Mohon tunggu...
Salsa Ramadhani
Salsa Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang Mahasiswa Jurnalistik yang ingin mencoba untuk membuat suatu tulisan yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Belajar Berpidato yang Baik Sesuai Kaidah Kebahasaan

21 Mei 2024   21:56 Diperbarui: 21 Mei 2024   22:04 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Oleh: Syamsul Yakin dan Salsa Ramadhani
Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ketika berpidato yang baik, maka pidato tersebut mempunyai tujuan yang jelas, apakah bersifat informatif, persuasif, atau menyegarkan. Pidato tanpa tujuan yang jelas akan membosankan dan cenderung diabaikan.

Pidato yang baik juga harus disesuaikan dengan audiensnya, baik itu pendidikan, profesional, atau sosial. Berbicara dengan petani tentu berbeda dengan berbicara dengan nelayan. Informasi latar belakang sangat penting dalam konteks ini.

Isi pidato harus jelas dan menarik. Tuturan yang baik adalah tuturan yang lancar, terdengar jelas, dinamis, dan indah. Dinamisme dan keindahan kalimat ini menarik perhatian pendengarnya. Pembicaranya sangat pandai mengatur nada dan memainkan tempo.

Dengan kata lain, intonasi pada saat berbicara berbeda pada bagian badan dan bagian akhir. Bahkan setiap part of Speech mempunyai intonasi tinggi, sedang, dan rendah. Intonasi yang baik harus didukung dengan artikulasi dan volume yang jelas. Oleh karena itu, intonasi, artikulasi, dan volume harus diperhatikan saat berbicara.


Pidato yang baik harus menyampaikan informasi yang akurat, masuk akal, dan dapat diverifikasi serta dikuatkan. Maka tak heran jika isi pidato seorang pembicara hebat sering kali mengutip buku, temuan penelitian, dan tulisan. Oleh karena itu dosen harus rajin membaca.

Dalam masyarakat Timur, etika ditempatkan di atas sains dan retorika. Artinya, akhlak dan tata krama, serta bahasa dan pakaian harus diperlihatkan ketika berbicara. Karena itu adalah tanda panggilan yang baik.

Selanjutnya pidato yang baik adalah pidato yang mengajak pendengar untuk ikut serta dalam percakapan. Dengan demikian dikatakan bahwa pidato yang baik adalah pidato yang disampaikan secara meyakinkan sehingga dapat menarik perhatian pendengarnya. Dengan demikian, pidato-pidato menciptakan suasana hidup, karena terjadi dialog.

Pidato yang baik ditandai dengan redundansi dengan intonasi yang naik turun dan artikulasi yang jelas. Dalam bahasa tulis, redundansi dianggap tidak efektif, namun dalam bahasa lisan dianggap sangat baik dan menarik.

Terakhir, pidato yang baik harus diakhiri dengan kesimpulan menarik yang selalu diingat oleh pendengarnya. Kalimat terakhir dapat menjadi ringkasan perkuliahan. Kalimat penutup ini juga bisa menjadi jawaban atas permasalahan yang disampaikan di awal pidato.*.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun