Dari Asisten Jahit ke Pemilik Usaha Sendiri
Menjahit adalah kegiatan menyatukan kain dengan jarum dan benang untuk menghasilkan pakaian atau produk lain yang bermanfaat. Keterampilan ini bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga bentuk seni yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan kreativitas. Dari tangan seorang penjahit, lahirlah pakaian yang nyaman dipakai sekaligus indah dipandang.
Yuli, seorang penjahit rumahan asal Surabaya, berhasil mengembangkan keterampilannya hingga mampu membuka usaha sendiri. Setelah bertahun-tahun bekerja pada orang lain, kini ia memiliki mesin jahit dan memperkerjakan pegawai. Dulunya, Yuli hanya ikut menjahit di tempat orang lain. Ia memanfaatkan kesempatan itu bukan sekadar untuk mencari penghasilan, tetapi juga sebagai ajang belajar. Setiap jahitan yang ia buat menjadi latihan berharga, meski tak selalu berjalan mulus. Pernah suatu kali ia melakukan kesalahan hingga merusak baju pelanggan. Namun, bukannya menyerah, pengalaman itu justru membuatnya untuk semakin hati-hati dan telaten dalam bekerja. Kesalahan demi kesalahan ia jadikan pelajaran, sehingga keterampilannya terus berkembang dari hari ke hari.
Akhirnya, pada tahun 1997, Yuli memberanikan diri membeli mesin jahit pertamanya. Mesin itu ia beli dari hasil tabungan selama bertahun-tahun, meski kondisinya masih bekas. Dari sudut rumah sederhana, ia mulai menerima pesanan kecil-kecilan, seperti permak celana atau mengecilkan baju. Walau sederhana, langkah itu menjadi titik awal yang mengubah hidupnya. Dari yang dulunya hanya ikut orang lain, kini ia bisa menjahit atas nama dirinya sendiri.
Perjalanan hidup Yuli juga diwarnai dengan beberapa kali pindah rumah. Awalnya, ia tinggal di Jl. Rungkut Menanggal Harapan Z-47, tempat ia sekaligus membuka usaha jahit pertama kalinya. Saat itu, ruang rumah sekaligus berfungsi sebagai ruang kerja, tempat pelanggan datang untuk mengukur dan memesan jahitan.
Ketika usahanya mulai berkembang, ia pindah ke rumah yang lebih layak di Jl. Gunung Anyar Harapan ZD-32. Di tempat itu, suasana bekerja lebih nyaman, dan ia bisa menampung lebih banyak pelanggan.
Kini, Yuli menetap di Jl. Rungkut Permai X G2, rumah sekaligus tempat usaha yang lebih permanen dan strategis. Dari rumah barunya itu, ia tak hanya menjahit untuk pelanggannya, tapi juga membina pegawai yang ikut bekerja bersamanya.
Yuli menekuni profesi menjahit bukan semata-mata karena hobi, melainkan juga dorongan dari ibunya. Sang ibu selalu berpesan bahwa seorang perempuan sebaiknya memiliki pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah. “Biar tetap bisa mengurus keluarga, tapi tetap mandiri,” begitu nasihat ibunya yang selalu ia ingat. Dari pesan sederhana itu, Yuli semakin mantap memilih jalan hidup sebagai penjahit rumahan.
Salah satu strategi yang Yuli pegang teguh dalam menjaga kepuasan pelanggan adalah dengan selalu menjahit sesuai permintaan mereka. Ia percaya, setiap orang punya selera dan kebutuhan berbeda. Karena itu, ia tidak sekadar menjahit pakaian, tetapi juga mendengarkan dengan saksama keinginan pelanggan—mulai dari model, ukuran, hingga detail kecil seperti jenis jahitan atau tambahan hiasan. Baginya, kepuasan pelanggan adalah kunci agar mereka kembali lagi dan merekomendasikan jasanya kepada orang lain.