Mohon tunggu...
Salsabilla Nurfida
Salsabilla Nurfida Mohon Tunggu... -

never mean the life more than fight for the best i could do ~ communication science major of state islamic university-yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humor

Hati-hati!!! Pemakaian Produk dalam Negeri

20 September 2014   19:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:07 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kemajuan teknologi saat ini memang telah berekembang pesat.Bahkan dapat disetarakan dengan negara-negara maju lainya...

Bukan hanya teknologi,beberapa bidang seperti Musik,Seni,dan bahkan mencapai hampir seluruh kategori sumber daya manusia.Beberapa produk buatan negeri sendiri misalnya...yang sangat erat kaitanya dengan kehidupan sehari-hari manusia pada umumnya.

Betapa bangganya jika produk buatan sendiri dapat di export ke luar negeri.Tidak sedikit contoh barang-barang yang sudah ter export ke negara-negara tetangga dan bahkan saking banyaknya sampai-sampai saya sendiri tak dapat menyebutkan.

Akan tetapi kita tetap harus berjaga-jaga dan lebih teliti dalam pemakaian produk dalam negeri.Karena kita tidak akan pernah mengeetahui apa saja efek buruk dari produk-produk tersebut.Baiklah langsung saja mari kita  menilik beberapa pengalaman dari relasi saya tentang kesalahan penggunaan produk dalam negri yang berdampak buruk pada kehidupan pribadi dan manusia pada umunya.


  • Seorang pembantu mengalami patah tulang karena menyetrika menggunakan  produk bermerk yang di luncurkan oleh salah satu PT.besar dan cukup terkenal di Indonesia.Diduga permasalahan muncul ketika si pembantu memilih merk dalam negeri karena si pembantu sangat fanatik akan lambang garuda,Pancasila, warna merah putih lambang bendera Indonesia yang selalu menginspirasi nya dalam bekerja.Sehingga tak jarang pembantu ini dijadikan contoh yang baik oleh partner-partner bisnisnya sesama pembantu.Alangkah malang nasib sang pembantu,Ia mengalami patah tulang,punggung,tulang kaki,tulang rawan,dan tulang belulang (karena memang badannya hanya berisikan tulang saja))ketika menyetrika menggunakan produk keluaran dalam negeri,yang sama sekali belum pernah Ia alami sebelumnya ketika sang majikan selalu mempercayai produk luar negeri.Berita ini pun akhir nya menjadi topik pembicaraan terhangat di kalangan pembantu-pembantu dan beberapa orang yang mengenalnya,sang pembantu menjadi trending topik kala itu.Dalam kasus ini setelah di selidiki,ternyata pembantu berprestasi besar ini membutuhkan inspirasi khusus ketika menyetrika,maka dibawanya sang setrika bermerk dalam negri itu ke lantai atas balcon sang majikan.Bukan sampai disitu saja,ternyata sang pembantu menyetrika di atas atap rumah sang majikan,dan jatuhlah sang pembantu dari lantai tiga rumah sang majikan.Inilah salah satu penyalah gunaan produk dalam negeri.Kita harus pintar-pintar mensiasatinya. :D
  • Lain Halnya dengan sang pembantu,kasus yang kedua terjadi di salah satu keluarga yang harmonis.Sang ayah bekerja mencari nafkah,sang ibu mengurus anak dirumah,sang kakak berkarya  tanpa batas dan sang adik menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh.Segala sesuatu berjalan sangat indah dan damai hingga suatu suatu  ketika...
    Persediaan Sembilan bahan pokok di rumah ini mengalami tingkat penyusutan yang lumayan drastis karena diduga mereka sendirilah penyebabnya.Bukan ini pokok permsalahannya,tetapi sang ibu harus membelanjakan keperluan SENDIRIAN!!!...( :/ lebay).Akhirnya....dengan tekad yang bulat niat yang kuat bag seotang Matador wanita yang akan menghadapi banteng lawannya,pergilah sang ibu ke swalayan terdekat dengan mengendarai Bajaj kebesarannya.Tak lama kemudian maka sampailah sang ibu pada masa yang akan menentukan nasib keluarga kecil ini selama satu bulan kedepan.Beberapa menit kemudian setelah memilah-milih dengan penuh pertimbangan dan  ketelitian.Setelah sampai di kassir pembayaran...sang ibu baruingat bahwa ia melupakan satu hal terpenting dalam hidupnya...yaitu detergent bubuk,maka sang ibu menjatuhkan pilihanya kepada salah satu detegent bubuk produk dalam negeri yaitu Rinso.Sesampainya di rumah,setelah sang ibu membereskan rumah dan mencuci piring-piring kotor di dapur,sang ibu mempersiapkan baju-baju jas dan kemeja serta perlengkapan lainya,karena  dua hari lagi anak bungsunya akan melamar pacarnya yang sudah berpacaran sejak mereka duduk di bangku sekolah pendidikan anak usia dini atau lebih familiar di sebut play group.Karena sang ibu tak ingin mengecewakan sang anak bungu dan cinta sejatinya maka sang ibu mencari gaun terbaiknya untuk acara tersebut.Kurang beruntung...dewi fortuna tidak berpihak pada sang ibu,bukan apa-apa sebenarnya hanya saja gaun kesayangan sang ibu ditemukan tergolek tak berdaya di tumpukan baju-baju kotor,maka dengan segera sang ibu mencucinya dengan sangat hati-hati dan penuh cinta,seakan aura  sang ibu terpancarkan saat itu seperti yang biasa kita tonton pada iklan-iklan sabun cuci lainya.Tetapi bedanya kali ini sang ibu mencampurkan sabun cuci sisa bulan lalu dengan merk yang berbeda ke dalam mesin cuci.Sambil menunggu si mesin cuci sang ibu iseng membuka blackberry messenger pada hp nya.Entah kenapa setelah membuka setengah dari pesan Bbmnya sang ibu pingsan di tempat yang sangat tidak layak untuk dijadikan tempat pingsan sampai-sampai saya tidak sanggup menyebutkan tempat itu.
  • Setelah diselidiki oleh pihak yang berwenang maupun tidak berwenang ternyata pesan itu berisi:

INFO PENTING!!!

Jangan mencuci pakaian,apalagi gaun formal anda yang akan anda kenakan,apalagi acara lamaran anak tersayang anda misalnya...jangan pernah sekali kali mencucinya dengan Rinso yang di campur dengan deterjen lain.

Kalo masalah teknisnya sih saya nggak tau,Cuma yang saya dengar,Rinso itu bisa mencuci sendiri...Nah takutnya kalo di campur sama deterjen lain,dia malah ngobrol nggak nyuci-nyuci! =))

just kidding gaes...:p...enjoy your weekend kompasianers

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun