Aku lulus dari Taman Kanak-Kanak peringkat pertama. Aku dan Candra berpisah dan aku memilih masuk ke SD negeri favorit di daerah tempat tinggalku. Banyak prestasi yang sudah diraih oleh SD ini dan ku harap, aku bisa menuntut ilmu lebih disini.
Saat itu pakaian Taman Kanak-Kanak disimpan dan berganti jadi seragam yang umum dijual di toko seragam mana pun. Aku yakin, akan banyak ilmu disini, bahkan lebih dididik.
Biaya juga sudah bebas, jadi yang membiayai adalah langsung dari pemerintah. Kali ini aku bersekolah di sebuah bangunan sederhana yang tiap kelas hanya memiliki satu ruangan. Jadi hanya enam ruangan kelas.
Sampai pkl.06.30, belum ada yang mengisi bangku kosong. Usai upacara, aku melihat seseorang terengah-engah sambil mengelap keringat dengan sapu tangan duduk di bangku kosong sebelahku.
"Sudah minum?" tanyaku sambil duduk. Ia menggeleng. Ia memilih untuk menidurkan kepalanya di atas meja yang ia tahan dengan satu lengannya. Aku memilih untuk diam dan membaca buku yang tersedia di kelas.
"Hei, namanya siapa?" tanya perempuan berjilbab di belakangku.
"Alula, kamu?"
"Savira!"
"Dari TK mana?"
"TK Mandu, Alula?"
"TK Arya Kusuma!"