Mohon tunggu...
Salsabila Aden
Salsabila Aden Mohon Tunggu... Lainnya - Sasa

Dahulukan urusan akhirat insyaallah duniamu mengikuti 😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Identitas Gender pada Anak Usia Dini

8 Oktober 2021   13:59 Diperbarui: 8 Oktober 2021   14:05 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkenalan terhadap masalah gender selayaknya dilakukan sedini mungkin. Hal ini penting karena berkaitan erat dengan tugas perkembangan sosial yang harus dilewati oleh anak usia dini yaitu mempelajari tentang perbedaan jenis kelamin agar sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut Woman's Studies Encyclopedia (Umar, 2003) bahwa yang dimaksud dengan gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. 

Selanjutnya, KPP (2004) menjelaskan gender adalah perbedaan peran, fungsi, persifatan, kedudukan, tanggung jawab dan hak perilaku, baik perempuan, maupun laki-laki yang dibentuk, dibuat, dan disosialisasikan oleh norma, adat kebiasaan, dan kepercayaan masyarakat setempat. Konsep gender berhubungan dengan peran dan tugas yang pantas/tidak pantas, baik untuk laki-laki, maupun perempuan.

Santrock (2002:280) menjelaskan gender mengacu pada dimensi sosial yang melekat pada jenis kelamin seseorang. Membicarakan gender tidak terlepas dari istilah identitas dan peran gender. Santrock (2002) kemudian menjelaskan bahwa identitas gender adalah rasa seseorang sebagai laki-laki atau perempuan, yang diperoleh dari sebagian besar anak-anak pada waktu mereka usia 3 tahun. Hal serupa diungkapkan oleh Papalia, dkk (2011) bahwa identitas gender merupakan kesadaran seseorang tentang gendernya dan juga orang lain, menurut jenisnya hingga antara usia 2-3 tahun.

Peran gender sendiri, menurut Papalia, dkk (2011) menyebutkan bahwa peran gender adalah perilaku, perhatian, sikap, keterampilan dan pertimbangan ciri kepribadian sosial yang tepat dari laki-laki atau perempuan. Berbeda dengan pendapat di atas, Santrock (2002) menyebutkan bahwa peran gender merupakan sebuah harapan yang berisi tentang bagaimana seharusnya seorang laki-laki atau perempuan itu berpikir, bertindak, dan merasa.

Beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan gender anak seperti faktor hormon dan keturunan, pengaruh sosial yang terdiri atas pola asuh, psikoanalisisnya, teman sebaya, sekolah dan guru, media elektronik. Selain itu juga ada faktor kognitif anak yang dapat mempengaruhi daya pikirnya tentang peran gender (Santrock, 2007).

                Isu gender masih dianggap sebagai bagian yang sulit untuk dipecahkan. Hal ini dimungkinkan karena gender erat kaitannya dengan pemahaman masyarakat, dan pemahaman masyarakat telah mengakar dan menimbulkan kesalahpahaman tentang konsep gender itu sendiri. 

Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk mengatasi kesalahpahaman gender ini antara lain mengajak anak berdiskusi tentang apa yang mereka pahami, dan agar anak tidak merasa dilarang atau dibatasi aktivitasnya. 

Kedua, melatih anak untuk berpikir logis, misalnya ketika anak dilarang melakukan sesuatu, berikan alasan yang cukup mengapa mereka tidak boleh melakukan sesuatu. 

Perkenalkan anak pada peran yang bisa dimainkan oleh laki-laki dan perempuan, misalnya mengajak anak berkebun, mengerjakan pekerjaan rumah, atau melihat berbagai profil pekerjaan yang bisa dimiliki oleh laki-laki dan perempuan.

Hal ini juga penting untuk menanamkan rasa hormat dan rasa hormat antara jenis kelamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun