Mohon tunggu...
Salsabila Azahra
Salsabila Azahra Mohon Tunggu... Universitas Negeri Semarang

Sebagai mahasiswa yang gemar membaca, saya selalu menyisihkan waktu untuk menjelajahi berbagai jenis buku—dari literatur akademik hingga fiksi dan pengembangan diri. Hobi ini membantu saya memperluas wawasan, memperdalam pemahaman, dan mengasah kemampuan berpikir kritis. Selain itu, saya juga aktif dalam klub buku di kampus untuk berdiskusi dan bertukar ide dengan teman-teman. Bagi saya, membaca adalah cara terbaik untuk terus belajar dan mengembangkan diri, baik dalam konteks akademis maupun kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bakti Akademisi UNNES: Mahasiswa PGSD Kenalkan Tari Sakara ke Sekolah Dasar

5 Oktober 2025   20:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   20:01 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan Buku Konsep "Tari Sakara" di SD Negeri Gunung Pati 02, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang. 

Penyerahan Buku Konsep
Penyerahan Buku Konsep "Tari Sakara" di SD Negeri 3 Wonolopo, Kecamatan Mijen.
Penyerahan Buku Konsep
Penyerahan Buku Konsep "Tari Sakara" SD Negeri 1 Kedungsari, Kecamatan Singorojo

Sebagai bentuk pengabdian dan kontribusi nyata terhadap dunia pendidikan dasar, mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP), Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan kegiatan bakti akademisi dengan memberikan buku konsep Tari Sakara kepada sejumlah sekolah dasar serta mengajarkan langsung tarian tersebut kepada para siswa.

Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa sekolah, yaitu SD Negeri 1 Kedungsari, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, SD Negeri 3 Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, dan SD Negeri Gunung Pati 02, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.

Tari Sakara: Refleksi Kehidupan Sehari-hari

Tari Sakara merupakan karya inovatif mahasiswa UNNES yang terinspirasi dari aktivitas keseharian manusia, seperti menyapu, mencuci, menyiram tanaman, memetik daun, hingga menjemur pakaian. Gerakan-gerakan sederhana ini dikemas menjadi bentuk seni tari kreasi baru yang menggambarkan makna kebersamaan, kepedulian, serta rasa syukur atas kehidupan sehari-hari.

Nama "Sakara" sendiri berasal dari kata sa yang berarti "bersama" dan kara yang berarti "gerak" atau "tangan". Secara filosofis, Tari Sakara menggambarkan semangat hidup manusia yang tidak pernah berjalan sendiri, melainkan selalu bergerak bersama dalam harmoni kehidupan.

Dalam pengajarannya, mahasiswa UNNES menggunakan buku konsep berjudul "Tari Sakara (Aktivitas Sehari-Hari Manusia)" yang mereka susun sendiri sebagai panduan bagi guru dan siswa. Buku ini menjelaskan secara rinci makna setiap gerakan, iringan lagu, kostum, serta filosofi di balik tarian tersebut.

Belajar Seni Sekaligus Menanamkan Nilai Karakter

Tari Sakara diiringi lagu tradisional Suwe Ora Jamu, yang memiliki melodi ceria dan mudah diingat oleh anak-anak. Kombinasi antara gerak sederhana dan lagu riang menjadikan kegiatan belajar tari semakin menyenangkan. Melalui gerak simbolis seperti menyapu atau menjemur pakaian, anak-anak tidak hanya belajar seni, tetapi juga menanamkan nilai karakter seperti kerja sama, kepedulian, tanggung jawab, serta rasa cinta terhadap budaya bangsa.

Selain itu, kegiatan ini juga melatih motorik kasar, koordinasi tubuh, dan kreativitas siswa dalam mengekspresikan diri melalui seni tari. Pendekatan ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis pengalaman dan eksplorasi potensi siswa.

Bakti Akademisi untuk Pendidikan dan Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun