Sebagai bentuk pengabdian dan kontribusi nyata terhadap dunia pendidikan dasar, mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP), Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan kegiatan bakti akademisi dengan memberikan buku konsep Tari Sakara kepada sejumlah sekolah dasar serta mengajarkan langsung tarian tersebut kepada para siswa.
Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa sekolah, yaitu SD Negeri 1 Kedungsari, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, SD Negeri 3 Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, dan SD Negeri Gunung Pati 02, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.
Tari Sakara: Refleksi Kehidupan Sehari-hari
Tari Sakara merupakan karya inovatif mahasiswa UNNES yang terinspirasi dari aktivitas keseharian manusia, seperti menyapu, mencuci, menyiram tanaman, memetik daun, hingga menjemur pakaian. Gerakan-gerakan sederhana ini dikemas menjadi bentuk seni tari kreasi baru yang menggambarkan makna kebersamaan, kepedulian, serta rasa syukur atas kehidupan sehari-hari.
Nama "Sakara" sendiri berasal dari kata sa yang berarti "bersama" dan kara yang berarti "gerak" atau "tangan". Secara filosofis, Tari Sakara menggambarkan semangat hidup manusia yang tidak pernah berjalan sendiri, melainkan selalu bergerak bersama dalam harmoni kehidupan.
Dalam pengajarannya, mahasiswa UNNES menggunakan buku konsep berjudul "Tari Sakara (Aktivitas Sehari-Hari Manusia)"Â yang mereka susun sendiri sebagai panduan bagi guru dan siswa. Buku ini menjelaskan secara rinci makna setiap gerakan, iringan lagu, kostum, serta filosofi di balik tarian tersebut.
Belajar Seni Sekaligus Menanamkan Nilai Karakter
Tari Sakara diiringi lagu tradisional Suwe Ora Jamu, yang memiliki melodi ceria dan mudah diingat oleh anak-anak. Kombinasi antara gerak sederhana dan lagu riang menjadikan kegiatan belajar tari semakin menyenangkan. Melalui gerak simbolis seperti menyapu atau menjemur pakaian, anak-anak tidak hanya belajar seni, tetapi juga menanamkan nilai karakter seperti kerja sama, kepedulian, tanggung jawab, serta rasa cinta terhadap budaya bangsa.
Selain itu, kegiatan ini juga melatih motorik kasar, koordinasi tubuh, dan kreativitas siswa dalam mengekspresikan diri melalui seni tari. Pendekatan ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis pengalaman dan eksplorasi potensi siswa.
Bakti Akademisi untuk Pendidikan dan Budaya