Mohon tunggu...
Salsabila Cantika
Salsabila Cantika Mohon Tunggu... Pharmacy Student

Saya seorang mahasiswi S-1 Farmasi

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Kisah Gelap di Balik Maskara Lama: Pertahankan atau Penyesalan?

20 April 2025   10:21 Diperbarui: 20 April 2025   10:21 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pepatah lama mengungkapkan bahwa mata adalah jendela jiwa. Mata juga sering kali menjadi bagian pertama yang menarik perhatian ketika kita bertemu dengan orang lain. Tak heran produk maskara diluncurkan sebagai senjata untuk memberi kesan tertentu pada mata. Cukup dengan sapuan ringan di bulu mata, mata langsung terlihat lebih hidup dan ekspresif. Namun, apakah pernah terbesit di benak kalian bahwa maskara yang awalnya ditujukan untuk mempercantik mata itu bisa menjadi sarang bahaya? 

BPOM Sudah Mengatur, Tapi...

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia sebenarnya telah menetapkan regulasi ketat terkait keamanan kosmetik. Kandungan bahan aktif maupun eksipien yang diperbolehkan, dilarang, atau dibatasi telah diatur. BPOM juga memastikan kosmetika yang terdaftar bebas dari bahan berbahaya, logam berat, dan cemaran mikroba. Regulasi terkait batas cemaran mikroba dalam kosmetik tercantum dalam Peraturan BPOM Nomor 16 Tahun 2024 tentang Batasan Cemaran dalam Kosmetik.

Di sisi lain, industri kosmetik yang baik pun akan memastikan keamanan produk yang mereka jual dengan melakukan serangkaian pengujian, termasuk uji mikrobiologi. Namun, masalahnya bukan hanya soal apa yang ada di dalam tube maskara ketika kamu membelinya. Masalah utamanya justru timbul setelahnya, saat maskara mulai digunakan.

Lalu, Masalahnya Dimana?

Maskara termasuk produk yang rentan terhadap kontaminasi karena berbahan dasar cair. Setiap kali aplikator dicelupkan, diaplikasikan ke bulu mata, lalu dimasukkan lagi ke dalam wadah, mikroba dapat ikut masuk ke dalam tube tanpa disadari. Bayangkan saja, hal ini terulang selama tiga bulan bahkan satu tahun lebih sejak pertama kali produk maskara tersebut dibuka. Tentu saja, waktu tersebut sudah lebih dari cukup untuk bakteri berkembang biak.

Mengutip dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Asian Journal of Health and Medical Sciences oleh Shet dkk., (2024) yang menemukan fakta bahwa maskara baru yang awalnya steril mengalami kontaminasi mikroba yang signifikan setelah dua bulan pemakaian, terutama jenis non-waterproof. Sebanyak 33,3% sampel mengandung Staphylococcus aureus; 23,3% Micrococcus; dan 15% keduanya. Sementara itu, maskara waterproof tetap steril. Mikroorganisme seperti Staphylococcus aureus dan Micrococcus adalah patogen oportunistik yang dapat menyebabkan infeksi mata seperti konjungtivitis, bintitan, dan blefaritis, terutama ketika maskara digunakan dalam jangka waktu lama tanpa diganti.

Tapi Maskaraku Masih Banyak, Sayang Kalau Dibuang . . .

Banyak orang berpikir bahwa apabila maskara ini belum kering, tidak berbau aneh, dan belum mencapai tanggal kedaluwarsa, maka maskara tersebut masih dapat digunakan. Sayangnya, anggapan ini menyesatkan dan dapat membawa bahaya pada diri sendiri karena kita tidak akan tahu apakah ada mikroba yang berkembang biak di dalamnya hanya dengan memeriksanya sekilas. Mikroba terkadang hadir tanpa tanda sehingga tidak dapat diamati dengan mata telanjang atau dicium dari bau.

Saat ini, sebagian produsen memberikan simbol 'PAO' atau Period After Opening. Simbol ini berupa gambar jar yang terbuka dengan disertai tulisan "3M", "6M", dan lain sebagainya. Simbol ini bermakna bahwa produk dalam wadah tersebut hanya aman digunakan selama 3 bulan, 6 bulan, dan sebagainya. Melebihi batas waktu ini, kualitas dan keamanan produk sudah tidak terjamin. Oleh karena itu, membuang maskara yang sudah lewat masa PAO, meskipun isinya masih banyak dan teksturnya masih terasa normal, bukanlah tindakan boros, tetapi justru langkah cerdas untuk menjaga kesehatan mata.

Tetap Cantik, Tetap Sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun