Disaat orang lain memandang rendah mereka karena ketidak sempurnaanya, justru Barnum melihat sisi positif yang akan dia tunjukan dengan ide kreatifnya. Dengan begitu masyarakat akan sadar bahwa mereka memang tidak sempurna tapi mereka juga manusia yang memiliki keistimewaan disamping keadaan fisiknya yang tidak sempurna.

2. Jangan Rasis

Dalam film tersebut ada 2 tokoh yang bernama Phillip dan Anne. Kalian tentu tau kalau pada masa itu kulit putih memandang rendah kulit hitam, namun di film tersebut Phillip tidak memandang rendah Anne, justru Phillip terkesia dengan bakat dan kecantikan Anne. Begitu juga dengan Barnum yang tidak pandang bulu berdasarkan ras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun