Di sudut tenggara Nusantara, terdapat sebuah pulau yang menyimpan keajaiban alam tak ternilai: Rote Ndao. Pulau yang dikenal dengan budaya sasandonya ini bukan hanya kaya akan tradisi, tetapi juga menjadi rumah bagi makhluk langka yang tak ditemukan di belahan dunia manapun yakni Kura-Kura Leher Ular Rote.Â
Dengan leher panjang yang menyerupai ular dan gaya hidup yang khas, satwa ini menjadi simbol eksotisme yang membanggakan bagi Indonesia, sekaligus harta karun biologis dunia.
Oleh karena itu, kita menyelami lebih dalam pesona, peran ekologis, serta upaya menjaga keberlanjutan hidup spesies langka yang menjadi kebanggaan Rote Ndao dan dunia ini.
Kura-Kura Leher Ular Rote, atau secara ilmiah disebut Chelodina mccordi, memiliki penampilan yang sangat unik dibandingkan kura-kura pada umumnya.Â
Ciri khas utamanya adalah leher yang sangat panjang dan lentur, hampir menyerupai ular, sehingga mampu dilipat ke samping tubuhnya untuk berlindung di bawah tempurung. Ukurannya tergolong kecil, dengan tempurung berwarna cokelat hingga kehitaman yang berbentuk agak lonjong. Habitat alami kura-kura ini berada di perairan tawar seperti danau, rawa, dan kolam kecil di Pulau Rote. Mereka adalah predator oportunis, memangsa ikan kecil, serangga air, dan kadang-kadang tumbuhan.Â
Adaptasi fisik dan perilaku ini menunjukkan betapa luar biasanya spesies ini dalam bertahan hidup di lingkungan yang khas. Keberadaannya yang eksklusif di Rote Ndao menjadikan kura-kura ini salah satu satwa endemik paling langka dan paling dicari dalam dunia konservasi.
Ketiga danau ini dipilih karena kondisi lingkungannya yang mendukung kebutuhan hidup alami kura-kura tersebut, mulai dari kualitas air hingga ketersediaan makanan alami.Â
Penangkaran ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat perlindungan dari ancaman eksternal, tetapi juga menjadi pusat penelitian dan edukasi tentang pentingnya menjaga spesies endemik ini.Â