Mohon tunggu...
Salsabila Abi Armilda
Salsabila Abi Armilda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional

Seorang mahasiswa yang gemar menulis artikel untuk tugas kuliahnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Media di Era Post-Truth: Media Massa Dalam Mempengaruhi Opini Publik Terhadap Kondisi Politik Indonesia

11 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   10:22 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era Post-Truth mengacu pada kondisi dimana opini dan emosi memiliki dampak yang lebih besar daripada fakta empiris dalam membentuk pandangan dan keputusan masyarakat. 

Singkatnya, Post-Truth ditandai dengan kondisi masyarakat yang dipengaruhi oleh persepsi dirinya sendiri dan abai terhadap fakta sebenarnya (Nurutami, 2023). 

Post-Truth sangat berkaitan erat dengan hoax dan media massa, sebab media massa menjadi sumber informasi atau penyalur dalam menyebarkan sebuah informasi. Di era Post-Truth ini, fakta sebenarnya bersaing dengan hoaks atau kebohongan untuk menarik opini publik. Sehingga, media massa memiliki peran yang signifikan dalam menyebarkan informasi yang akurat dan memerangi penyebaran hoaks. 

Dengan terjadinya kondisi Post-Truth yang dialami oleh masyarakat suatu negara tentunya memberikan dampak negatif. Salah satunya yaitu berdampak serius terhadap kondisi politik suatu negara. Hal tersebut berdampak negatif dengan mempengaruhi stabilitas internal negara serta mampu melemahkan ketahanan nasional yang berdampak pada proses pembangunan nasional yang sedang berlangsung. Post-Truth menjadi semakin substansial dalam menggambarkan kehidupan politik karena masifnya perubahan masyarakat ke arah digitalisasi (Hariani, 2019).  

Saat ini, Indonesia sedang berada di era Post-Truth, yang tentunya hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi negara Indonesia. Sejak beberapa tahun kebelakang, Post-Truth yang terjadi di Indonesia semakin memburuk.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor kuat seperti penyebaran hoax yang cepat melalui platform media sosial, masyarakat yang  cenderung mengikuti opini orang sekitarnya, dan fakta kondisi  masyarakat Indonesia yang dapat dikatakan berada di tahap darurat literasi (Setyowati, 2023). Ketiga faktor tersebut saling berkolaborasi dan menyebabkan kondisi Post-Truth yang terjadi di Indonesia semakin memburuk. 

Pada kondisi inilah media massa memiliki peran penting sebagai salah satu aktor dalam menyebarluaskan informasi  bersaing dengan kondisi Post-Truth yang terjadi di Indonesia. 

Media massa perlu mengedepankan etik jurnalismenya dan profesionalitas dalam membuat dan menyebarkan sebuah informasi berita, serta mampu mempertanggungjawabkan validasi kebenaran dalam informasi tersebut. Tidak sedikit media massa bersaing untuk meningkatkan rating dengan melakukan penyajian sebuah narasi berita yang cenderung dilebih-lebihkan bahkan menjadi informasi hoax. 

Kondisi Post-Truth yang terjadi di Indonesia sangat beresiko bagi stabilitas negara ketika  sedang terjadinya tahun politik atau tahun Pemilu. Seperti saat ini yang sedang terjadi di Indonesia, berbagai isu menyebar dengan cepat melalui media sosial tanpa kita verifikasi kebenarannya atau hanya sekedar berita hoax untuk saling menjatuhkan dan membentuk opini publik (Romi, 2023). 

Masyarakat akan dengan mudah menelan mentah-mentah informasi hanya dengan sebuah cuitan berita terkait kontroversi yang terjadi. Setelah itu, media massa saling berbondong-bondong memberitakan hal tersebut bahkan tanpa fact checking demi mendapatkan pembaca untuk kepentingan sendiri. 

Hal ini menjadi tantangan media massa untuk menjaga etik profesionalitasnya. Ketika tahun politik berlangsung, banyak pihak yang memanfaatkan kondisi Post-Truth ini, mereka akan menggunakan media massa sebagai alat utama untuk melakukan propaganda dan provokasi untuk saling menjatuhkan lawan dan pihak-pihak yang terlibat mencoba untuk memanipulasi citra kandidat atau menciptakan naratif yang mendukung agenda mereka ("Pengaruh Hoaks Politik Dalam Era Post-Truth Terhadap Ketahanan Nasional Dan Dampaknya Pada Kelangsungan Pembangunan Nasional," 2019). Peristiwa tersebut dikenal sebagai budaya politik Post-Truth, persepsi masyarakat direkonstruksi secara bertahap melalui propaganda sehingga kondisi Post-Truth terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun