Mohon tunggu...
Salmi Isnaeni
Salmi Isnaeni Mohon Tunggu... Lainnya - pencari dollar sekaligus pencari gelar

Bekerja di salah satu minimarket di Indonesia Mahasiswi di Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kenal Rokok Sejak Dini, Inikah Masa Depan Suram yang Sebenarnya?

27 Juli 2021   04:06 Diperbarui: 27 Juli 2021   04:38 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merokok, Jangan ditiru!!!/dokpri

perekonomian lain (multiplier effect), dan

(5) kaitannya dengan sektor hulunya (backward linkages) dan kaitannya dengan sektor hilirnya ( forward linkages)

dalam menggerakkan perekonomian.

Rokok sudah sangat familiar bagi masyarakat. Bahkan tidak jarang anak-anak dibawah umur sudah mulai menghisap rokok. Karena rasa ingin tahu, merasa dengan merokok sejak dini dianggap gaul dan mengikuti tren, ingin dilihat keren, dan lain sebagainya. Sangat disayangkan bila anak-anak sudah menumpuk potensi penyakit sedari dini. 

Peranan orang tua dan lingkungan sebagai pendidik anak sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pengawasan orang tua juga sangat diperlukan dalam hal ini, terutama dalam pengawasan dan pembimbingan untuk tidak mencoba-coba rokok sedari dini. Karena sejatinya anak-anak akan meniru perilaku yang dicontohkan oleh orang tua mereka.

Sebagai salah satu karyawan swasta di salah satu minimarket di Indonesia, saya sedih terkadang ketika ada anak kecil sekitar usia 10-15 tahun ingin membeli rokok dengan imut dan polosnya tanpa tahu apa yang sedang dia beli. Saat saya balik bertanya "Apa itu rokok?", mereka hanya membalas dengan senyuman kecil dan malu-malu. Saya juga bertanya, "Siapa dek yang nyuruh beli rokok?" , "Bapak", ujarnya dengan tidak ada dosa.

Artinya, pengenalan rokok kepada anak-anak sudah dimulai sejak masa malu-malu dan polosnya dengan alasan disuruh orang tua. Sebagai contoh orang tua yang baik, dengan tegas dan bijaksana jangan pernah sekalipun menyuruh anak-anak untuk membeli rokok. Ini belum menjadi area mereka karena mereka belum tahu dampak apa saja yang akan mereka terima akibat dari sebatang rokok.

Menolak dengan tegas dan dengan tutur kata yang baik sangat diperlukan disaat seperti ini dimana lebih baik memberitahukan kepada anak-anak bahwa orang tua lebih baik membeli rokok sendiri bukan menyuruh anak-anak mereka membelinya. Karena hal sepele seperti ini sudah menjadi pondasi anak-anak dalam pengenalan terhadap rokok sejak dini. Jadi, bukan berarti tidak dilayani sebagai konsumen, karena memang sudah ada Peraturan Pemerintah yang melarang menjual tembakau kepada anak-anak sebagai berikut.

Pasal 46

"Setiap orang dilarang menyuruh anak di bawah usia 18 (depalan belas) tahun untuk menjual, membeli, atau mengonsumsi Produk Tembakau."

(PP Nomor 109 Thn 2012)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun