Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menguatkan Kepsek dan Guru Lewat Supervisi Humanis Reflektif

18 September 2025   04:00 Diperbarui: 17 September 2025   10:36 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: dokpri, pendamping sekolah mengecek hasil penyusunan kurikulum sekolah

Ada beberapa poin penting yang perlu dipahami dari pelaksanaan supervisi humanis reflektif. Pertama, supervisi bukan sekadar alat kontrol, tetapi wadah pendampingan untuk menumbuhkan potensi kepala sekolah dan guru. Kedua, pendekatan humanis menekankan dialog, empati, serta penghargaan terhadap martabat pendidik sehingga kritik tidak melukai, melainkan menguatkan. Ketiga, supervisi reflektif mengajak semua pihak untuk meninjau kembali praktik yang dijalankan, menemukan kekuatan, serta memperbaiki kelemahan dengan solusi yang aplikatif. Keempat, supervisi yang konsisten akan membangun budaya belajar berkelanjutan di sekolah, memperkuat kolaborasi, serta meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi peserta didik. Dengan memahami poin-poin ini, supervisi dapat dipandang sebagai ruang bertumbuh bersama, bukan menjadi beban yang menakutkan.

Input gambar: dokpri, arahan dari pendamping sekolah kepada guru
Input gambar: dokpri, arahan dari pendamping sekolah kepada guru
Pada akhirnya, supervisi humanis reflektif harus dipahami sebagai jalan untuk menguatkan pendidikan, bukan sekadar aktivitas administratif belaka. Supervisi yang dilaksanakan dengan pendekatan dialogis, penuh empati, dan berorientasi pada refleksi akan mampu menghadirkan ruang aman bagi kepala sekolah dan guru untuk bertumbuh bersama. Karena itu, para pendidik perlu melihat supervisi bukan sebagai beban yang membebani, melainkan sebagai kesempatan emas untuk menemukan kekuatan, memperbaiki kelemahan, dan meneguhkan komitmen dalam mendidik.

Supervisi yang dijalankan dengan hati akan menyalakan semangat perubahan positif, mempererat kolaborasi, serta menumbuhkan budaya belajar berkelanjutan di sekolah. Seperti ungkapan inspiratif yang patut direnungkan bahwa supervisi sejati bukan mencari salah, melainkan menyalakan terang dalam diri pendidik untuk menemukan kelemahan dan kekurangannya dan siap memperbaiki. Diharapkan melalui supervisi ini, kepala sekolah semakin mantap dalam kepemimpinannya, guru semakin percaya diri dalam mengajar, dan pada akhirnya peserta didik merasakan manfaat dari pendidikan yang lebih bermakna, berkualitas, dan berpihak pada perkembangan mereka secara utuh.

Input gambar: dokpri, masukan-masukan dari pendamping sekolah kepada para guru
Input gambar: dokpri, masukan-masukan dari pendamping sekolah kepada para guru
Ucapan terima kasih yang tulus patut disampaikan kepada Ahmad Koso, S.Pd selaku pendamping satuan pendidikan UPTD SMPN 1 Lobalain yang dengan penuh dedikasi telah menghadirkan ruang pendampingan yang hangat dan membangun. Dengan gaya humanisnya, beliau mampu mengarahkan para guru untuk hadir berkonsultasi dan berefleksi, sehingga setiap proses supervisi tidak hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga kesempatan memperkaya wawasan, memperbaiki praktik mengajar, serta menumbuhkan kepercayaan diri. Kehadiran beliau sebagai pendamping tidak hanya menguatkan peran kepala sekolah dan guru, tetapi juga meneguhkan semangat kebersamaan dalam menciptakan budaya belajar yang lebih bermakna di sekolah.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun